Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 - Kabar Tentang Ifa
Rudi memang diketahui merupakan pembunuh berantai yang mengincar gadis remaja. Itulah alasannya kenapa banyak orang yang tak percaya kalau Rudi adalah pembunuh Farah.
Seorang lelaki bernama Ivan telah di penjara karena mengaku sudah membunuh Farah. Namun hanya Yuda yang curiga bahwa bukan Ivan pembunuhnya. Yuda mengetahui itu karena skenario kasus pembunuhan istrinya terasa ada yang aneh. Tidak heran Yuda terus mencoba mencari keberadaan Rudi. Ia semakin curiga saat Rudi tidak bisa ditemui di penjara.
"Kenapa kau bisa menyimpulkannya secepat itu?" tanya Yuda.
"Karena aku tahu ada remaja lain yang menghilang. Aku mengetahuinya dari temanku yang bekerja di sekolah lain," jelas Afwan. Dia merupakan seorang guru bahasa Indonesia. Afwan cukup dekat dengan Yuda.
Di sisi lain, Rasti sudah bergabung dengan barisan. Kebetulan barisan dibuat sesuai kelas. Dari jauh dia bisa melihat Fatma dan gengnya berada di kelas sebelah.
Fatma terlihat berlagak seperti gadis paling cantik di sekolah. Dia centil, sombong, dan suka meremehkan orang. Rasti benar-benar jijik melihatnya. Fatma benar-benar seorang antagonis di dunia nyata.
"Ekhem! Selamat pagi anak-anakku tercinta. Maaf sudah membuat kalian panik pagi-pagi begini." Fathur selaku kepala sekolah bicara menggunakan pengeras suara.
Bersamaan dengan itu, seorang cowok diam-diam menepuk pundak Rasti. Jali namanya. Dia merupakan teman dekat Ifa.
"Kau kan orang yang terakhir bicara sama Ifa kemarin?" tanya Jali.
Rasti menoleh. Dia melihat ada cowok berandal yang mengajaknya bicara. Jali bisa terbilang tampan. Tetapi pakaian yang berantakan serta rambut pirang ala jametnya, membuat penampilan cowok tersebut jadi minus.
"Ifa? Kami cuman bersihin toilet bareng kok," tanggap Rasti.
Orang-orang sekitar terlihat takut dengan sosok Jali. Namun tidak bagi Rasti.
Jali menarik lengan Rasti. Memasang tatapan tajam. "Aku dengar kau yang sudah bikin Ifa nggak jadi bolos kemarin?!" timpalnya. Bicara dengan nada pelan namun penuh penekanan.
"Membolos? Justru Ifa yang membuatku terlibat masalah!" Rasti tak terima disalahkan. Dia sekuat tenaga melepaskan pegangan Jali.
"Dasar gendut! Kau akan--"
"Pagi ini kita baru saja mendapatkan kabar buruk mengenai teman kita yang bernama Sarifa Renjana. Dia dilaporkan sudah menghilang sejak kemarin. Aku tahu ini bisa dibilang terlalu dini menyimpulkan. Aku juga percaya Ifa bisa ditemukan secepat mungkin. Tapi demi melindungi keselamatan semuanya, aku menyarankan kalian mulai sekarang agar lebih berhati-hati. Jangan kelayaban saat pulang sekolah. Bapak sarankan kalian langsung pulang. Dan usahakan jangan sendirian," ujar Fathur panjang lebar.
"If-ifa menghilang?" Rasti dibuat kaget dengan kabar yang diberikan Fathur. Pantas saja Jali mendekat dan mengajaknya bicara.
"Sekarang kau dengarkan?" tukas Jali.
"Apa maksudmu? Kau mengira aku harus bertanggung jawab dengan menghilangnya Ifa?" balas Rasti sembari mengerutkan dahi.
"Tentu saja. Andai bukan karenamu, Ifa kemarin bisa membolos. Dia juga tidak akan pulang sendirian!" sahut Jali. Sepertinya dia memang menyalahkan Rasti atas menghilangnya Ifa.
"Hei! Pantaskah aku disalahkan? Aku bahkan sama sekali tidak mengenal Ifa. Dia yang tiba-tiba menyeretku untuk membantunya melompati tembok sekolah!" Terjadi perdebatan tak terduga di antara Rasti dan Jali. Lama-kelamaan mereka menarik perhatian orang sekitar.
"Berani sekali kau kepadaku?! Kena gamparanku baru tahu rasa!" Jali mengangkat tangannya ke depan wajah Rasti. Seakan siap memberi tamparan ke wajah gadis tersebut.
"Kau mau gampar? Gampar aja! Kau pikir aku takut!" tantang Rasti sambil berkacak pinggang. Semua orang berdecak kagum melihat keberaniannya.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁