Hukuman utk penabrak ternyata tidak bisa menyentuhnya, dengan angkuhnya pria itu menutupi kasus tabrakan dengan sejumlah uang. Akan tetapi adik korban tidak menyetujuinya, justru memaksa penabrak menikahi anak korban, Salma. Dengan terpaksa Kavin, pria arogan menikahinya.
Rasa benci kepada si pelaku sudah tertanam di hati Salma namun sayang tidak bisa dilampiaskan. Karena Kavin sudah meninggalkan acara akad nikah, sebelum mereka berdua akan di pertemukan. Tragis nasib Salma dan Kavin yang tidak tahu jelas nama dan wajah pasangannya.
"Baguslah kalau perlu mati dijalan sekalian! Salma tidak perlu melihat pria itu!!" emosi gadis itu.
Doanya seketika terkabul, tapi apa yang mati??
Akankah nikah paksa tiga tahun lalu terkuak setelah sekian lama Salma dan Kavin tidak bertemu? Dan sekarang di pertemukan kembali sebagai Bos dan Karyawan.
Ini bukan kisah romantis, tapi kisah dua orang yang saling membenci. Apakah mereka melanjutkan rumah tangganya? atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpilih
Tepuk tangan riuh menggema di ruangan aula, penuh semangat dan suprise atas ucapan Kavin, jika akan ada mahasiswa yang berkesempatan bekerja di Perusahaan Indo Prakasa yang sangat terkenal dalam bidang retailnya.
“Wah Salma, loe dengarkan mahasiswa yang berprestasi berkesempatan di Perusahaan Indo Prakasa, aaah sayang nilai gue pas-pasan, sudah pasti gak bakal terpilih," desah Jess, menyesal belajarnya terlalu santai, yang penting lulus kuliah pikir Jess.
“Kira-kira siapa yang beruntung, jangan-jangan nama loe ke pilih nih?” gumam Jess, sembari mencolek Salma.
“Mana gue tahu Jes....Jes...,” mengedik bahu si Salma.
Pak Rektor bangkit dari duduknya lalu dan menerima microphone dari sang moderator.
“Baiklah pada kesempatan hari ini, Bapak akan mengumumkan lima mahasiswa berprestasi yang berkesempatan untuk bekerja di Perusahaan Indo Prakarsa, untuk nama mahasiswa yang Bapak sebutkan harap naik ke atas panggung,” ujar Bapak Rektor, kemudian membuka map yang di pegangnya.
“Nama-namanya adalah Bima Adyaksa Daud, Citra Yulianti, Genta Mahesa, Rizki Abizar, dan yang terakhir mahasiswa dengan nilai tertinggi dari fakultas ekonomi....Salma Hadeeqa. Silahkan kalian naik ke atas panggung,” ujar Pak Rektor yang sudah mengumumkan nama mahasiswa berprestasi.
Tepuk tangan menggema berikut siulan yang saling bersahutan.
“Masya Allah, Salma......nama loe di sebut sama Pak Rektor, gue gak nyangka ternyata loe mahasiswa terbaik......astaga....,” terkaget si Jess, dengan kedua netranya yang terbelalak, masih tak percaya.
Buat apa menunjukkan prestasi ke semua orang, yang ada akan menimbulkan iri hati kepada teman-temannya. Cukup mereka tahu pada saat detik-detik terakhir, seperti saat ini akhirnya Pak Rektor yang membukanya.
Salma tersenyum tipis, dan menerima pelukan dari Jess, kemudian gadis itu meninggalkan tempat duduknya lalu maju ke depan untuk naik ke atas panggung, sesuai pesan Rektor.
Semua mata mahasiswa tertuju pada gadis yang sangat cantik dari fakultas ekonomi, ya siapa lagi kalau bukan Salma, semua orang tahu salah satu mahasiswi yang paling cantik adalah Salma Hadeeqa yang diam diam mahasiswi berprestasi rupanya.
Ari sang asisten yang melihat Salma naik ke atas panggung, kedua netranya terbelalak.
Wah bisa panjang ini ceritanya, jika istri keduanya bekerja di perusahaan Tuan Kavin, harus bagaimana ini......gelisah batin Ari.
Beberapa mahasiswa yang turut di panggil oleh Pak Rektor terlihat jalannya terburu dengan rasa bangganya. Sedangkan Salma terlihat jalannya tenang, serta membingkai senyum tipisnya di wajah cantiknya.
Sekarang lima mahasiswa/i sudah berdiri dia atas panggung, kemudian melanjutkan acara seremonial kerjasama antara Universitas dengan Perusahaan Indo Prakasa.
“Selamat untuk para mahasiswa dan mahasiswi yang berkesempatan bekerja di perusahaan, semoga bisa memberikan kontribusi yang baik untuk kemajuan perusahaan,” ucap selamat dari Kavin sang pemilik perusahaan, ujung ekor mata pria itu menangkap sosok gadis cantik berdiri paling ujung.
Kemudian pria dingin itu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan kepada ke lima mahasiswa tersebut secara bergantian.
“Terima kasih, Pak Kavin atas kesempatan yang diberikan,” ujar Bima saat berjabat tangan, kemudian pria itu berlanjutan ke mahasiswa lain.
Dan pas terakhir tiba ke arah Salma, mereka berdua diam sejenak dalam per sekian detik. Tatapan Kavin merasa heran dengan gadis yang sangat cantik menurut pria itu sudah berdiri di hadapannya, tatapan penuh selidik, sedangkan Salma membalasnya dengan menatapnya dingin, tapi seakan mengingat sesuatu, namun masih bingung.
Tangan kanan Kavin terulur mengajak gadis itu untuk berjabat tangan dengannya, akan tetapi kedua tangan Salma langsung memberikan salam namaste, menangkup kedua telapak tangannya tanpa tersenyum, ekspresinya datar dan dingin.
Menerima sikap seperti itu dari gadis itu, pria itu langsung menarik tangannya, kemudian lengannya terkepal, rahang pria itu mengeras, tidak terima penolakan akan tetapi tidak bisa diungkapkan, namun pria itu seakan harga dirinya sedang di jatuhkan di depan umum. Bagaimana bisa seorang pria yang sangat tampan dan salah satu pemilik perusahaan, di tolak untuk bersalaman. Baru kali ini pria itu dapat penolakan di depan umum, bukan sedang berdua.
“Terima kasih, Pak Kavin,” ujar Salma.
Namun tidak ada jawaban balasan dari pria arogan itu, hanya tatapan tajam. Dan Salma membalas dengan tatapan malasnya, tidak perduli jika tidak dijawab oleh pria itu.
“Setelah acara ini selesai, kalian berlima bisa menemui Bapak di ruangan,” ujar Pak Rektor.
“Baik, Pak,” jawab bergantian mereka berlima.
Setelahnya mereka turun dari panggung acara.
Bima terlihat tersenyum dengan Salma ketika mereka semua turun dari panggung, namun sayangnya gadis itu berwajah datar seakan tidak melihat senyuman Bima. Sedangkan Kavin memicingkan matanya lalu mengikuti arah Salma berjalan, terlihat geram dengan gadis yang bersama Salma, pria itu merekam nama Salma Hadeeqa di otaknya.
Mendapat kesempatan untuk bekerja di Perusahaan Indo Prakasa tanpa harus melamar terlebih dahulu, buat gadis itu sebuah pengganti dari pekerjaan sebelumnya sebagai SPG kosmetik. Allah akhirnya mengabulkan doanya.
“Selamat Salma, waah mantap bisa kerja di perusahaan Indo Prakasa,” kata Jess, sekembalinya Salma kembali duduk di sampingnya.
“Alhamdulillah Jess,..rezeki anak sholehah,” Salma tersenyum lebar.
“Nanti kalau ada lowongan, kasih tahu gue ya.”
“Belum masuk kerja, udah nanyain lowongan aja nih,” balas Salma.
“Kali aja Salma, ada rezeki buat gue di sana.”
“Iye.....nanti ya pas gue udah kerja di sana,” balas Salma, gemas sama temannya.
Akhirnya acara seminar selesai juga, Kavin beserta Ari langsung berpamitan dengan Pak Rektor. Team panitia seminar bergegas merapikan tempat acara.
🌻🌻
Ruang Rektor
Sesuai dengan pesan Pak Rektor, mereka yang terpilih bekerja di Perusahaan Indo Prakasa, untuk menghadap.
“Ini surat pengantar yang wajib kalian bawa saat datang ke Perusahaan Indo Prakasa, selain surat pengantar kalian juga harus membawa CV kalian. Dan besok pagi jam delapan, sudah berada di perusahaan dan menghadap ke bagian HRD nya,” ujar Pak Rektor, yang sedang memberikan arahan sekaligus memberikan surat pengantar.
“Baik Pak, terima kasih sebelumnya,” jawab Salma, lalu di lanjutkan oleh ke empat orang lainnya.
“Selamat buat kalian berlima, jangan sia-siakan kesempatan ini. Cari kerja di jaman sekarang itu susah, pergunakan ilmu yang kalian pelajari selama kuliah,” ujar Pak Rektor.
“Baik, Pak Reza,” serempak mereka menjawab.
🌻🌻
Perusahaan Indo Prakarsa
Selesai mengisi acara seminar di universitas, pria angkuh itu bersama asistennya Ari kembali ke kantor.
“Halo, sayang....,” sapa Yasmin yang sedari tadi sudah tiba di kantor Kavin, setelah dapat info kalau acara seminarnya sudah selesai, wanita itu langsung bergegas ke perusahaan suaminya, setelah rapat di kantornya sudah selesai.
Pria itu langsung mendekap wanita cantik itu, dan mengecup lembut kening istri tercintanya.
“Kamu, sudah lama menunggu di kantor?” tanya Kavin kepada istrinya Yasmin.
“Baru sepuluh menit yang lalu kok, kamu lelahkan sayang?” tanya Yasmin, istri yang selalu perhatian kepada suaminya.
“Tidak terlalu, kenapa memangnya?”
“Papa sama mama mengundang kita makan malam di mansionnya, sayang bisa?”
“Buat kamu, apa yang tidak bisa. Pasti akan aku usahakan. Nanti aku akan menyuruh Ari untuk mengancel acara makan malam dengan rekan bisnisku,” ujar Kavin, menatap hangat wanita yang masih di peluknya.
bersambung........siap-siap menuju bab-bab berikutnya yang penuh drama, Bos dan Karyawannya
Kakak Readers jangan lupa tinggalkan jejaknya 👣👣👣 like, komen, point, klik tombol favorit, plus rate ⭐⭐⭐⭐⭐....biar semakin semangat lanjutinnya.
Yang tidak suka dengan alurnya skip aja ya, jangan kasih rate 1,2,3.....ok 🙏😁. Maklumlah penulis pemula belum bisa bikin cerita se wah author pemes 😁😁😁. Menulis hanya untuk menghibur diri saja.