NovelToon NovelToon
Hujan

Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Mengubah Takdir / Cinta Murni / Kutukan / Romansa / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 5
Nama Author: Aoxue

Original Story by Aoxue.
On Going pasti Tamat.
Ekslusif terkontrak di NovelToon, dilarang plagiat!

Di tengah hujan yang deras, seorang penulis yang nyaris menyerah pada mimpinya kehilangan naskah terakhirnya—naskah yang sangat penting dari semangat yang tersisa.
Tapi tak disangka, naskah itu justru membawanya pada pertemuan tak terduga dengan seorang gadis misterius berparas cantik, yang entah bagaimana mampu menghidupkan kembali api dalam dirinya untuk menulis.

Namun, saat hujan reda, gadis itu menghilang tanpa jejak. Siapa dia sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aoxue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 - Hujan

Sean memperhatikan Liliana yang duduk memeluk bantal di ujung sofa, pandangannya kosong ke arah jendela yang berkabut oleh embun, dan ekspresi lembut yang biasanya menghiasi wajahnya kini tampak datar. Hening menyelimuti ruangan, hanya suara hujan yang menetes pelan dari luar.

"Liliana kamu kenapa tiba-tiba diem kayak gitu?" tanya Sean yang penasaran.

Liliana menoleh dengan cepat, tersenyum tipis seolah menutupi sesuatu.

"Aku? Enggak apa-apa kok, cuma lagi mikir aja." jawab Liliana datar.

"Mikir apa? Kamu bisa cerita ke aku, kan?" Sean yang semakin bingung terus mencoba mencari tahu tentang sikap Liliana yang tiba-tiba saja terasa dingin.

Liliana menggeleng sambil tetap tersenyum kecil. Tapi sorot matanya tidak bisa membohongi Sean.

"Enggak penting, Sean. Aku cuma lelah kayaknya."

Sean menatapnya lama, ragu. Lalu akhirnya menarik napas.

"Yuk, keluar sebentar, kita jalan-jalan!"

"Hujan masih turun, tapi aku yakin udara segar bakal bikin pikiranmu lebih baik." ajak Sean.

Liliana cepat-cepat menggeleng, hampir panik.

"Enggak, maksudku, aku takut kehujanan, nanti sakit."

"Kita bisa pakai payung—" perkataan Sean langsung dipotong oleh Liliana.

"Enggak, Sean, aku mau di sini aja."

Sean terdiam, sesuatu terasa ganjil dan Liliana terlalu menolak, terlalu menghindar akan tetapi dia tidak memaksa.

"Kalo gitu, aku keluar sebentar, butuh udara."

Ia meraih jaketnya, membuka pintu, dan melangkah ke luar apartemen tanpa menoleh lagi. Hujan langsung menyambut tubuhnya, dingin dan tajam. Tapi hati Sean terasa lebih dingin daripada hujan itu sendiri.

Sudah lebih dari tiga puluh menit Liliana duduk diam di sofa, memeluk bantal dengan erat dan matanya terpaku pada jendela yang kini hanya memperlihatkan tirai air hujan yang turun tanpa henti. Pikirannya berputar-putar, menyusun segala kemungkinan yang terasa mengganggu.

"Bagaimana bisa dia meninggalkan gadis secantik aku? Dasar menyebalkan! Apa dia pergi menemui perempuan itu?" teriak Liliana di dalam hatinya.

Wajah Liliana cemberut dan kedua tangannya mulai memukul bantal yang ada di pelukannya.

"Sean bodoh! Lelaki tidak peka! Kalau dia memang punya pacar, kenapa harus peduli padaku?!"

Dum! Dum! Dum!

Pukulan-pukulan ringan di bantal menjadi pelampiasan emosi yang tidak bisa dia jelaskan sendiri.

Tiba-tiba, pintu apartemen terbuka dan Liliana sontak berhenti memukul bantal. Tubuhnya membeku sejenak dan jantungnya berdebar ketika mendengar suara langkah kaki yang familiar.

"Aku nggak pergi jauh, cuma beli ini." kata Sean yang baru saja masuk dengan keadaan sedikit basah.

Sean mengangkat kantong plastik dari minimarket yang sinya, beberapa bungkus camilan, dua botol minuman hangat, dan satu kotak kecil cokelat.

Dia menghampiri Liliana dengan tanpa berkata apa-apa, meletakkan semuanya camilan yang baru ia beli di atas meja, depan sofa.

Sean menunduk sedikit dan berkata, "Aku tahu kamu pasti kesal, tapi aku nggak bermaksud ninggalin kamu dan aku cuma pengen bikin kamu sedikit lebih baik."

Liliana terdiam, pipinya yang tadinya merona karena marah kini perlahan berubah menjadi merah karena malu dan dia merasa seperti anak kecil yang mengamuk tanpa alasan.

"Kamu, beli ini buat aku?" tanya Liliana pelan sembari menatap camilan.

"Yah, sebagian buat aku juga sih. Tapi, yang cokelat itu, khusus buat kamu." jawab Sean dengan tulus.

Senyum kecil muncul di bibir Liliana, walau dia mencoba menahannya.

"Dasar bodoh, lain kali bilang dulu kalau mau pergi." ketus Liliana.

"Iya, Nona, siap!" jawab Sean dengan berkata lain di dalam hatinya, "Padahal aku sudah bilang, bukan?"

Liliana mengambil cokelat itu dan memalingkan wajahnya agar Sean tidak melihat senyumnya yang akhirnya pecah juga.

Tapi dalam hati, dia merasa hangat dan sedikit, hanya sedikit namun terlalu nyaman di sisi pria menyebalkan ini.

Setelah menerima camilan dari Sean, Liliana langsung membuka bungkus cokelat yang khusus diberikan untuknya dan mulai memakannya.

Camilan lain pun ikut dia ambil, dari kue manis hingga keripik asin, semuanya terasa seperti kenikmatan yang baru dia temui dalam hidupnya.

Sean duduk di sampingnya sambil membuka sebungkus keripik jagung, lalu meraih remote TV dan menekan tombol "play" pada film yang sudah dia pilih sebelumnya.

"Ini film favoritku, bukan film yang berat-berat, tapi punya cerita yang ngena." kata Sean dengan sedikit penjelasan.

Liliana tidak menjawab, matanya sudah terpaku pada layar TV dengan adegan pembuka film memperlihatkan dunia fantasi yang megah, dipenuhi makhluk ajaib dan alur cerita yang menarik.

Cahaya dari layar memantul di wajahnya yang penuh ekspresi kekaguman.

Sambil terus mengunyah, Liliana tanpa sadar bersuara.

"Indah sekali." gumam Liliana yang saat ini menikmati filmnya.

Sean melirik, melihat betapa terpesonanya Liliana dengan film itu.

"Aku sangat suka cerita, entah itu novel, komik atau film seperti ini, apalagi novel karya Aoxue dunia imajinasi yang dia buat itu selalu terasa seperti tempat di mana aku bisa bebas dan tanpa batas." lirih Liliana yang masih menatap layar.

Sean tersenyum kecil, menikmati momen langka ketika Liliana membuka dirinya secara alami.

"Begitu ya? Mungkin itu alasan kenapa kamu bisa datang ke duniaku."

Liliana menoleh ke Sean, sedikit bingung.

"Maksudmu?"

"Kamu suka cerita dan aku seorang penulis, mungkin takdir menyatukan dua orang yang mencintai dunia fiksi dengan cara yang aneh." ujar Sean dengan sedikit keyakinan sambil menatap layar.

Liliana terdiam, kata-kata Sean barusan terasa sederhana, namun entah kenapa membuat hatinya berdebar dan dia menatap pria di sebelahnya, yang kini tidak tampak seperti orang asing lagi.

"Kalau begitu, mungkin aku harus tetap dekat denganmu agar aku bisa terus menikmati cerita." ucap Liliana yang kini tersenyum.

"Kau tahu? Itu ide yang cukup bagus." kata Sean dan dirinya menoleh ke arah Liliana yang membuat dirinya juga tersenyum.

Layar TV terus memutar cerita yang memikat, tapi kini, kisah mereka terasa jauh lebih menarik dibandingkan film apa pun yang sedang mereka tonton.

Suara dering ponsel kembali memecah suasana nyaman di antara Liliana dan Sean. Kali ini, Sean tidak buru-buru berdiri seperti sebelumnya.

Ia mengangkat ponselnya di tempat, masih duduk di samping Liliana yang kini mulai memperhatikan pembicaraannya.

"Halo? Oh, iya iya, aku tahu naskahnya sudah selesai, aku butuh waktu sedikit lagi untuk revisi terakhir." kata Sean dengan santai.

Dari seberang, terdengar suara seorang wanita yang terdengar hangat tapi tegas. Suaranya cukup keras hingga Liliana bisa mendengarnya dengan samar, meski tak begitu jelas.

"Kita harus segera bertemu, Sean. Ada beberapa tawaran penerbit besar, dan aku butuh keputusanmu, aku juga ingin lihat kamu, sudah lama sekali kita tidak bertemu."

Sean melirik ke arah Liliana, gadis itu hanya diam, memandanginya dengan sorot mata datar namun penuh rasa penasaran dan dia tampak menunggu.

"Baiklah, atur tempatnya, aku akan datang." ujar Sean dalam nada ragu dan setelah melihat ke arah Liliana jawaban dia pun terasa mantap.

Liliana menunduk perlahan, cokelat di tangannya tak lagi terasa manis dan dia tidak tahu kenapa, tapi ada bagian dari dirinya yang terasa dingin.

Sean menutup telepon, kemudian menatap Liliana.

"Kalau kamu nggak keberatan, boleh aku pergi sebentar?" tanya Sean.

1
M miftahus Sururi Aas ikuloh
keren banget xue... nice
girl
itu teracabut, katanya emang teracabut apa tercabut
girl: makasih dah kasih tau
Aoxue: ga salah, emng belum tau
total 6 replies
girl
udah serius baca eh ada typo🤣
Aoxue: mna typo nya
total 1 replies
girl
apakah tidak bisa dipersatukan krmbali?
girl
sad sih emang kalau terlalu mencintai berlebihan
girl
kadang pengharapan yang tinggi justru menjatuhkan lebih dalam
girl
jika kembali dengan versi lebih baik itu sepertinya akan terlihat bagus
girl
kasihan
girl
bisa balikin ingatannya gak sih thor, kasihan liliana
girl
up soalnya masih bingung
girl
jadi waktu itu ternyata dicuekin emang belum kenal yah
girl
lagi nunggu lanjutan yg kemaren
Dark
apa karna dia kau mau kesana lagi karma? dan uhm apakah yang terjadi sampai kalian bisa selamat dari kejadian malam itu?
Dark
jangan bilang lu jatuh bareng 🏃🏃🏃
Dark
ck kaga jadi niih,haiss aku udah nantiin kamu jump loh 🤣🤣
Dark
wkwkwk jadi kaga fokus bundirnya yah🤣🤣
Yunia Afida
kayak kecuten
Yunia Afida
magic iniya
Desilia Chisfia Lina
jadi dia mau bunuh diri karena perundungan
YouTrie
Oh jadi ini alasanya gak mau sekolah di situ ternyata karma dibuli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!