Rigel Narendra, 35th, seorang dosen disalah satu Universitas Seni yang paling populer di negara A. Selain seorang dosen, Rigel juga merupakan seniman patung dan tembikar. Rigel memiliki istri yang mengalami gangguan kejiwaan setelah anak kembar mereka meninggal di usia yang masih 2th.
Memiliki istri yang mengalami gangguan jiwa, membuat Rigel sedikit lelah, lelah karena harus mengurus sang istri setelah dirinya pulang bekerja dan lelah karena harus melampiaskan hasratnya sendiri karena sang istri tidak bisa melayani hasratnya.
Hingga akhirnya ia memiliki hubungan intens oleh Aluna Arabia, salah satu mahasiswinya setelah pertemuan dengan Aluna di sebuah acara pameran seni patung.
Mulai dari situ hubungan Rigel dan Aluna semakin dekat, hingga mereka terjebak dalam sebuah hubungan terlarang.
Apakah Rigel dan Aluna akan mengakhiri hubungan terlarang mereka?
Mari kita ikuti cerita Scandal With My College Student
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
🍁 Happy Reading 🍁
Saat sedang mengobrol dengan Tuan Hardian, tak sengaja mata Rigel melihat ke arah Aluna yang sedang mengobrol dengan salah satu pengunjung pameran yang sepertinya tidak mengerti tentang seni patung.
Dari atas Rigel melihat Aluna seperti sedang menjelaskan pada pengunjung itu karena gerakan tangan Aluna.
Tanpa Rigel sadari, Rigel tersenyum memandang Aluna.
"Siapa gadis itu? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya." Gumam Rigel dalam hati.
"Tuan Rigel, apa Anda mendengar saya?" Tanya Tuan Hardian. Ternyata sejak tadi Tuan Hardian sedang berbicara dengan Rigel tapi Rigel malah melihat ke arah lain.
Dan pertanyaan Tuan Hardian sukses membuat Rigel mengalihkan pandangannya kembali ke Tuan Hardian.
"Ah.. iya Tuan Hardian, saya mendengar Anda." Balas Rigel berbohong. Padahal sejak tadi Rigel sama sekali tidak mendengarkan apa yang Tuan Hardian katakan.
Tuan Hardian pun kembali ke topik pembicaraan mereka. Sambil mendengarkan Tuan Hardian berbicara, mata Rigel juga sambil melirik-lirik Aluna.
🍁🍁🍁
Pukul 23.30
Pameran pun usai.
Tujuh puluh persen patung yang di pamerkan malam ini sudah laku terjual dengan harga yang fantastis dan pastinya yang membeli bukanlah orang-orang sembarangan.
Dan patung Renata dan Renita masuk kedalam tujuh puluh persen patung yang terjual malam ini.
Semua pengunjung pun satu persatu keluar dari dalam ruangan, tapi tidak dengan Aluna yang tetap berada di dalam ruangan sambil berdiri tepat di depan patung Renata dan Renita yang sebentar lagi akan di kirimkan kepada pemilik baru mereka.
"Kenapa Pak Rigel harus melelang patung ini? Bukankah tadi Pak Rigel bilang kalau patung ini dia buat dengan menumpahkan segala perasaannya?" Lirih Aluna. Nampak jelas kesedihan di wajah Aluna. Rasa-rasanya ia tidak ikhlas jika patung itu di serahkan pada orang lain. Tapi ingin membeli patung itu juga, Aluna tidak punya uang.
"Kenapa belum pulang?" Tiba-tiba saja si pemahat patung Renata-Renita bersuara dari arah belakang Aluna.
Aluna menengok kebelakang sebentar dan saat melihat Rigel berjalan ke arahnya, Aluna kembali mengalihkan pandangannya ke arah patung.
"Saya hanya ingin menyapa patung ini untuk yang terakhir kalinya." Jawab Aluna.
"Bapak tidak sedih melepas patung ini?" Tanya Aluna saat Rigel sudah berdiri tepat disampingnya.
"Justru kalau patung ini terus bersama saya, saya akan terus di hantui rasa sedih. Saya senang patung ini bisa laku dan saya harap patung ini bisa membawa kebahagian, keberkahan dan cinta ditempat-nya yang baru." Jawab Rigel terlihat tegar.
"Tadi saya juga berharap begitu." Sahut Aluna.
"Aakh... Seandainya aku punya banyak uang, sudah pasti akh akan membeli patung ini!" Lirih Aluna pelan namun masih bisa di dengar oleh Rigel.
Rigel tersenyum tipis mendengar lirihan Aluna.
"Daripada kamu memikirkan itu, lebih baik kamu pikirkan saja tugas akhir yang saya berikan." Sahut Rigel. Meski belum mengingat secara personal siapa Aluna, tapi setidaknya Rigel ingat kalau dirinya memberikan tugas akhir pada mahasiswa yang mengikuti kelasnya.
"Kalau itu hampir setiap malam saya memikirkannya Pak. Makanya saya datang kesini untuk mencari-cari inspirasi, kira-kira bahan apa yang cocok dengan pose patung yang akan saya buat." Jawab Aluna.
"Lalu gaya pasangan kekasih seperti apa yang ingin kamu buat?" Tanya Rigel.
"Kalau itu saya belum tahu Pak." Jawab Aluna sambil menyengir kuda.
"Kamu jomblo yah, makanya tidak tahu apa yang biasanya di lakukan pasangan kekasih?"
"Hehehe.. Bapak tahu aja. Saya ini jomblo akut Pak." Balas Aluna masih dengan cengiran dan menggarukkan kepalanya.
"Say tidak percaya kalau kamu itu jomblo akut. Masa gadis secantik kamu jomblo."
"Astaga Pak, saya cantik dari mana sih Pak, kalau saya cantik pasti sudah jadi wanita populer di kampus, tapi ini.. jangankan wanita populer, orang-orang saja tidak tahu kalau saya kuliah di kampus itu.
"Kamu bisa saja merendah! Ya sudah, ayo kita pulang!"
Aluna dan Rigel pun keluar dari dalam ruangan.
🍁🍁🍁
Lobi hotel.
"Kamu pulang naik apa?" Tanya Rigel.
"Naik taksi Pak."
"Mana ada lagi taksi jam segini."
"Ya ditunggu sampai ada."
"Kalau begitu biar saya antar kamu pulang."
"Eh.. gak usah Pak, nanti saya ngerepotin Bapak lagi."
"Lebih repot lagi kalau kamu kenapa-kenapa, kan orang yang terakhir sama kamu itu saya. Kalau kamu kenapa-kenapa setelah pulang dari sini, pasti polisi nanti minta keterangan dari saya. Memangnya kamu pikir gak repot bolak-balik kantor polisi!"
"Saya gak nerima penolakan, pokoknya kamu saya antar pulang!" Ucap Rigel tegas.
Mau tak mau Aluna pun menerima tawaran Rigel yang ingin mengantarnya pulang.
🍁🍁🍁
Bersambung...
Jangan lupa LIKE, KOMEN, HADIAH dan VOTE-nya. Terimakasih. 🙏🙏
kenapa gk Taranka aja lebih manis sexi nya dapet cantik anggun nya dapet