NovelToon NovelToon
Menjadi Simpanan Om Davendra

Menjadi Simpanan Om Davendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lyaliaa

Allea, yang biasa dipanggil Lea adalah seorang siswi kelas 3 SMA. Awalnya dia bukan anak nakal, dia hanya anak manja yang selalu dapat kasih sayang kedua orangtuanya. Dia berasal dari keluarga kaya raya. Namun tak ada yang abadi, keluarga cemaranya hancur. Ayah dan ibunya bercerai, dan dia sendirian. Sepertinya hanya dia yang ditinggalkan, ayah—ibunya punya keluarga baru. Dan dia? Tetap sendiri..
Hingga suatu ketika, secara kebetulan dia bertemu dengan seorang pria yang hampir seumuran dengan ayahnya. Untuk seorang siswi sepertinya, pria itu pantasnya dia panggil dengan sebutan om, Om Davendra.
Dia serasa hidup, dia serasa kembali bernyawa begitu mengenal pria itu. Tanpa dia sadari dia telah jauh, dia terlalu jauh mendambakan kasih sayang yang seharusnya tidak dia terima dari pria itu.
Lantas bagaimana dia akan kembali, bagaimana mungkin ia bisa melepaskan kasih sayang yang telah lama hilang itu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Spanduk besar bertuliskan "SELAMAT ATAS KELULUSAN AKT-24 SMA GENEVA", tergantung dengan kokoh di gapura sekolah. Matahari pagi yang menyinari halaman sekolah memantulkan warna keemasan di seragam kelulusan para siswa.

Allea berdiri di tengah keramaian, mengenakan toga sederhana dengan senyum tipis di wajahnya. Hari ini, dia resmi menutup babak SMA-nya. Ini akan menjadi hari dimana dia akan memasuki dunia baru.

"Terimakasih, sudah melakukan yang terbaik," batin Allea bangga pada dirinya. Dia mendapat peringkat ke-3 Ujian Nasional tahun ini. Meskipun rasanya dia tak percaya dia bisa mencapai podium yang membuat namanya dikenal banyak orang dengan kesan yang baik.

Dia menatap sekeliling, melihat perkumpulan para siswa dengan orang tua mereka yang sibuk berfoto dan bercanda satu sama lain. Kelas 3 benar-benar berlalu dengan damai, tak ada lagi gosip liar atau tatapan penuh penghakiman. Allea sungguh melewatinya tanpa harus merasa tertekan.

Sejak kejadian di awal semester waktu itu, semua orang mulai melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Mereka mulai berbicara dengannya, mengajaknya bergabung dalam berbagai aktivitas, dan perlahan, Allea menyadari bahwa dia tidak perlu terus-menerus merasa sendirian.

Ditambah lagi, saat itu hanya kesalahpahaman. Gadis yang bertengkar dengannya ternyata salah melabrak orang, ia salah menuduh orang mengira perempuan yang pergi dengan pacarnya adalah Allea. Semua siswa membicarakannya saat itu, sementara Allea di skors selama seminggu. Dan tak disangka Allea kembali dengan suasana yang hangat.

“Lea, ayo foto bersama, yang lain sudah menunggumu,” ajak seorang siswa laki-laki dengan seragam kelulusan yang sama mendekatinya dengan kamera di tangan. Senyumnya ramah, sorot matanya tulus.

Allea mengangguk, menerima ajakan itu tanpa ragu. Allea berpose dengan teman satu kelasnya tanpa terkecuali, dan dalam sekejap suara kamera mengabadikan momen itu. Tidak ada lagi kepedihan di hatinya. Allea merasa benar-benar diterima.

Di antara keramaian, dia melihat dua sosok yang sangat akrab. Ayahnya berdiri di sebelah seorang wanita, yang tak lain adalah istri barunya. Wanita itu tampak memegang bunga dan kotak kecil di tangannya. Tidak jauh dari mereka, ibu kandungnya juga hadir bersama suaminya yang sekarang. Ibunya yang tersenyum dari kejauhan sungguh membuat batinnya tersentuh.

Allea menatap mereka lama, lalu tersenyum kecil. "Terimakasih sudah datang," gumam Allea senang, ia berjalan mendekati mereka.

"Selamat sayang, anak ayah memang yang terbaik." Satu kecupan di kening dan pelukan hangat dari ayahnya menyambut kedatangan Allea. Dilanjutkan oleh Bibi Gea yang memberikan bunga dan kotak yang sedari tadi dia genggam.

"Terimakasih ayah, Bi Gea," balas Allea ramah melepaskan pelukan ayahnya dan menerima hadiah itu.

"Lea," suara wanita yang familiar memanggil namanya. Ibunya memeluknya, pelukan yang sudah lama tidak dia rasakan. "Kau sudah melakukan yang terbaik, sayang. Selamat atas kelulusanmu, ya." lanjutnya sambil memberikan kotak hadiah dengan tote bag panda kecil di sudut bawahnya.

Dia suka panda. Allea menerimanya hampir menangis, dia tidak menyangka jika ibunya masih ingat kesukaannya meskipun sudah tidak lagi tinggal bersama. Tapi dia menahan air mata itu agar tidak jatuh, dia memeluk wanita itu lama. Dan saat dia menoleh, pria yang berdiri dibelakang ibunya menatapnya dan tersenyum. Itu suami baru ibunya. Allea membalas senyuman itu.

Hari kelulusan itu serasa singkat, Allea langsung kembali ke rumah begitu selesai foto bersama. Foto dengan ayah-ibu, ayah-ibu tiri, ibu-ayah tiri dan —foto berlima, bersama ayah-ibu-ibu tiri dan ayah tirinya. Fotonya tampak cantik dan tampak—bahagia.

**

Pukul empat sore, Allea duduk di kursi teras rumahnya. Dia bergantian mengecek ponsel dan menatap depan rumahnya, Allea sedang menunggu seseorang. Dia sudah ada janji temu sore ini. Angin sepoi-sepoi membelai rambutnya yang setengah di kuncir, menyisakan helaian tipis di sudut kanan dan kiri wajahnya yang cantik beralaskan makeup tipis.

Hampir lima menit berlalu dan dari kejauhan, ia mendengar suara mobil mendekat. Sebuah mobil Pajero yang ia kenal berhenti di depan rumahnya. Tanpa pikir panjang, Allea langsung bergegas masuk ke mobil itu.

Sementara di dekat garasi, Bi Len dan Pak Jeremy mengawasi dengan sorot mata penasaran. Mereka sudah cukup sering melihat Allea pergi dengan mobil itu, tapi tidak pernah melihat siapapun keluar dari mobil.

“Nona pergi dengan mobil itu, lagi. Apa tidak apa? ” tanya Bi Len lirih.

Pak Jeremy menghela napas. “Entahlah.. tapi yang jelas Pak Zean mengenalnya, beberapa kali saat mereka bertemu mobil itu yang menjemput dan mengantar Nona Allea. Kau juga melihatnya, kan?”

"Ya, tapi rasanya agak mencurigakan. Apa mungkin Nona punya pacar?" Bi Len tiba-tiba menatap Pak Jeremy dengan tatapan yang aneh.

"Aishh, mana mungkin seorang siswa SMA punya mobil itu, ada-ada saja."

"Hemmm," Bi Len tak berkata lagi.

Mereka hanya bisa menatap belakang mobil yang semakin menjauh, lalu menghilang di kejauhan.

Hanya butuh perjalanan satu jam, mobil Pajero hitam akhirnya berhenti. Pantai dengan deburan ombak yang menenangkan menyambut kedatangan Allea dan—Davendra. Matahari mulai turun di cakrawala, menyisakan semburat warna merah muda dan oranye yang menghiasi langit.

Angin laut membelai wajah mereka saat Davendra membawa Allea ke sebuah tempat di tepi pasir. Di tangannya, sebuah buket besar mawar merah muda yang dia ambil dari bagasi mobilnya terulur ke arah Allea.

“Selamat atas kelulusanmu,” ucapnya lembut.

Allea menatap buket itu, lalu mengangkat wajahnya menatap pria di depannya. Ada sesuatu di matanya yang sulit dijelaskan—rasa haru, kehangatan, dan mungkin sedikit keterikatan yang semakin dalam.

“Terima kasih,” ucapnya sambil menerima bunga itu dengan tawa kecil. Bunga nya lebih besar dari yang dia terima dari ayahnya dan Bi Gea.

Mereka duduk di atas pasir, membiarkan butiran pasir menempel.

“Apa rencanamu setelah ini?” tanya Davendra, matanya menatap ke arah laut.

Allea mengangkat bahu. “Emmm, entahlah... Mungkin kuliah, atau mungkin kerja. Aku belum tahu, hanya saja aku belum ingin memutuskan.”

Davendra mengangguk pelan. “Baiklah, kau memang harus memikirkannya dengan matang.”

Hening sesaat. Angin laut membelai rambut Allea, membuat beberapa helai jatuh ke wajahnya. Davendra mengangkat tangannya, ia menyelipkan rambut itu ke belakang telinga gadis itu.

Gerakan tangannya begitu lembut, begitu alami.

“Om bagaimana? Apa bisnisnya berjalan lancar?” tanya Allea, mencoba mengalihkan perhatiannya dari sentuhan itu.

Pria itu tersenyum tipis, tetapi ada kepedihan di matanya. “Sejauh ini, semuanya masih bisa diatasi. Tapi ya.. Meskipun terkadang rasanya tak ada ruang untuk bernapas.”

Allea mengangguk paham. Dia tahu, di balik kesuksesan pria itu, Davendra menyimpan banyak tekanan dan beban yang tidak bisa dia ceritakan kepada siapa pun. Karena itulah penyebab Allea bisa terjebak dengan pria itu, di tempat karaoke.

Untuk sejenak, mereka berdua kembali terdiam. Hanya menikmati keindahan matahari yang perlahan hampir tenggelam. Warna jingga mulai berubah menjadi kebiruan, dan angin semakin dingin.

Davendra menoleh ke arah Allea, menatapnya dalam-dalam.

“Kau tahu?” suaranya terdengar pelan. “Kadang aku berpikir... seharusnya kita tidak bertemu malam itu.”

Allea menatapnya, sedikit terkejut.

“Tapi jika bukan karena pertemuan itu,” lanjutnya, “mungkin aku tidak akan pernah merasa hidup seperti sekarang.”

Hati Allea bergetar.

Perlahan, Davendra mengangkat tangannya, menyentuh pipi gadis itu. Sentuhannya begitu hangat, begitu nyata. Wajahnya mendekat dan semakin dekat, sebelum Allea sempat mengatakan apa pun, bibirnya sudah menyentuh bibir gadis itu.

Ciumannya lembut, penuh kasih—tidak ada kepedihan, tidak ada pelampiasan, hanya perasaan yang mengalir tanpa perlu dijelaskan. Di bawah langit yang semakin gelap, diiringi suara ombak yang terus berkejaran, mereka hanya membiarkan diri mereka tenggelam dalam momen itu.

...----------------...

1
sunshine wings
Gimana bilangnya ya.. akan sampe kemana hubungannya Om Dav sama Lea?
sunshine wings
Luar biasa
Elvinzam 2322
lanjut kak upnya tambah banyak lgi 🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!