TRESNO KARO KOWE

Sebulan kemudian, tepat pada tanggal 10 Juni, Fina merayakan ulang tahun yang ke-26.

Jaka memberikan istrinya itu kejutan di apartemen.

"TADAA!! HAPPY BIRTHDAY ISTRIKU!!" seru Jaka saat membukakan pintu apartemen karena mereka berdua baru pulang. Jaka menjemput Fina di kantor.

Apartemen mereka, Jaka sulap sebagai pesta kecil.

Wajah Fina terlihat memberikan senyum terpaksa karena hari ini juga ia berniat mengatakan perasaannya. Ia akan jujur jika perasaannya kepada Jaka mulai memudar karena kesibukan mereka.

Dan yang terpenting, Fina akan jujur jika hati dan pikirannya ia tujukan kepada orang lain. Fina sudah ingin membebaskan dari rasa bersalah karena memikirkan pria lain saat bersama sang suami.

Ternyata menikah tanpa cinta itu sangat sulit bagi Fina.

"Terima kasih, Jaka" ucap Fina saat mereka sudah masuk ke apartemen dan berada di ruang keluarga.

"Kamu suka? Aku hari ini izin pulang setengah hari untuk menyiapkan perayaan kecil ulang tahun istriku" sahut Jaka antusias.

"Sini duduklah. Aku akan menyalakan lilinnya" lanjutnya sambil menarik tangan Fina untuk segera duduk.

Jaka langsung menyalakan lilin di atas kue tar yang sudah ia pesan dari bakery roti terkenal di Jakarta.

"Tiup lilinnya" suruh Jaka.

Fina pun menuruti kata sang suami.

Lilinnya pun padam saat Fina meniupkan udara dari mulutnya.

Prok prok prok..

Tepuk tangan Jaka meriah dan dirinya paling antusias merayakan ulang tahun sang istri, padahal istrinya tidak terlihat bahagia.

"Aku akan memberikan mu kejutan. Tapi kenapa wajahmu terlihat tidak senang aku rayakan, Fin? Apakah ada masalah?" tanya Jaka.

"Hmmm, duduk lah disampingku. Aku ingin jujur kepadamu" jawab Fina dengan suara lembut nan sendu.

"Ada apa, kenapa kamu terlihat sedih padahal hari ini aku sangat mengharapkan kamu akan bahagia" ujar Jaka yang sudah duduk disamping sang istri.

"Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" ucap Fina langsung to the point dan Jaka pun terdiam.

"7 bulan ini hidup bersama mu adalah hal bergarga untukku, Jaka. Aku bahagia mengenalmu sebagai suamiku untuk beberapa bulan ini" lanjutnya dengan mata yang berkaca kaca.

Sebenarnya ia tidak tega mengatakan hal ini namun Fina juga tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah.

"Kenapa kamu seperti ini? Apakah kamu sudah bosan denganku dan hubungan ini?" tanya Jaka.

"Jika dibilang bosan, itu tidak sepenuhnya benar. Namun jika tidak bilang bosan, rasanya hambar. Aku sudah lelah berhubungan suami istri denganmu tapi membayangkan wajah pria lain" jawab Fina jujur dan air matanya turun.

"Kan aku tidak masalah dengan itu sejak awal. Kamu membayangkan pria yang kamu inginkan saat berhubungan denganku itu bukan masalah untukku selama ragamu bersamaku. Kenapa tiba tiba kamu menyesalinya?" tanya Jaka.

"Karena aku tak sanggup menyakitimu, Jak. Aku merasa berselingkuh darimu karena membayangkan pria lain. Aku menyukaimu dan tidak ingin menyakitimu lebih dalam lagi. Kamu pun pasti merasakan kebosanan bersamaku jika hubungan ini tidak dilandasi oleh cinta" jawab Fina.

"TAPI AKU TRESNO KARO KOWE, FIN! (tapi aku cinta sama kamu, Fin!)" seru Jaka sambil memegang kedua tangan sang istri.

"Aku tau, tapi aku belum mencintaimu, Jaka. Aku menyukaimu sebagai suamiku tapi aku belum menyukaimu sebagai pria" sahut Fina dengan linangan air mata bersalah.

"Aku tidak masalah. Aku akan lebih mencintaimu dan menunggumu untuk mencintaiku. Aku akan jadi orang kaya agar bisa memberikanmu banyak hal" ujar Jaka.

"Bukan bukan itu, yang aku inginkan. Aku tidak masalah dengan ekonomi kita saat ini. Menurutku kita sudah lebih dari berkecukupan dan kamu sudah bekerja keras beberapa bulan ini. Masalahnya ada di aku. Aku tidak bisa terus menyakitimu dengan membayangkan pria lain, Jaka" jelas Fina.

"Kamu juga semakin mirip dengannya, entah kenapa saat ini aku melihatmu seperti melihat pria itu" lanjutnya semakin merasa bersalah.

"Siapa dia? Katakan padaku, Fin" minta Jaka dengan serius, tapi hati pria itu tau jika pria yang istrinya bayangkan adalah dirinya yang lain. Bukan ke GR an tapi dirinya mirip sengaja Saka karena ya memang mereka berdua 1 orang.

Ternyata benar, kemunculan Saka kembali di hadapan Fina membuat hati wanita ini goyah.

Jaka merasa kecewa ternyata Saka benar benar berada di hati istrinya. Apakah benar jika Fina mencintai Saka karena tampang, jabatan, dan kekayaan? Jika dibandingkan dengan Saka, Jaka tidak bisa menyaingi pria itu.

Apa yang membuat Fina memiliki rasa kepada Saka padahal mereka hanya berinteraksi beberapa minggu saja atau hanya hampir sebulan?

Karena saat malam pertama Jaka dan Fina, Jaka memutuskan untuk tidak menampakan diri sebagai Saka dihadapan sang istri agar wanita itu mampu melupakan Saka.

Apakah cinta memang bisa datang secepat ini? Apakah cinta memang bisa mengelabui akal dan logika?

"Katakan Fina, siapa pria itu. Aku hanya ingin tau saja siapa pria yang membuatmu merasa berselingkuh dariku hanya karena membayangkannya?" tanya Jaka lagi.

"Aku tidak ingin membahasnya. Kamu akan semakin tersakiti jika mengetahui siapa dia. Aku tidak ingin membuatmu merasa semakin menyesal menikahiku" jawab Fina.

Jaka jadi bingung sekarang, jika dia membuka penyamarannya sekarang berarti dia harus menerima jika Fina mencintainya karena dia adalah Saka bukan Jaka.

Bagaimana dengan keinginannya untuk mendapatkan wanita yang tidak gila harta? Apakah dengan dia membuka penyamaran ini sekarang, Fina termasuk wanita yang dia harapkan?

Apakah Fina mencintai Saka bukan karena harta? Apa yang membuat Fina mencintai Saka jika tidak karena harta atau tampangnya?

Jaka dilema. Apa yang harus ia lakukan? Menceraikan Fina sebagai Jaka lalu memulai kehidupan baru sebagai Saka atau bagaimana?

Lagi pula, buku nikah yang sebenarnya tercatat di KUA adalah atas nama Raden Saka Teguh. Jika ia menceraikan Fina tetap saja nanti jika memang berjodoh mereka akan menikah lagi.

Memang apa yang diawali dengan kebohongan tidak akan membawa keberkahan. Satu kebihongan akan menimbulkan kebohongan yang lain.

Setelah suami istri itu saling diam dengan pikirannya masing masing, akhirnya Jaka memulai membuka suara kembali.

"Apakah jika aku adalah pria itu yang sebenarnya kamu mau menerima ku dan mencintaiku seperti apa yang kamu rasakan selama ini?" tanyanya membuat Fina tidak paham apa yang dikatakan sang suami.

"Apa maksudmu? Kamu tau siapa dia?" tanya Fina.

"Aku tau siapa yang kamu bayangkan selama bersamaku. Aku akan menyebutkan namanya dan kamu hanya perlu membenarkan atau tidak" jawab Jaka.

Fina tak menyahuti. Bagaimana Jaka tau siapa pria yang ia cintai jika suaminya ini tidak pernah ikut acara kantor atau bertemu teman temannya secara langsung!

"Namanya adalah Raden Saka Teguh, putra dari Bapak Joko direktur Perusahaan Ramansa. Dia saat ini menjabat sebagai direktur menggantikan ayahnya. Kamu lebih mencintai pria kaya, tampan, dan berpendidikan daripada seorang Jaka Tarub, pria miskin , kampungan, jelek, dan tidak selevel denganmu" ungkap Jaka.

"Ka..kamu tau siapa itu Saka?" tanya gagap Fina karena tidak menyangka suaminya tau pria yang ia cintai.

"Siapa yang tidak tau pria itu, di Jakarta ini dia menjadi pemuda yang incar untuk menjadi menantu keluarga kaya. Namun dia memilih untuk mencari wanitanya sendiri yang tidak berdasarkan status" jawab Jaka malah membuat Fina semakin gugup.

"Apakah kamu sudah tidur dengan pria ini?" pancing Jaka.

"Aku tidak serendah itu, Jak. Aku tidak berselingkuh dengan cara hina seperti itu" jawab Fina dengan nada tinggi.

"Ya sudah berarti kamu tidak selingkuh dengannya. Kamu hanya membayangkan wajahnya saja, bagiku itu naluriah. Wajah tampan Saka sangat ingin aku miliki juga" sahut Jaka mulai melunak.

"Tapi aku tidak bisa menerima kesalahanku ini. Aku seperti wanita murahan saat bersamamu. Aku tidak ingij membayangkannya saat bersamamu, Jaka. Mengertilah bahwa aku sudah mengkhianatimu" minta Fina.

"Kamu benar benar memintaku untuk menceraikanmu?" tanya Jaka kembali serius.

"Jika aku bisa mencintaimu lebih cepat pasti aku tidak akan memintamu menceraikanku tapi ternyata aku tidak bisa mencintaimu saat pikiranku sudah dipenuhi pria lain" jawab Fina berbelit. Sesungguhnya ia tidak ingin berpisah dengan Jaka karena pria ini sudah berbuat banyak untuknya selama tinggal bersama namun rasa bersalah membuatnya harus sadar diri.

Ia tidak bisa mendapatkan 2 pria sekaligus dalam hidupnya.

"Apa kamu yakin jika Saka akan menerima seorang janda sepertimu jika sudah aku ceraikan?" pancing Jaka.

"Kamu tidak perlu bertanya seperti itu karena bukan urusanmu. Aku hanya ingin kita sama sama bahagia, tidak saling menyakiti" ucap Fina.

"Bahagiaku adalah bersamamu, Fin" ujar Jaka.

"Tapi apakah kamu bahagia jika membiarkanku tidak bahagia bersamamu?" tanya Fina menohok bagi hati sang suami.

"Baiklah jika itu maumu. Tapi tolong jawab 1 pertanyaan ku ini. Apa yang membuatmu mencintai Saka?" tanya balik Jaka. Pertanyaan ini yang akan membuatnya memutuskan apakah akan mengakhiri sandiwara ini sekarang juga dan memulai kehidupan baru bersama Fina.

Atau tetap melanjutkan sandiwara ini sampai Fina sadar bahwa ternyata Jaka lebih baik dadi Saka.

Jujur bagi Jaka alias Saka, Fina sudah memasuki hatinya. Fina adalah wanita yang ia inginkan. Hidup 7 bulan bersama Fina, benar benar sesuai ekspektasi saat dirinya memiliki istri yang ia inginkan.

"Aku mencintai pria itu karena dia memahamiku. Pertemuan awal dengannya yang baik dan berkesan membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Disaat kita bertengkar hebat awal menikah, aku dan Saka sudah saling bertukar cerita. Dia selalu ada untukku saat aku terpuruk di masa berat menikah denganmu. Dia sudah masuk di kehidupanku saat awal hubungan pernikahan kita yang tidak aku harapkan. Tapi saat aku dan kamu sudah memutuskan memperbaiki hubungan pernikahan, dia menghilang seperti mengerti jika hubungan pernikahanku sudah membaik. Namun sebulan lalu dia muncul membuatku goyah. Apakah seperti ini kehidupan pernikahan tanpa cinta? Aku yang salah disini, aku yang sudah mengkhianati pernikahan kita. Jadi ceraikan aku agar hidupku tidak dalam rasa bersalah" curahan hati Fina.

Jaka terdiam dan mencerna setiap kata yang diungkapkan oleh sang istri.