NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Milik Dokter Obsesif

Anak Rahasia Milik Dokter Obsesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Single Mom / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:27.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ridz

"Jika kamu hamil, bawa benih itu dan anggap aku tidak pernah memberikannya!"

Aruna meninggalkan pernikahannya dengan Tuan Muda Pertama dari Keluarga McLane, menjalani kehidupan sendirian, Aruna menemukan takdir baru bersama anak di kandungannya, tapi kenapa sang Tuan Muda malah seperti kehilangan pijakan hidupnya.

-

Aruna sudah melupakan laki-laki ini, tapi kenapa dia malah dihadapkan dengan dia sekali lagi.

"Aruna, anak yang bersamamu, siapakah dia?" —Rowan

"Aku kira kau tidak punya waktu untuk lebih peduli kepada orang lain, Tuan Muda!" —Nuna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 25 | Mereka Lupa Siapa Pemeran Utamanya

Aruna berjalan disamping Dokter Theo, sesi konsultasi mereka yang berlangsung selama satu jam lebih, tampaknya membuat Aruna sedikit lebih baik. Mereka berdua kini sedang berjalan keluar dari rumah sakit dimana, Dokter Theo menemani Aruna keluar.

"Padahal Dokter tidak perlu repot-repot hanya untuk mengantarkan saya keluar." Aruna menatap Dokter Theo yang membuat Dokter Theo hanya menyulam senyum didalamnya. "Sekali lagi terimakasih, Dokter."

"Tidak apa-apa, antrian konsultasi hari ini juga sudah berakhir, saya sudah memesan taksi untuk Nona," jawab Dokter Theo saat mereka berhenti di parkiran.

Aruna hanya tersenyum dan mengangguk. "Dokter benar-benar baik." Padahal Aruna punya Rowan yang kini sedang bucin kepadanya tapi Aruna tidak pernah menganggap kehadiran Rowan sebagai bentuk kebaikan, at least untuk saat ini.

"Kenapa tidak membawa Aiden, saya merindukan anak itu, bagaimana dengan keadaan komunikasinya?" tanya Dokter Theo sembari mereka menunggu taksi untuk Aruna.

"Aiden saya titipkan jadi tidak membawanya, dia masih speech delay, tapi akhir-akhir ini dia bisa menyebutkan satu kata." Satu kata yang membuat Aruna kesal karena Aiden cuma bisa menyebut daddy tapi tidak bisa mommy. "Saya sangat senang dia berkembang dengan baik."

"Oh Iyah? Kapan-kapan bisakah saya singgah di apartement Nona Aruna, atau toko bunga untuk menemui Aiden?" Dokter Theo tersenyum sangat manis sekarang.

Aruna mengangguk. "Apartement saya saat ini kosong, saya sudah pindah, tapi kapan-kapan, kalau dokter punya waktu, Dokter Theo, bisa singgah ke toko bunga, untuk bertemu Aiden."

"Saya akan meluangkan waktu nantinya, ah itu taksi Nona sudah datang."

Aruna melihat ke arah yang di tunjuk oleh Dokter Theo, ternyata ada sebuah mobil taksi yang mendekat ke arah mereka, sesampainya mobil itu di hadapan mereka, Dokter Theo dengan sigap membukakan pintu untuk Aruna masuk ke dalam taksi.

"Sekali lagi, terima kasih untuk hari ini, Dokter."

"Sama-sama, Nona."

Aruna hendak menutup pintu taksi, tapi Dokter Theo menghalanginya dan menatap Aruna sejenak. "Tunggu sebentar, mengenai saran saya untuk berkencan, barangkali Nona ragu dengan laki-laki asing, saya siap untuk menjadi teman kencan, Nona."

Aruna terdiam, sementara Dokter Theo hanya menggaruk tengkuk dengan ekspresi sedikit malu-malu. "Hubungi saya, jika Nona membutuhkannya, saya akan siap kapan saja."

Aruna tidak menjawab, Dokter Theo menutup pintu mobil taksi tersebut, taksi tersebut berjalan meninggalkan area rumah sakit, tanpa jawaban dari jawaban atas pernyataan Dokter Theo kepadanya.

Taksi itu melaju menuju rumah tempat Aruna dan Rowan tinggal bersama, tidak butuh waktu lama karena jarak antara rumah sakit dan rumah itu cukup dekat, dengan mempertimbangkan Rowan sebagai pemilik rumah sekaligus direktur dari rumah sakit itu, tentunya Rowan ingin jarak yang dekat dari rumah ke tempat kerja.

Sesampainya di rumah, Aruna segera turun dari taksi dan membayar argonya, ia mendapati rumah sedang sepi, bahkan mobil Rowan tidak ada, Aruna masuk ke dalam rumah setelah menekan pin smart door rumah itu. Dan benar saja keadaan rumah itu sekarang tengah kosong.

"Rowan? Aiden?" Tidak ada jawaban, Aruna memilih duduk di sofa dan menyandarkan badannya di punggung sofa. "Mereka sedang kemana sekarang?" Aruna tidak terlalu berpikir panjang tentang dimana Rowan sekarang, karena baginya dia hanya lelah hari ini.

"Aku sedikit merindukan laki-laki, itu." Aruna terhenyak, dia memukul mulutnya sendiri atas ucapan implusifnya, dia datang ke psikiater atas gangguan kecemasan akan kehadiran Rowan, Aruna takut kehadiran Rowan membuat Aruna larut dan melupakan balas dendamnya, yah Aruna tidak hanya ingin membalas Gantara tapi juga Rowan dengan cara memcampakkan Rowan setelah Rowan benar jatuh cinta kepadanya, dan situasi yang seharusnya terjadi adalah, hanya Rowan yang jatuh cinta, bukan Aruna. Namun, kehadiran Rowan dengan segala tingkahnya, benar-benar menjadi tanda peringatan untuk hati Aruna sendiri.

"Apakah aku harus menerima tawaran Dokter Theo untuk berkencan, Dokter Theo juga laki-laki yang baik."

Aruna menimbang sejenak, dia duduk menghela napas sebelum suara ponselnya berdering. "Rowan?" Aruna langsung mengambil ponselnya tapi ekspetasinya berubah saat nama yang tertera di kontak pemanggil itu adalah Daniel bukan Rowan, sekali lagi Aruna mengutuk dirinya sendiri karena dia benar-benar bisa ber ketergantungan dengan Rowan, dan buka itu rencananya.

"Sadarlah Aruna, Rowan itu laki-laki jahat, dia pernah merendahkan dirimu, dia pernah membuat kamu terluka, ingin menyingkirkan kandunganmu dulu, saat kau bertanya kepadanya, dan dia tidak berhati nurani, kau sendiri yang meminta jangan bermain hati dan seharusnya tidak begitu." Aruna melontarkan kata-kata untuk dirinya sendiri.

DRT! Aruna tersadar dari keambiguan dirinya sendiri saat menyadari bahwa sedari tadi Daniel menelepon, Aruna segera mengangkatnya yang membuat Aruna bisa mendengar suara Daniel di ujung telepon.

"Ada apa kak?" jawab Aruna saat sambungan itu tersambung.

Daniel menjawab balik dengan pertanyaan. "Apa maksud chatmu, kamu meminta Rowan memonopoli perusahaan keluarganya, kau tahu, meskipun perusahaan keluarga Rowan membantu ayah, itu tidak akan merubah banyak hal dari rencana balas dendammu, apa kamu punya niat lain, sekarang?"

Aruna tersenyum, sudah dia duga, kakaknya yang satu ini sangat peka. "Akhirnya aku punya tujuan lain selain menghancurkan ayah, aku juga akan menghancurkan ayah kandungku."

"Maksud kamu, kakak gak ngerti."

Aruna tersenyum sinis, dia menjentikkan jarinya dan mengibaskan rambutnya sedikit. "Ada yang berkata, mengambil kesempatan di air yang keruh."

Daniel masih diam. "Logan McLane, dia adalah ayah kandungku, aku sudah mengetahui infonya tadi pagi."

"Dari siapa?" tanya Daniel benar-benar penasaran. "Apakah dari—"

Aruna tahu kemana arah pembicaraan Daniel. "Yah dari Bom waktu yang ku tanam dari dalam," jawab Aruna.

"Nuna, kakak gak masalah dengan apapun rencana kamu, tapi bukankah saat ini, kau lebih baik fokus dengan kesepakatanmu bersama Rowan untuk menghancurkan ayah Gantara terlebih dahulu?"

Aruna melepas sepatunya, ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. "Siapa bilang aku akan melakukan tugas sekaligus, seperti itu."

"Jadi?"

"Jika Rowan bisa melakukannya dengan memonopoli perusahaan keluarganya sendiri, dan aku? Aku bisa melihat kehancuran Logan ditangan Rowan sendiri, tanpa mengotori tanganku."

"Nuna—" Daniel terhenyak, rencana Aruna benar-benar tersusun rapih, seakan-akan semua sudah tersirat jelas dan sebab, dampak dan akibat dengan menerima segala konsekuensi yang ada.

"Tenang saja kak, aku sudah berjanji, Ayah Gantara dan Logan yang sudah mempermainkan kehormatan Mama Laura, dan juga Rowan yang sudah memcampakkanku, semuanya akan menerima sebab-akibat yang sama, dan saat itu tiba, aku tidak akan terbelenggu lagi dalam trauma masa lalu."

Daniel berujar. "Apakah kau tetap akan mencampakkan Rowan?"

Bagi Aruna, setidaknya itu rencana saat ini, tapi Aruna perlu alasan agar saat waktunya tiba, dia benar-benar ikhlas membalas perbuatan Rowan, toh semua kemanisan dan kebaikannya hanya akan dia manfaatkan untuk saat ini.

"Mereka lupa, siapa pemeran utamanya."

— TBC

1
Linda Liddia
Semangat thor harus lanjut sampe ceritanya end jgn ngegantung ceritanya thor..
Ditunggu crazy up'nya thor
Ella Younieatie
di tunggu up nya thor
Agustin Indah Setiyaningsih
lohh..lohhh..kok bisa?
up yg banyak dong thorr,
Ridz: aku aja mikir kak kok bisa 😭
total 1 replies
she
ok, semangat up thoor
Mrs.Riozelino Fernandez
oooh...aku kira gtu tadi kk...sempat terdiam juga bacanya 😅😅😅😅
Mrs.Riozelino Fernandez
😳😳😳😳😳😳
apa itu??????
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya...
orang pertama yang mendengar kan Aiden bicara adalah Daddy nya...
Mrs.Riozelino Fernandez
makasih kk othor yang baik🙏💖
Mrs.Riozelino Fernandez: udah kek pelajaran PKN kita yah,,,,
rukun ,damai, toleransi, gotong royong 😆😆😆😆
Ridz: cama2 pembaca ku yg uwuwu
rukun2 yah kitaaa
total 2 replies
Sunaryati
Masih lanjut nggak Thoor, jika lanjut kutunggu, jika tidak tak delete
Ridz: lanjuttt
total 1 replies
l3_nie
good
l3_nie
good
Liswati Angelina
tentunya kamu ayah aiden rowan.....
Liswati Angelina
semoga mereka rujuk beneran.....
Mrs.Riozelino Fernandez
di kehidupan nyata juga banyak yang pacaran kissing kk Thor 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
ya ampun 😆😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
wow.... keren juga kakek Logan...
Mrs.Riozelino Fernandez
sebenarnya disini kakek Logan ada bener nya sih...dulu Rowan dengan gampangnya menceraikan Aruna...
mempermainkan pernikahan...padahal dia sudah meniduri Aruna...
Mrs.Riozelino Fernandez
sendok kaya,istilah untuk anak keturunan orang kaya kk Thor...🙏
Mrs.Riozelino Fernandez: sendok emas...🙏
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
semangat Kk Thor💪💪💪
semoga hasilnya memuaskan...💗
Mardiana
ada mauny aja bilangnya "istri kesayangan ku" 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!