Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 7 Emang dia siapa
Abel menyunggingkan senyuman nya," kamu siapa, nyuruh - nyuruh gue. Lagian punya sepatu KW aja sombong."
"Ternyata Lo ngga berubah ya dari dulu, suka pakai barang yang KW, jangan - jangan semua yang melekat dalam tubuh mu sekarang juga KW lagi," ucap Abel dengan begitu tenang sekali, namun ucapan Abel itu mampu mematik amarah dalam diri Cindy.
Kalian jelas tidak lupa bukan jika dulu nya Abel adalah orang kaya, semua barang yang dia gunakan dulu adalah barang - barang ORI. Jadi, jelas dia sangat tahu jika sepatu yang dipakai Cindy saat ini memang bukan barang mahal apalagi ORI. Terlebih Abel sangat paham dengan karakter Cindy itu seperti apa sejak dulu wanita itu memang suka meniru segala sesuatu yang di miliki Abel bahkan rela membeli barang - barang KW yang mirip dengan yang di miliki oleh Abel.
"Kamu...." geram Cindy dengan tatapan yang begitu tajam ke arah Abel.
"Kenapa? Apa yang aku katakan benar bukan?" kata Abel masih dengan sikap yang tenang.
Kaivan yang sejak tadi hanya menyimak perdebatan sengit antara dua gadis yang pernah menjadi rival sewaktu SMA dulu itu pun hanya menyunggingkan senyumannya.
"Ternyata dia masih sama seperti dulu," batin Kaivan.
Prok,
Prok,
Prok,
Tiba - tiba terdengar suara tepukan tangan Citra, perempuan itu berjalan menghampiri Abel dan Cindy dengan sebuah senyuman yang sulit di artikan. Citra berjalan mengitari Abel sambil ke dua mata nya memindai penampilan Abel saat ini.
Bruk,
"Awws.." ringis Abel yang tiba - tiba ke dua lutut kaki nya menyentuh dingin nya lantai marmer yang ada di ruangan itu.
"Wanita sombong seperti dia harus nya diperlakukan seperti ini," ucap Citra dengan begitu sinis.
Gadis itu sengaja menyenggol kaki Abel dengan begitu kuat sehingga membuat Abel hilang keseimbangan dan jatuh tersungkur dengan posisi lutut tepat di hadapan sepatu Cindy.
Kaivan dan beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu terperangah melihat apa yang di lakukan oleh Citra, sungguh ini di luar dugaan mereka. Karena yang mereka tahu dulu Abel dan Citra bersahabat, bahkan persahabatan mereka sangat dekat sekali. Dimana ada Abel di situ pasti ada Citra, begitu pun sebaliknya.
Cindy langsung terlihat senang dengan apa yang di lakukan oleh Citra," wah ..gue kira Lo bakal belain dia, ternyata...."
Citra tersenyum sinis dan mengerutkan dahi nya," kenapa gue harus belain dia? Emang dia siapa?" ucap Citra sambil berlalu pergi dan kembali duduk di dekat Kaivan. Namun kali ini ada yang berbeda, saat Citra ingin mengalungkan tangan nya di lengan Kaivan. Pria itu langsung menepis nya dengan kasar.
Abel hanya menatap sendu sahabat nya itu, dia tidak menyangka jika Citra bisa berubah seperti itu.
"Abeliaza Azalea...sekarang Lo sudah tahu bukan jika posisi Lo emang berada di bawah seperti ini, jadi sekarang cepat bersihin sepatu gue," kata Cindy dengan meninggikan suara nya.
Kedua tangan Abel mengepal kuat, dengan susah payah gadis itu berdiri sekalipun lutut kaki nya terasa sakit akibat benturan yang lumayan kuat tadi, dan telapak kaki nya yang terasa sangat perih namun sebisa mungkin dia harus tetap terlihat kuat saat ini.
"Sampai kapan pun gue tidak sudi membersihkan sepatu murahan Lo itu. Urusan gue saat ini hanya dengan Kaivan, bukan dengan Lo atau pun yang lain."
"Waw....ternyata Lo ngga berubah ya, masih tetap songong, tapi seperti nya Lo lupa apa yang Kaivan katakan tadi, jika Lo di sini itu sebagai pelayan kita. Jadi seorang pelayan itu harus menurut apa yang di inginkan tuan nya, bukan kah begitu Kai," Cindy melirik ke arah Kaivan, namun sayang nya laki - laki itu tidak bereaksi apa - apa. Kaivan justru berdiri dan berjalan ke arah Abel dan menarik tangan gadis itu ke arah sepatu Cindy, alhasil Abel terjatuh tersungkur kembali untuk kedua kalinya.
"Kamu tidak lupa dengan tujuan kamu datang ke sini kan ! Jadi sekarang bersihkan sepatu Cindy dan cepat buka minuman itu dengan tangan mu!" kata Kaivan dengan nada yang penuh dengan penekanan.
Deg,
Abel mendongakkan kepala nya menatap ke arah Kaivan, sekuat apa kun wanita itu menahan air mata nya pada akhir nya cairan bening itu pun tetap saja meluncur dari mata nya.
Kaivan langsung mengalihkan pandangannya ketika melihat air mata Abel, jauh dalam lubuk hati Kaivan yang terdalam ada rasa sesak dalam hati nya ketika melihat sorot kesedihan dalam mata Abel. Namun secepat mungkin Kaivan membuang segala perasaan itu.
Tanpa sepatah kata pun Abel akhirnya membersihkan sepatu Cindy dengan menggunakan tisu. Wanita itu tersenyum puas karena pada akhirnya dia bisa mengalahkan seorang Abeliaza Azalea bahkan dia juga bisa membuat rival nya itu berada di bawah kaki nya.
Setelah membersihkan sepatu Cindy, gadis cantik itu pun melakukan apa yang di perintahkan Kaivan tadi yaitu membuka botol minuman dengan menggunakan tangan nya. Padahal di sana ada alat khusus yang di peruntukan untuk membuka botol minuman tersebut, tapi Kaivan seolah sengaja ingin membuat Abel kesusahan dan menderita malam ini.
Dengan susah payah akhirnya Abel pun bisa membuka seluruh botol minuman itu, sekalipun jari - jari tangan nya menjadi terluka bahkan ada salah satu jari nya yang sampai mengeluarkan darah segar mengalir sampai menetes ke lantai.
"Ya Allah...beri hamba mu ini kekuatan," doa Abel dalam hati nya saat dia memejamkan mata nya sejenak guna menghalau rasa sakit yang dia rasakan pada jari - jari tangan kanan nya itu. Bahkan saat ini tangan kanan nya itu sudah bergetar hebat akibat luka tersebut. Wajah Abel pun terlihat sudah pucat saat ini, tubuh nya juga terasa lemas.
"Kamu benar - benar sudah kelewat Kai, aku kira kamu hanya ingin bermain - main saja tadi nya tapi aku tidak menyangka jika kamu akan berbuat seperti ini pada Abel," ucap salah satu pria yang saat ini menatap tajam ke arah Kaivan.
Tanpa banyak kata, pria itu langsung meraih tubuh Abel dan membopong tubuh yang hampir terhuyung jatuh itu keluar dari ruangan itu.
Kaivan menggertakkan gigi nya, rahang nya pun langsung mengeras saat melihat Dafa membawa pergi Abel.
Ya, laki - laki yang membawa Abel pergi tadi adalah Dafa. Dia teman satu kelas Kaivan dulu semasa sekolah. Sejak tadi Dafa menahan diri untuk tidak ikut campur dengan apa yang Kaivan lakukan tapi lama kelamaan apa yang Kaivan perbuat sudah sangat keterlaluan menurut Dafa, sehingga membuat laki - laki berkacamata itu langsung mengambil tindakan tegas.
"Dafa Mahendra...."
hehhh citra krnapa km marah ya gpp kali kaivan sm abel mereka kan suami istri
Tetap 💪💪 Bel
kasian abel selalu di bentak kai, abel itu ga bisa masak kai, maklum tdnya orang kaya yg apa" dikerjakan pembantu
kak othor bikin ceweknya be smart dong?? jangan bersikap begitu Mulu?? masa dari awal part samp sekarang?? gak ada perlawanan sama sekali??
atau bikin Abel bersikap tegas dan elegan gitu?? jangan terus dibikin bikin diam dan bego Mulu , sama sikap kaivan maupun teman nya??? aneehhhhhhh?????
pergilah tanpa jejak dan semoga ditempat yg baru kamu bisa jadi orang yg sukses 🤲🙏