NovelToon NovelToon
Milikku Selamanya

Milikku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / CEO Amnesia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: erma _roviko

Bukan pernikahan kontrak! Satu atap selama 3 tahun hidup bagai orang asing.

Ya, Aluna sepi dan hampa, mencoba melepaskan pernikahan itu. Tapi, ketika sidang cerai, tiba-tiba Erick kecelakaan dan mengalami amnesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amnesia

Aluna mengemudi seperti orang gila. Keluar dari gerbang Wijaya Mansion, ia menginjak pedal gas mobil tuanya hingga batas maksimal, seolah kecepatan adalah satu-satunya penangkal bagi kepanikan yang mencengkeramnya. 

Di belakangnya, sirine mobil polisi dan ambulans dari berita Raina sudah terdengar samar.

Pikirannya adalah medan perang. 

Hanya beberapa jam yang lalu, ia adalah penggugat, wanita yang bertekad menukar kemewahan dengan harga diri. Sekarang, ia adalah Istri yang panik, naluri yang ia kira telah mati kini bangkit dari kuburnya, menuntut tanggung jawab yang telah ia buang.

‘Aku tidak boleh melakukan ini. Aku sudah bebas.’ Aluna mencoba berbisik, tetapi suara batinnya tenggelam oleh raungan mesin. 

Rantai krisis yang tak terduga. 

Kalimat itu kini terasa seperti kutukan, takdir telah merobek surat cerainya dan menggantinya dengan kondisi kritis Erick.

Jalanan yang ia lalui adalah jalan tol yang sama yang disebutkan Raina. 

Aluna melihat lampu-lampu polisi berkedip dari kejauhan, sisa-sisa dari benturan keras yang mengakhiri argumen mereka. 

Pemandangan itu, meskipun ia tidak bisa melihat detailnya, terasa seperti palu yang menghantam dada Aluna. Tubuhnya menegang. Ia telah merencanakan perpisahan yang bersih, dan kini ia akan menghadapi perpisahan yang brutal dan berdarah.

Saat Aluna tiba di Rumah Sakit Pusat, ia langsung merasakan perbedaan antara kehidupan lamanya dan realitas barunya. 

Mansionnya sempurna dan steril, tetapi Rumah Sakit Pusat adalah kekacauan yang intens dan fungsional. 

Aroma antiseptik yang kuat menusuk hidung, desingan mesin yang konstan, dan suara panik yang teredam memenuhi udara.

Aluna berlari ke meja resepsionis IGD. 

“Pasien atas nama Erick Wijaya! Dia baru saja dibawa ke sini dari jalan tol!”

Resepsionis itu menunjuk ke Ruang Trauma. Saat ia berbalik, Aluna melihat sekelompok orang berdiri kaku di sudut, dikelilingi oleh seorang pria berjas yang tampak seperti pengacara.

Itu adalah tuan Hartono, ayah Erick, seorang pria tua yang wajahnya dibentuk oleh kekayaan, kekuasaan, dan kekecewaan. Di sampingnya berdiri Karina, adik Erick, yang tatapannya selalu memancarkan penghakiman yang dingin.

Aluna berjalan mendekat. Ia harus siap menghadapi kebencian mereka, sebab ia adalah wanita yang mengirimkan surat cerai, dan pasti menyalahkannya atas kecelakaan yang menimpa Erick. 

Tuan Hartono menoleh. Matanya yang tajam, biasanya penuh perhitungan, kini terlihat kosong karena shock. Ia menatap Aluna, tidak dengan kemarahan, tetapi dengan kejutan murni.

“Aluna?” Suara Tuan Hartono serak. 

“Kenapa kau—”

Karina melangkah maju, kebenciannya segera mengalahkan kesedihannya. 

“Untuk apa kau datang ke sini, Aluna? Apakah kau datang untuk memastikan klaim asuransi suamimu?”

Pertanyaan Karina menusuk tajam, tetapi tidak lagi melukai Aluna. Itu adalah suara dari masa lalu yang kini terasa tidak relevan.

“Aku istrinya,” jawab Aluna, suaranya tenang dan mantap, sebuah deklarasi yang ironis. “Aku datang untuk melihatnya.”

Tanpa menunggu balasan, Aluna menerobos barikade emosional mereka dan berjalan menuju ruang trauma, dimana pintu baja itu tertutup separuh.

Aluna mendorong pintu ruang Trauma dan seketika ia terpukul oleh realitas fisik dari krisis itu. Di balik tirai putih yang ditarik, di tengah deru mesin ventilator dan suara monitor detak jantung, terbaring pria yang baru saja ia ceraikan.

Itu adalah Erick, tetapi nyaris tidak bisa dikenali. Wajahnya yang biasa kaku dan sempurna kini bengkak, dipenuhi memar, dan berlumuran darah yang sudah mengering. 

Kepalanya diperban tebal. Selang-selang dan kabel-kabel keluar dari tubuhnya, mengikatnya ke mesin-mesin yang menyalakan nya. 

Pria yang selama ini mengontrol setiap aspek hidupnya, kini dikontrol oleh teknologi medis.

Aluna berjalan perlahan ke sisi tempat tidur, lututnya terasa lemah. Ia melihat Erick. Pria yang ia tinggalkan karena terlalu dingin, kini tampak begitu rapuh, begitu manusiawi, begitu... rentan. 

Semua kemarahan dan kebenciannya terhadap pangeran berhati es itu menguap seketika.

Hati Aluna bergetar, dan ia tahu. Terlepas dari surat cerai, terlepas dari segala kebencian yang menumpuk, masih tersisa rasa. 

“Aku tidak bisa lari,” bisik Aluna, memegang tangan Erick yang dingin dan dihiasi goresan. Rantai krisis yang tak terduga itu telah menjeratnya.

“Aku hanya ingin melepaskan diri dengan cara terbaik, bukan cara brutal seperti ini. Bagaimana kau bisa kecelakaan? Apa memikirkan surat perpisahan?”

Seorang dokter muda dengan mata lelah menghampirinya. 

“Nyonya Wijaya? Saya Dokter Bayu. Saya harus bicara dengan Anda.”

Aluna melepaskan tangan Erick dan mengikuti dokter itu keluar. Tuan Hartono dan Karina sudah menunggu dengan ekspresi tegang.

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” tanya tuan Hartono, suaranya kembali ke intonasi otoritas.

Dokter Bayu menghela nafas. “Tuan Erick mengalami beberapa fraktur, pendarahan internal minor yang sudah kami stabilkan, dan patah tulang rusuk. Dia beruntung. Tapi…

Dokter itu ragu sejenak, menatap Aluna.

“Tapi apa, Dokter?” desak Aluna.

“Benturan di kepala sangat keras. Kami harus mengawasi pendarahan intrakranialnya. Dia mengalami amnesia sesaat, yang sering terjadi pada trauma seberat ini. Tapi yang lebih kami khawatirkan…” Dokter Bayu menurunkan volume suaranya, menatap lurus ke mata Aluna. 

“Kami melihat adanya kemungkinan trauma yang lebih luas. Mungkin ada kerusakan neurologis jangka panjang. Saat ini, dia koma. Kita harus menunggu sampai dia sadar untuk mengetahui sejauh mana kerusakan memorinya.”

‘Amnesia?’ Kata itu menghantam Aluna. Bukan Erick yang sadar dan marah yang akan ia hadapi, tetapi Erick yang mungkin tidak mengenali dirinya sama sekali. 

Erick yang mungkin tidak mengingat sebagai pangeran es, selalu acuh dan mengabaikannya. 

Aluna shock, tapi mengapa tragedi ini malah menghunusnya. 

Karina mendengus, tatapannya sinis ke arah dokter Bayu. 

“Omong kosong apa ini? Dokter, kau pasti salah!” protes Karina tak menelan mentah informasi yang baru saja didengarnya. 

“Tapi, itulah yang terjadi.” 

Namun, Aluna hanya melihat rantai baru itu. Takdir tidak hanya menggagalkan perceraiannya, tetapi juga merenggut identitas pria yang ia tinggalkan.

Tuan Hartono menoleh ke Aluna, matanya tiba-tiba penuh perhitungan, tidak peduli dengan kondisi medis Erick, tetapi peduli pada kendali. 

“Aluna, mulai sekarang, kau akan berada di sini. Kau adalah istrinya. Kau akan mengurus ini. Jika ada yang bertanya, kalian tidak pernah punya masalah. Ini demi nama baik perusahaan!”

Aluna menatap tuan Hartono. Permintaan untuk kebohongan terakhir ini, di tengah krisis yang mengancam jiwa, adalah penegasan final dari sifat pernikahan mereka.

Aluna mengangguk, bukan karena takut, tetapi karena tekad yang aneh. Ia telah memilih kebebasan, tetapi rantai krisis itu telah mengikatnya. Ia harus memainkan peran istri ini sekali lagi, bukan demi Tuan Hartono, tapi demi pria yang terbaring di dalam sana, yang mungkin membutuhkan Aluna untuk mengingatkannya siapa dia.

Ia telah kembali. Dan kini, ia tahu, perpisahan mereka harus menunggu sampai Erick bangun dan mengingat siapa dia, atau mungkin, mengingat siapa dia seharusnya.

1
kalea rizuky
lanjut donk
erma _roviko: Siap👍
total 1 replies
kalea rizuky
Aluna pura2 bahagia g enak mending jujur trs cerai biar aja erik gila sebel q liat laki. gt
Soraya
hadiah pertama dari q lanjut thor
erma _roviko: siap😍😍
total 1 replies
Soraya
mampir thor
erma _roviko: Makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!