Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memasak
Bella pulang ke rumahnya dengan wajah memerah menahan sakit di perut, juga kerongkongannya..
"Apa mereka gila?" gumam bella merasa selera rey dan edward sangat aneh. bisa bisa nya mereka biasa saja dengan makanan se pedas itu.
"Aaaah shiiiit" umpatnya saat berhenti di perempatan jalan di lampu merah. dia ingin segera sampai dan mencari obat meredakan panas di perutnya.
Tiiiiin!
Dengan tak sabaran bella langsung turun dari mobil nya membuat satpam keheranan.. juga bibi yang sedang bersih bersih ikut penasaran tumben sekali nona muda mereka pulang terburu buru seperti di kejar hantu begitu. tidak ada anggun anggun nya.
"Bel.." lia menyapa putrinya. tapi bella tak menghiraukan.. dia hanya ingin segera ke kamar mandi. menuntuskan tuntutan yang sedari tadi dia tahan.
Brak!
"Astagaa.. anak itu" pekik lia kaget sambil mengelus dada.
Bella langsung ke toilet.. rasanya dia sampai pucat menahan sakit dan pedas di dalam perutnya. dia tidak tahan makanan pedas.
Bella bolak balik ke ranjang dan kamar mandi. lalu dia memanggil bibi dengan suara keras untuk segera datang ke kamarnya.
"Iya non.."
"Bi.. carikan obat mengobati perut mulas" titah bella to the point.
"Ada apa non?"
"Gausah banyak tanya bi.. cepetan, bawa bubur juga sama air putih hangat" jawab bella ketus. bibi hanya mengangguk patuh, dia sudah biasa.. semenjak nona mia pergi dari sini, sasaran kemarahan bella seringkali kepada bibi. dan bibi tidak ambil hati... dia juga butuh pekerjaan ini.
"Ada apa bel?" lia datang karena heran kenapa bibi kocar kacir setelah dari kamar putri nya.
"Perut ku sakit ma.. udah gak papa nanti juga baikan" jawab bella eggan mneceritakan perihal selera aneh dari edward.
"Kamu minum lagi?? kamu baru operasi cangkok ginjal" tuduh mia langsung tanpa ba bi bu.
"Apasih ma.. bella gak minum, cuma tadi makan pedas aja" sahut bella tak terima.
"Bagus kalau begitu, ingat ginjal kamu sudsh rusak karena miras miras itu. jangan menyesal lagi. mending kamu belanja belanja saja" sahut mama meninggalkan bella yang hanya acuh di kamar.
Ginjal bella memang rusak karena kebiasaan buruknya yang sering out bersama teman teman nya dengan minum minuman haram tersebut.
Untung saja ginjal mia cocok, jadi bella bisa segera di operasi.
bella sudah minum obat meredakan mules yang dia rasakan.. walaupun sesekali dia masih harus lari ke toilet. tapi sudsh lumayan di banding tadi.
Malam hari nya.
Saat keluarga atmaja sedang makan malam, di sana ada rian juga.. tapi dia tidak banyak bicara. kecuali jika sang papa bertanya tentang perusahaan saja. selain nya dia memilih diam.
mata rian selalu memanas dan hati nya di penuhi rasa bersalah tiap melihat kursi kosong yang biasa di duduki oleh mia.
"Bel.. tadi gimana di perusahaan wiguna" tanya atmaja pada putrinya.
"Lancar kok pah, tadi juga kami makan siang dulu sebelum bella pulang" jawab bella tak ingin menceritakan sebenarnya. dia akan mengambil hati atmaja.. dan di percaya untuk bisa bertemu dengan edward lagi.
Lagian tidak mungkin bella mengaku kalah saat ini. dia bisa melihat bahwa atmaja sangat berharap dia mendekati edward.. dia juga sama..
"Oiya pah.. gimana kabar ponakan kamu? udah ketemu belum" tanya mia memotong pembicaraan tersebut.
"Udah gausah di pikirin.. nanti kalau dia butuh apa apa pasti kembali" ucap atmaja tak mau ambil pusing. baginya mia saat ini tidak penting. saat ini yang paling penting adalah membuat edward wiguna menjadi emnantunya.
Rian hanya diam.. dia makan dalam diam. tak ada niat untuk bergabung atau memotong pembicaraan. dia terlambat menolong mia.. pasti mia sangat marah dan kecewa padanya.
.
.
.
Mia sudah bertemu dengan teman papa winata. mia benar benar di beri gambaran dasar tentang membangun sebuah perusahaan.
Untuk membangun semua dari awal, mencari lahan.. membangun dan memenuhi fasilitas lalu memenuhi pekerja dan karyawan pasti akan sangat lama.
beruntungnya, sahabat papa winata yang juga masih di bisnis itu menawarkan yang lebih mudah.
kebetulan sekali, ada kenalan yang bisnisnya hampir colapse. ini kesempatan bagus untuk mia.. dia bisa membeli saham nya sebesar 80 persen.
Lalu untuk mengubah nama perusahaan, kebijakan dan susunan kepemimpinan itu semua akan mia pelajari secepatnya. mia tak perlu mencari lahan lebih dulu, tak perlu menunggu embangunan.. bahkan jumlah karyawan, manager, sekretaris bahkan satpam dan semua sudah terbiasa.
Mia hanya perlu mendisiplinkan para petinggi, dan membuang mereka mereka yang tak bekerja serta mengganti dengan yang lebih berkompeten..
Ruangan dan gedung nya nanti bisa mia renovasi. karyawan yang tidak setia akan dia ganti.
"Paman, mia setuju. Mia akan kesana mengurus keperluannya" jawab mia semangat.
"Akan papa temani, karena merubah nama secara hukum dan mengorganisir di dalam juga butuh waktu. nanti papa masukin beberapa orang kepercayaan papa membantu " tawar papa membuat mia menatap tak percaya.
"Tapi pa.."
"Enggak nak, papa harus ikut. papa harus melihat kondisinya nanti, sekaligus membawa pengacara keluarga kita mempermudah akuisisi nanti" sahut papa winata tanpa mau di tolak.
"Makasih pa.. makasih paman" sahut mia merasa lega. setidaknya ada papa dan orang kepercayaan papa yang nanti akan mengajari mia dalam prakteknya.
Mia berjalan setelah izin lebih dulu, dia meninggalkan papa dan temannya bernostalgia.
Mia sudah tak sabar ingin terjun dalam impiannya.. impian yang bahkan sampai saat ini masih tak terasa nyata baginya.
"maaa"
"Iya sayang"
"Apa kak zian jadi pulang nanti?"
"Kakak mu belum menelfon mama.. tapi seperti nya iya. kita tunggu saja" sahut mama
"mia udah janji masakin sesuatu buat kak zian ma.. nanti mia ikut masak yaa" mama elina mengangguk. rasanya memiliki putri yang bisa dia ajak belanja memasak dan bercengkrama adalah impian puluhan tahun lalu yang baru terwujud saat ini.
Mia dan mama juga di bantu oleh bibi sedang memasak di dapur. tamu papa sudah pulang.. sedangkan kak alex belum pulang dari rumah sakit.
Mia dan mama memasakan makanan kesukaan zian dan alex.. tiba tiba mama teringat.
"Makanan kesukaan kamu apa sayang?"
"Mia bisa makan semua nya ma.. mia tidak pilih pilih. syukur masih bisa makan" jawab mia lembut, tapi membuat hati mama sedih.. putrinya pasti sudah sangat kebal menahan sakit dan derita selama ini.
"Kamu pengen mama masakin apa?" tanya elina lembut
"Mia suka semua masakan mama, mulai sekarang makanan kesukaan mia masakan mama deh" ucap mia membuat mama merasa terbang melayang.
"eem.. mia pengen makan sop iga buatan mama. pasti enak.." ujar mia jadinya membayangkan betapa nanti kaldu buatan mama sangat kental dan enak.
"Oke sayang.." mama dengan semangat ingin membuatkan sop iga permintaan putrinya.
BERSAMBUNG...