" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Setelah pertemuan dengan Amel selesai dan pekerjaannya pun ikut selesai, kini Nindy sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya bersama sopir karena sang papa ternyata sudah sampai dirumah setelah pertemuan dengan klien tidak kembali lagi ke kantor.
" Sayang, capek ya" suara Nathan begitu sopan ditelinga saat sambungan panggilan video benar-benar masih terhubung.
" Hmm sepertinya energi aku sudah terkuras mas hehe" memaksakan diri untuk tetap terlihat baik-baik saja dihadapan sang kekasih.
Bulan bermaksud berbohong hanya saja Nindy masih merasa tidak enak jika harus jujur, apalagi saat ini keduanya sedang berada ditempat yang berbeda Nindy tidak ingin fokus penyelesaian pekerjaan sang kekasih harus terganggu dengan keluh kesahnya yang membuat pekerjaan tertunda dan akan berpengaruh pada waktu kembalinya Nathan.
" Terimakasih untuk kehebatan yang telah dilakukan hari ini, love. Mas bangga sekali atas apa yang telah dilakukan cintanya mas hari ini" Nathan sedikit memberikan afirmasi positif untuk sang kekasih, tidak lupa Nathan mengajak sang kekasih untuk random talk agar suasana tidak tegang.
Obrolan terus berlanjut sampai akhirnya terputus karena keduanya harus melakukan kegiatan membersihkan badan sebelum makan makan berlangsung, Nathan dan Nindy memutuskan panggilan video karena harus mengisi saya benda pipih keduanya dan tentu saja menyelesaikan kegiatan yang tertunda dan setelahnya akan kembali menyambungkan panggilan video sampai tertidur.
" Jangan terlalu percaya dek, setiap manusia memiliki hak untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik tapi kita juga memiliki hak untuk menjaga batasan agar tidak melukai diri sendiri, paham kan?" Ibra yang mengetahui pertemuan Amel dan Nindy kini perasaannya tidak tenang, mengingat selama ini Amel terus saja mengganggu Nindy dengan banyak hal.
" Hmm, dimengerti papaku sayang terimakasih sudah selalu ada dan tentu saja selalu membimbing, mengingatkan dan memberikan saran untuk anak-anaknya" kini Nindy memeluk tubuh sang ayah, keduanya sedang duduk diruang keluarga setelah sebelumnya menyelesaikan acara makan malam yang hanya berdua.
Jonathan dan Syifa masih berada diluar kota untuk menyelesaikan bulan madunya, sehingga malam ini keduanya hanya makan malam berdua.
" Permisi mbak Nindy, ini ada paket untuk mba Nindy" salah satu asisten rumah tangga Nindy menghampiri ayah dan anak yang seda g menikmati waktu keluarga.
" Kamu pesen apa dek? Kok ga bilang papa?" ucap Ibra yang kini memperhatikan sang anak yang sedang mengecek paketnya.
" mas Nathan pah, mana banyak banget lagi" ucap Nindy seraya memisahkan untuk dibagi bersama para pekerja dirumahnya baik laki-laki maupun perempuan.
" Nathan baik banget ya dek, padahal lagi jauh pasti kerjaannya juga numpuk tapi masih sempet buat kirim makanan" puji Ibra dengan senyuman tipisnya.
" Iya pah, aku juga kaget soalnya mas Nathan ga ada bilang sama sekali" jawab Nindy seraya menolehkan kepalanya menatap sang papa.
Terlihat ada minuman kesukaan Nindy dan tentu saja dengan camilan penggugah selera dan tentu saja memperbaiki mood.
" Waahh kayaknya papa kalah peka nih sama Nathan, jadi khawatir papa bakal dilupain" canda Ibra yang berhasil membawa Nindy kedalam pelukannya.
" Sampai kapanpun papa cinta pertamanya Nindy, lelaki terbaik dan terhebat yang tidak pernah menyakiti Nindy" kini suara isakan itu terdengar lirih oleh telinga Ibra.
Ibra yang kaget bermaksud untuk bercanda ternyata ditanggapi serius oleh anaknya, kini Ibra sendiri yang harus menghentikan kesedihan sang anak yang telah dibuat overthinking oleh dirinya.
Setelah selesai dengan drama yang terjadi kini Nindy bangkit untuk membagikan makanan dan minuman yang akan diberikan kepada para penghuni yang lainnya.
Ibra tersenyum senang melihat bagaimana Nathan masih memperhatikan sang anak yang baru saja melewati kegiatan yang menguras energinya sehingga butuh istirahat sepertinya untuk kembali mengembalikan tenaga yang habis.
Setelah membagikan makanan dan minuman untuk yang lain, kini Nindy merebahkan tubuhnya diatas kasur king size ahh queen dong yaa meluruskan otot-otot yang sejak tadi sedikit tegang.
Drrrttr.....drrttt....
" Halloo mas..." suara itu kembali terdengar ceria meskipun jika dilihat baru 60% energi yang kembali.
" Hai sayang, bagaimana makan malamnya?" Nathan yang kini ikut merebahkan diri diatas kasur miliknya.
" Terimakasih banyak mas untuk kirimanya, banyak banget" sepertinya sudah mulai tumbuh kebucinan ini.
" Sama-sama sayang, maaf ya harusnya mas ada disamping kamu peluk kamu tapi kita malah jauhan gini" Nathan memang belum bisa pulang hari ini mengingat pekerjaannya masih sisa sedikit lagi untuk diselesaikan.
" Gapapa dong, mas selalu nemenin aku bahkan hehe massss sama aku terus yaa sayang banget deh beneran" mendengar ucapan Nindy membuat Nathan tersenyum merekah, berapa bahagianya hatinya saat ini.
" Sayang, harusnya aku yang bilang gitu soalnya aku udah mentok banget dikamu udah cinta banget" ucap Nathan yang tidak kalah membuat Nindy kini menjadi salah tingkah dibuatnya.
Entah sejak kapan Nindy jadi berani mengutarakan rasa khawatirnya, perasaan sedihnya, lelahnya bahkan rasa takut kehilangan yang membuat Nathan merasa semakin bahagia.
" Mas engga ilfeel kan sama aku? Salah engga sih mas kita bucin gini hahaha kok aku ngerasa aneh ya" Nindy memang tipe yang memendam selama ini, entah apa yang dilakukan oleh Nathan sampai-sampai kini ia tidak sungkan untuk memperlihatkan sisi lain dirinya yang sangat diterima baik oleh Nathan bahkan membuat Nindy merasa nyaman.
" Sayang, dalam sebuah hubungan saling terbuka itu penting loh jadi ya bucin sama pasangan sendiri malah bagus dong jadi pasangan merasa lebih dicintai dan dihargai" Nathan selalu punya cara dalam menjelaskan dan memberikan saran untuk dirinya yang terkadang masih ada rasa takut.
" Di mengerti pak Nathan" kini malah sifat jahilnya yang keluar meskipun sedikit ragu.
" Hahaha untung loh jauh, kalau deket udah aku samperin aku gigit pipinya gemas amat sih" Nathan membalas godaan Nindy yang membuat suasana kembali hangat meskipun energi Nindy masih belum full.
Kini Nindy susah terlelap dijauh sana dengan posisi tidur yang lucu Dimata Nathan, sedangkan Nathan masih mengerjakan pekerjaan yang sedang ia kejar agar bisa segera pulang.
Apalagi sang asisten pribadi sekaligus adik iparnya yang masih tergolong pengantin baru, sudah pasti Lily selalu merengek kepada Eriko untuk segera pulang.
Trrrriiingg....
📩 : Besok jam makan siang kita bertemu...
apa bedanya, kk Din??
wkwkwk
kl mo marah hrs direncanakan,
disusun yg rapi..
kyk jdwl mata pelajaran..
hihiiiii
hajar,Jo!!!
emg kk Dinar tau gmn
pergerakan buaYa.....??
wkwkwk
gk niat..
atau....
blm mau???
wkwkwk
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk