NovelToon NovelToon
Mafia Itu Suamiku

Mafia Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anti Anti

Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan

Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari alasan

"Siapa yang menyuruhmu?" seseorang itu hanya terdiam ketika ditanya.

"Jawab, atau kamu lihat mereka?" seketika tubuh seseorang itu bergetar melihat foto keluarganya menjadi taruhan.

"Maafkan saya, tuan. Tolong ampuni keluarga saya."

Alex hanya tersenyum smirk.

"Katakan, siapa yang menyuruhmu?" tanya Alex.

"Tuan Ditta Alendra."

Mendengar nama itu, seketika darah Alex mendidih.

"Dor... dor... berdeba! Dan kamu, Ben, cari orang itu dan bawa kesini. Dia akan menjadi hidangan utama hari ini!" ucap Alex, penuh amarah.

Sedang yang lain hanya berdiam, nyeri menyaksikan kekejaman seorang Alexander.

"Maaf, tuan. Ditta sekarang berada di klub XX."

Mendengar itu, seketika senyum Alex terbit, kemudian melangkah keluar, diikuti yang lain. Sampai di tempat, Alex menatap gedung itu, kemudian tersenyum.

"Hancurkan klub ini dan bawa berdeba itu!" seketika para bawahannya melaksanakan perintah.

"Baik, tuan," ucap mereka serempak.

Di dalam klub:

"Tuan, apa istrimu tidak marah?" Ditta hanya tersenyum, mengelus wajah wanita jalang itu.

"Kamu tak perlu memikirkan wanita itu sekarang. Ini adalah dunia kita. Kita akan menghabiskan malam ini bersamamu."

Cup jalang itu mencium bibir Ditta, hingga mereka menikmati permainan itu, tanpa tahu keadaan di luar.

"Astaga, bagaimana ini? Kamu cepat beritahu Tuan Ditta, dia harus tahu sekarang kita diserang!"

Mendengar itu, seketika seseorang itu berlari ke arah lantai dua klub, menuju kamar tuannya.

"Dor... dor... suara tembakan bersahutan! Semua penghuni klub menjadi ketakutan, berlari keluar."

"Maaf, tuan. Tersangka berada di lantai dua, kamar 312."

Senyum Alex terbit.

"Max, Ken, kalian ikut aku. Dan kamu, Ben, Felix, urus mereka semua."

Seketika Ben dan Felix hanya menganggukkan kepala. Ben lihatlah Alex begitu tahu keinginanku. Ben hanya tersenyum, sekaligus ngeri melihat Felix yang membunuh anak buah Ditta dengan sadis.

"Dor... dor... dor! Suara tembakan tidak mengganggu permainan panas Tuan Ditta di sebuah kamar karena kedap suara."

"Brak! Suara dobrakan pintu seketika membuat dua insan yang sedang memadu kasih terhenti, menatap ke arah sumber suara."

"Kalian apa yang kalian lakukan di sini?" ucap Ditta, bergerak mundur, memunguti pakaiannya. Ia berusaha mencari pistolnya.

"Anda sudah hebat, ternyata," ucap Alex, mendudukan dirinya pada sofa, menatap Ditta yang gemetar, sedang berpakaian.

"Apa maksud kalian datang ke sini?"

"Tentu saja, bermain denganmu," bukan Alex yang bicara, namun Max langsung menyela, karena sejak tadi sudah geram, tangannya sudah gatal ingin mengeksekusi lawannya.

"Bung, panggil Max."

Seketika Alex mengganggu kan kepalanya. Ia tahu apa yang saudaranya inginkan.

"Ahhkkk! Tuan, lepaskan saya!" teriak Ditta, sedangkan Max hanya tertawa sambil memainkan pisau kecilnya di atas perut Ditta.

"Apa kamu tidak mau mengaku juga? Lihatlah kedua kakimu dan tanganmu sudah aku potong, hahahaha!" Max tertawa.

Ditta yang lemah hanya menatap Max dan Ken yang bermain pada tubuhnya.

"Bunuh saja aku, cuih!" teriak Ditta, pasrah karena sekalipun ia mengaku, ia akan tetap mati.

"Hahahaha, sepasrah itu kah hidupmu?" tawa Max melihat mainannya yang sudah terbaring lemah.

"Kamu begitu kejam, bung. Lihatlah dia, bahkan tidak bisa lagi bergerak," ucap Ken.

"Itu belum seberapa, dia pantas mendapatkannya." Seketika senyum Ken terbit mendengar ucapan Max.

"Kalian, akhiri semuanya!" ucap Alex, berdiri lalu berjalan keluar.

Dor... dor... dor! Tiga tembakan mengenai tubuh Ditta, seketika ia mati mengenaskan.

"Rasanya aku tidak puas, mereka terlalu lemah," ucap Max.

"CK, kamu memang tidak akan puas, Max, tapi sekarang kita harus kembali," ucap Felix.

Sekarang mereka sedang menatap gedung yang tadinya riuh pengunjung, kini hanya kobaran api melahap gedung beserta isinya.

"Kalian, bersihkan diri sebelum kembali ke hotel," ucap Alex, kemudian meninggalkan para saudaranya menuju mobil bersama Ben.

Di Masion:

"Princess, tetaplah di sini. Abang masih rindu," ucapnya, mengelus rambut adiknya.

"Aku harus kembali. Abang tau kan aku tidak mau membuat mereka curiga," jawabnya.

"Princess, benar, bang," ucap seseorang, mengelus tangan suaminya. Ia tahu bagaimana sayangnya seorang kakak pada adiknya itu.

"Princess, berikan tanganmu."

Mendengar itu, Princess langsung mengulurkan tangannya, menatap Daddy-nya.

"Jangan lepaskan gelang ini."

Seketika Princess mengerutkan alisnya, menatap gelang yang terdapat permata di tengahnya, hampir tak terlihat.

"Dad, tau tapi kamu akan tau nanti, semua pertanyaanmu akan terjawab," ucapnya, tersenyum, memeluk putrinya itu.

"Mom juga ingin peluk Princess."

Seketika dad Princess membuka tangannya, mereka saling memeluk, menyalurkan rasa kasih sayang.

"Baiklah, Princess, pergi dulu. Abang jangan sedih, kita akan ketemu lagi, hehehe."

Ucapnya, tersenyum, kemudian berbalik. Ia tidak bisa berlama-lama karena sesuatu menantinya.

Mereka menatap kepergian Princess, mereka dengan haru setelah beberapa tahun berpisah.

"Kami akan selalu bersamamu, Princess."

.

.

"Ehem, kamu dari mana?" Seketika langkah Bella terhenti.

"Hehehe, suamiku, apa kamu sudah pulang?" Sedangkan Alex hanya menggelengkan kepalanya kecil, melihat tingkah istrinya itu.

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku, sayang."

Bella hanya menatap suaminya itu. Ia berpikir mencari alasan yang tepat.

"Aku tadi jalan-jalan keluar, suamiku."

"Benarkah, Bella?" Bella hanya mengangguk. Alex menatap istrinya, mencari kebohongan, namun tak menemukannya.

"Suamiku, jangan menatapku begitu, aku tidak nyaman."

Ucap Bella, seketika Alex tersenyum smirk.

Cup

Alex mencium bibir istrinya itu.

Ikuti terus karya author ini!

Jangan lupa:

Like

Vote

Subscribe

Dan komentar di bawah ini!

Terima kasih atas perhatian dan dukungannya!"🤗🤗

1
Nyonya Nasution
mampir moga crita nya bagus
nurzakiah2107 herni
bagus
Alfianti Fian
lanjut
Pathul Arifin
lanjut thor
Asphia fia
tulisannya diperbaiki thor untuk titik ,komanya biar mempermudah bacanya.maaf hanya masukan aja
Asphia fia
/Facepalm/
Alfianti Fian
semakin menarik
Juan Juan
lanjut 🙂
Juan Juan
sangat menarik 💗🎈
Alfianti Fian
semangat author 💪
Alfianti Fian
aku suka ceritanya mendukung 😁
Alfianti Fian
semangat author saya tunggu abdetnya😀
Alfianti Fian
karyanya sangat author sukai dari segi cerita sangat mendukung sesuai dengan rekomendasi yang author cari saya kasih bintang lima👍
Anti Anti: terima kasih sudah mendukung dan memberi bintang pada karya author 😊😘
total 1 replies
Alfianti Fian
sangat bagus untuk pemula
Alfianti Fian
semangat dan lanjut terus author tunggu terus kelanjutannya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!