NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:63k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Sesuatu Yang Gila

Memasak berdua rasanya begitu menyenangkan. Enrique yang biasa terlihat kaku, bicara seadanya bahkan cenderung cuek, kini nampak berbeda.

"Makan yang banyak, El. Porsi makan mu harus untuk dua orang." ujar Enrique saat masakan sudah selesai dan mereka kini sedang sarapan berdua.

"Jangan terlalu banyak. Nanti aku kegemukan." kata Elora sambil tersenyum sedikit malu karena Enrique terus memandangnya.

"Enrique, bagaimana hasil panennya?" tanya Elora untuk mengalihkan pembicaraan.

"Hasilnya sangat baik. Buahnya melimpah. Kami akan bisa memenuhi permintaan pasar yang memang cukup banyak."

"Wah, para pekerja pasti sangat suka dengan hasil panen ini. Apakah kamu memberikan mereka bonus?"

"Tentu saja. Opa selalu mengajarkan kepada ku tentang menghargai para pekerja. Tanpa mereka sebenarnya kita bukan apa-apa."

Elora mengangguk. "Aku jadi ingat dengan sawah paman ku di kampung. Di sana aku juga suka membantu paman. Hal yang paling menyenangkan adalah saat panen. Bibi pasti akan memasak makanan yang enak agar pamanku semangat dalam bekerja." mata Elora jadi berkaca-kaca saat memikirkan keluarganya di Indonesia.

"Kamu merindukan mereka?" tanya Enrique.

"Sangat rindu. Aku juga rindu suasana rumah sakit. Bau obatnya, kesibukannya saat banyak pasien."

Enrique meraih tangan Elora. "Maafkan aku. Karena keinginanku untuk mendapatkan anak ini, aku jadi penghalang bagi semua mimpi mu. Aku janji jika anak ini sudah lahir, aku tak akan menghalangi semua yang kamu inginkan." kata Enrique.

"Terima kasih." Elora menarik tangannya perlahan dari genggaman Enrique. Ia merasa sensitif ketika Enrique menyentuhnya.

"Kita akan makan siang apa? Kamu mau sesuatu? Aku akan minta Willy untuk membelinya." tanya Enrique. Ia menghabiskan kopinya lalu segera membereskan meja makan.

"Enrique, aku ingin keluar dan jalan-jalan. Bolehkah? Sudah seminggu aku di sini saja."

"Boleh. Kamu mau kemana?"

"Mungkin membeli roti bakar di taman kota."

"Aku mandi dulu ya?"

"Kamu mau menemani?"

"Tentu saja." Jawab Enrique lalu menutup mesin pencuci piring. Ia pun segera ke kamar untuk mandi.

Sementara Enrique mandi, Elora merapikan tempat tidur yang nampak berantakan. Gadis itu mengingat kembali apa yang mereka lakukan semalam. Bulu kuduk Elora menjadi merinding saat membayangkan sensasi yang ia dapatkan.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Ada sesuatu yang membuatnya ingin merasakan lagi hangatnya pelukan Enrique.

"Aku sudah gila!" katanya dalam bahasa Indonesia.

"Ada apa?" tanya Enrique yang baru keluar dari kamar mandi.

"Eh, tidak.....!" Elora buru-buru menggeleng. Hatinya bergetar kembali melihat Enrique yang hanya menggunakan bawahan saja sementara bagian atasnya polos. Perut roti sobeknya sangat terlihat jelas.

Melihat wajah Elora yang bersemu merah membuat Enrique tersenyum. Lelaki itu membuka lemari untuk mencari beberapa pakaiannya yang masih ada di lemari ini. Elora memang sudah pindah ke kamar Enrique karena kamar yang satunya lagi jendelanya tak bisa di buka. Elora suka dengan ruangan yang terbuka. Sudah sebulan ia menempati kamar Enrique ini.

"Kita pergi sekarang !" ajak Enrique. Elora mengambil karet untuk mengikat rambutnya. Keduanya melangkah ke luar secara bersama dan bodyguard Enrique mengikuti mereka dengan menjaga jarak supaya tak terlalu menarik perhatian.

"Wah, perutnya sudah besar. Ini baby boy kan?" tanya ibu penjual roti bakar itu.

"Kanapa ibu tahu?" tanya Enrique.

"Aku bisa membedakan perut yang isinya anak perempuan dan anak laki-laki."

Elora dan Enrique saling berpandangan. "Ibu itu bisa tahu ya?" ujar Elora saat keduanya sudah duduk di bangku taman. Kebetulan pagi ini cuaca tak begitu panas bahkan cenderung berawan.

"Mungkin dia punya talenta khusus untuk itu. Bagaimana rotinya?" tanya Enrique.

"Masih tetap enak. Mau mencobanya?"

"Aku kenyang."

"Ayolah. Gigit di bagian ini." Elora menunjukan bagian roti yang belum digigitny

Enrique mencoba mengigit roti itu. "Enak."

"Tuh kan apa ku bilang. Rasanya enak. Eh, ada coklat....'

"Di mana?"

Elora mengulurkan tangannya lalu menyeka coklat yang ada di sudut bibir Enrique. Cowok itu justru menahan tangan Elora dan mengecupnya perlahan. "Aku bayangkan jika anak kita sudah lahir, dia pasti akan sering belepotan kalau makan. Aku akan selalu membersihkan sudut bibirnya."

Dan saat itu, aku tak ada. Aku tak bisa melihatnya bertumbuh. Ya Tuhan, apakah aku sanggup berpisah dengannya? Batin Elora sedih.

"Ada apa, El?" tanya Enrique.

Elora menggeleng. "Kita kembali ke apartemen saja."

"Sudah jalan-jalan nya? Kita belum sejam keluar rumah." Enrique bingung.

"Kayaknya mau hujan."

Enrique menengadah. "Benar juga. Langit nampaknya gelap. Tapi kita mampir beli makan siang dulu di restoran dekat apartemen ya?"

Elora mengangguk. Keduanya pun melangkah bersama menuju ke restauran yang ada di seberang taman.

Setelah memesan makan siang untuk mereka dan para bodyguard, Enrique menyerahkan makanan para bodyguard kepada salah satu diantara mereka lalu makanannya dan Elora, dipegangnya sendiri.

Saat mereka keluar dari restoran, hujan tiba-tiba turun dengan sangat deras. Elora langsung berlari namun Enrique melarangnya. "Jangan lari. Nanti kamu jatuh. Ayo naik ke punggungku."

"Tapi aku berat."

"Naik saja sebelum hujannya tambah deras."

Elora naik ke punggung Enrique. Lelaki itu berjalan dengan sangat cepat sampai mereka tiba di lobby apartemen.

"Kita basah, El." kata Elora sambil mengibaskan rambutnya. Gaun putih yang dipakainya menempel di tubuhnya.

"Nanti di atas segera ganti pakaian." Enrique menarik Elora untuk segera masuk ke dalam lift.

Saat tiba di unit mereka, Enrique meletakan makanan di atas meja lalu segera menarik Elora ke dalam kamar. Ia membuka lemari dan mencari handuk kering. Kemudian ia segera membuka kaosnya yang basah, lalu mendekati Elora, dan mengeringkan rambut gadis itu. Enrique membuka karet yang mengikat rambut Elora lalu melanjutkan mengeringkan rambut gadis itu.

"Bajumu basah, El." kata Enrique. Karena gaun yang dipakainya Elora adalah gaun berwarna putih secara otomatis ketika basah menampilkan apa yang ada di dalamnya. Enrique menelan salivanya. Pemandangan yang sangat menggoda.

"Aku dingin." Elora menghilang karena AC di kamar yang menambah udara di kamar menjadi semakin dingin.

"Aku bantu membukanya." Enrique menurunkan kancing resleting gaun Elora.

Jantung Elora berdetak cepat. Ia membalikan badannya. Tatapan keduanya bertemu dan entah siapa yang memulai, keduanya sudah berciuman dengan begitu panas. Kenikmatan yang keduanya rasa tadi malam sepertinya ingin mereka ulangi.

Ketika gaun yang dipakai Elora akhirnya jatuh ke lantai, tangan Enrique segera melepaskan penutup yang lain.

"Enrique.....ini salah." kata Elora saat ciuman mereka terlepas.

"Aku tahu." ujar Enrique lalu menurunkan celana yang dipakainya. Ia mengangkat tubuh Elora dan meletakannya di atas ranjang.

"Hentikan aku jika kamu memang tak suka." kata Enrique lalu mencium leher Elora.

"Sepertinya, baby nya mau." ujar Elora.

"Ya. Kita jangan. Kecewakan baby nya."

Hujan turun dengan deras namun di kamar itu sedang ada adegan panas.

Sementara itu, seseorang di kamarnya sedang mengepalkan tangannya.

"Jadi Enrique sejak semalam ada di apartemennya?"

"Iya. Tadi keduanya sempat keluar dan jalan-jalan di taman. Setelah itu masuk lagi seperti video yang saya kirimkan."

"Apakah sudah mendapatkan cela untuk masuk ke apartemen itu?"

"Sudah. Kebetulan unit yang ada di lantai Enrique berada mau dijual oleh pemiliknya. Saya sudah melakukan nego untuk membelinya. Mudah-mudahan pembelinya setuju dengan harganya."

"Bayar berapapun yang dia mau. Aku ingin Elora mati sebelum anak itu lahir."

"Baik."

**************

"Capek? Ada sesuatu yang sakit?" tanya Enrique setelah keduanya mencapai puncak bersama.

Elora menggeleng. "Aku lapar."

Enrique menyeka keringat di wajah Elora lalu ia sendiri turun dari ranjang. Ia melangkah dengan tubuh polosnya ke arah lemari membuat Elora langsung memalingkan wajahnya karena Enrique nampak tak peduli dengan tubuhnya yang tanpa busana.

"Aku siapkan makanannya. Kamu segera keluar setelah berpakaian." kata Enrique.

Begitu cowok itu keluar kamar, Elora pun turun dari ranjang. "Aku bisa gila bila berdekatan terus dengan Enrique. Sebaiknya aku menjauh sampai waktuku untuk melahirkan. Aku tak boleh menginginkan Enrique. Dia sudah menikah."

Elora mencari ponselnya dan mengirimkan pesan pada seseorang.

***********

bagaimana kelanjutan hubungan mereka?

1
anikkkk
aku masih penasaran dgn laki2 yg gay yg kerja sama dg vania thor,,apakah pedro ato mergan,,,
gia nasgia
Kak Hen apa pertemuan yg terakhir untuk double E nggak meninggalkan jejak 🤭klau aku mah nggak setuju dgn kedua Dogan, karena kasihan klau hanya jadi pelarian El, sebab hatinya El sdh tersimpul mati oleh Enrique 😍😍
Apriyanti
aku ikut alur nya aja Thor🙏
rinny santoso
enrique. titik no debat.🤗🤗🤗
Neng Ati
walau keduanya baik entah kenapa lebih cenderung sama Enrique ya,semoga saja pernikahan mereka tidak terjadi dan kejahatan Vania segera terbongkar.
tintiin21
baik Pedro&mergan blm terbukti terbaik utk Elora jd lbh baik sendiri dl, menata hati dl, bahagiakan diri sendiri dl, kejar cita² dl br memilih pasangan yg terbaik dari yg baik... 🤗🤗🤗🤗
Jenny
aku belum yakin dengan penuturan cinta Mergan. sepertinya dia punya misi.
Meylan Basiru
kalo elora jadi sama dengan dokter Pedro, bisa ketemu lagi sama enrique, dan blm bisa move on, bisa-bisa cinta lama bersemi kembali, lebih baik dengan dokter mergan, bisa lebih menjauh dr keluarga Gomez, dan semoga elora bisa bahagia..
gia nasgia
Wow El di kelilingi pria "famous 😍😍malas lihat Enrique nggak gercep percuma ada bodyguard nya
Jenny
Ada aoajah gerangan Mergan sampai rela ke Indonesia? apakah misinya harus dia selesaikan?
Semoga Mergan menjadi sadar bahwa Elora itu seorang yang sangat baik.
tintiin21
jd kaki tangan si vania itu siapa yaa... 🤔🤔🤔🤔
dan klo sampai Elora hamil lg gmn yaa... 🧐🧐🧐🧐
ahh pokoknya km hrs bahagia Elora... 😁😁😁😁
Apriyanti
lanjut thor
rinny santoso
wah mami masih merahasiakan apa pernikahan enrique dan iblis betina vania sudah terlaksana atau belum...

wah 2 dokter tampan mau menyatakan cintanya pada perawat cantik....

semoga jodoh papa elroy segera ditemukan
rinny santoso
si sulung sudah sembuh kah mam... kok mami udah up
Enny Olivia: curi2 waktu pas dia bobo 😊
total 1 replies
gia nasgia
Benar kan apa yg aku bilang klau Dokter tengil gercep😂paling juga kedoknya si rubah kebongkar sebelum Enrique menikahinya 😏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
tintiin21
takutnya dokter mergan kaki tangan vania... 🤔🤔🤔
apapun yg terjadi km hrs bahagia Elora.... 🤗🤗🤗🤗
ria rosiana dewi tyastuti
semoga hamidun
rinny santoso
kapan nih mam manis2nya di grup WA udah lama lo gak ada yg manis2 di grup
rinny santoso
wah dokter pedro gercep takut keduluan dokter mergan..... tapi kayaknya elora masih sangat cinta enrique.... tiba2 nanti ad kejutan dr mami enrique tiba di Indonesia... pernikahannya dg vania gagal karena ketahuan busuknya vania... aamiin semoga dikabulkan sm mami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!