NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Irene semakin erat memeluk tas miliknya di mana ia menyembunyikan kamera berukuran kecil. Walau bagaimanapun, ini adalah waktu yang tepat untuknya mengambil bukti sebanyak-banyaknya. Cukup hanya dengan rekaman malam ini saja, Alex dan komplotannya sudah pasti akan mendekap di dalam penjara. Namun, ia melupakan satu hal, David bukan orang sembarangan. Tak cukup hanya dengan mencurigai dan mengancamnya saja, pria itu mampu membaca gelagatnya, bahkan mengetahui bahwa ia menyembunyikan kamera.

Irene balas memandang wajah David dengan tubuh gemetar. "Ma-maksud kamu apa, Dav? Si-siapa yang nyembunyiin kamera? Jangan ngarang, ya," ucapnya dengan tergagap dan gugup.

"Udah, jangan banyak omong. Buktiin kalau kamu gak ngelakuin apa yang saya tuduhkan. Mana tas kamu," pinta David, hendak merebut tas milik Irene.

Aksi tarik menarik pun tidak terhindarkan. Irene mempertahankan tas miliknya karena tidak ingin penyamarannya terbongkar. Sementara David, ia yakin bahwa kecurigaannya tidak meleset, firasatnya mengatakan bahwa Irene memiliki tujuan khusus mendekati Alex. Ia tidak ingin hidup sang majikan berakhir di balik jeruji besi.

"Lepasin, Dav. Di tas aku gak ada apa-apanya!" pinta Irene dengan suara lantang, mencoba mempertahankan tas miliknya.

"Ya udah, kalau kamu emang gak nyembunyiin apa-apa, gak usah takut. Biarkan saya memeriksa tas kamu," pinta David dengan paksaan.

"Gak, aku gak mau. Enak aja main periksa-periksa tas orang! Apa yang kamu lakuin ini, sama aja penjambretan tau!"

"Dasar kurang ajar. Saya makin yakin kalau kamu--"

"Cukup!" sela Alex dari dalam kontainer, memandang wajah David dengan murka. "Apa-apaan kamu, David? Berikan tas itu sama Irene!"

"Tapi, Tuan--"

"Gak ada tapi-tapian, tak ada gunanya kamu curiga sama dia, David. Dia itu tangan kiri saya. Mana mungkin di mengkhianati saya! Dasar bodoh!"

David memejamkan mata menahan rasa kesal seraya melepaskan tas milik Irene. Sebenarnya, apa yang sudah dilakukan oleh wanita itu hingga atasannya tunduk dan takluk kepadanya? Padahal, keduanya belum lama saling mengenal. Jika Alex mempercayai Irene semerta-merta karena cinta, bukankah cinta itu tidak mungkin tumbuh hanya dalam sekejap mata? David mengepalkan kedua tangannya menahan rasa geram. Matanya kembali terbuka memandang wajah Irene dengan tajam.

"Kali ini kamu selamat, Irene, tapi ingat ... saya akan selalu mengawasi gerak-gerik kamu. Paham?" bisiknya dengan tegas.

Irene hanya tersenyum menyeringai tanpa menimpali ucapan David. Rasa takut yang semula memenuhi relung hatinya perlahan mulai sirna. Meskipun begitu, ia harus tetap waspada karena David tidak akan pernah membiarkannya begitu saja. Selain itu, dirinya akan segera keluar dari rumah Alex dan menjauh setelah mendapat bukti malam ini.

"Mampus kau. Silahkan aja awasi aku, toh setelah malam ini aku bakal dapetin bukti buat ngejeblosin kamu dan bos-mu itu ke penjara," batin Irene, seraya melangkah memasuki kontainer.

Alex nampak tengah berdiri di depan kotak-kotak terbuat dari baja. Di masing-masing kotak, terdapat satu benda berharga yang baru saja dikirim dari luar negeri. Diantaranya ada ponsel canggih keluaran brand ternama, perhiasan dan barang berharga lainnya. Satu yang membuat Irene tercengang, sebuah batu berlian seukuran kepalan tangan dewasa nampak bertengger di salah satu kotak. Cahayanya nampak berkilau di antara ruangan yang minim pencahayaan.

"Gila, gila, gila! Ini sih beneran gila! Bayangin, berapa jumlah uang yang akan dihasilkan sama barang-barang ini?" batin Irene, seraya memperbaiki posisi tas miliknya agar bisa mengabadikan setiap sudut ruangan yang tidak terlalu luas itu.

"Kamu suka sama berlian itu?" tanya Alex, tiba-tiba sudah berdiri tepat di belakang Irene membuat wanita itu terkejut.

"Hah? Eu ... ng-nggak ko," jawab Irene terbata-bata, seraya menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal.

"Kalau kamu suka, ambil aja."

"Ng-nggak ko, Pak. Itu ... aku cuma kagum aja sama cahayanya yang berkilau."

Alex, memandang kotak-kotak berisi perhiasan, tatapan matanya terhenti pada sebuah kalung emas putih di mana berlian kecil berbentuk hati bertengger di tengah-tengahnya. Pria itu tersenyum ringan lalu meraih benda tersebut.

"Kayaknya ini cocok buat kamu," ucapnya, menatap, meraih kalung tersebut lalu memperlihatkan tepat di hadapan Irene.

Irene tersenyum canggung. "Hah? Ng-nggak ko, Pak. Kalung itu gak cocok buat aku. Orang kayak aku mana pantes pake barang mahal kayak gini," ucapnya dengan gugup.

"Siapa bilang?" tanya Alex. "Apa kamu tau apa bedanya kamu sama kalung berlian ini?"

Irene menggelengkan kepala, memandang benda berkilau yang kini berada di hadapan mata. "Nggak, Pak Alex. Aku gak tau, emangnya apa bedanya aku sama kalung ini?"

"Nggak ada bedanya ko. Kamu sama kalung ini sama-sama berharga, sama-sama berkilau dan sama-sama mahal," jawab Alex dengan senyum lebar.

Jantung Irene seketika berdetak kencang, gombalan Alex membuat hatinya bergetar. Meskipun ia kerap mendengar hal serupa dari pria-pria yang pernah mendekatinya, tapi mengapa rasanya berbeda ketika kalimat itu terlontar dari mulut seorang Alex William?

"Bapak bisa aja, gombalan Anda terlalu berlebihan, Pak," sahut Irene seraya mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa merinding.

Alex tiba-tiba melangkah lalu berdiri tepat di belakang Irene, melingkarkan kalung tersebut di lehernya. "Ini adalah hadiah pertama saya buat kamu, Irene. Saya bakalan kasih hadiah yang lebih dari ini kalau kamu mau jadi istri saya," bisiknya di telinga Irene.

"Pak--" lirih Iren dengan terkejut. "A-Anda gak perlu kasih saya hadiah semahal ini, Pak. Saya gak suka barang-barang kayak gini. Saya juga gak minta ko."

Alex akhirnya selesai melingkarkan kalung tersebut di leher Irene, memutar tubuh wanita itu hingga Irene berdiri tepat di hadapannya. "Yakin kamu gak suka perhiasan mewah ini?"

Irene terdiam, memandang bola mata Alex dengan lekat. Sorot matanya menyuguhkan ketulusan, setiap kalimat yang terucap dari bibirnya menjanjikan kebahagiaan. Namun, pria itu tetap saja mafia berhati dingin, penjahat kelas kakap yang harus ia jebloskan ke dalam penjara. Satu hal yang membuatnya bingung, seorang mafia kejam seperti Alex bisa jatuh cinta juga ternyata.

"O iya, malam ini kita nginep di kapal pesiar saya, ya," ucap Alex, seketika membuyarkan lamunan seorang Irene Larasati.

"Hah? Ka-kapal pesiar?"

"Kamu pernah naik kapal pesiar?"

Irene menggelengkan kepala dengan wajah datar.

"Kebetulan sekali. Malam ini saya akan ajak kamu jalan-jalan dengan kapal pesiar saya, kita telusuri lautan Indonesia. Saya yakin kamu pasti suka!"

"Ber-berdua aja, Pak?"

"Tentu saja. Pokoknya, malam ini akan jadi malam yang tidak terlupakan buat kamu, Irene."

Irene terdiam dengan pikiran berkecamuk. "Ya Tuhan, apa yang akan dilakukan Pak Alex sama aku? Apa malam ini dia akan memintaku tidur sama dia dan kalung ini sengaja dia kasih ke aku biar aku mau tidur sama dia, gitu?" batin Irene, bulu kuduknya semakin merinding tidak karuan.

Bersambung ....

1
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
Jamayah Tambi
Selepas 8 tahun baru jumpa
Jamayah Tambi
Anak degil
Jamayah Tambi
Dah masik kandang singa memang tak boleh keluar dah
Jamayah Tambi
Mesti Irinevdah mengandung anak mafia tu
Jamayah Tambi
Kau peduli Akex
Jamayah Tambi
Alex dah tau kau polisi,tp buat2 tak tau kerana cintanya.Dia ingin kamu berhenti jd polis dan menjadi isterinya Itu taktik Alex.
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya bang alex ma irene ketemu lg,kaget ya bang tiba" menjadi daddy si kembar willi & willo 🤩🤩
mampus kau david,habis ni kau akan liat kemurkaan dan kemarahan bang alex 🤭😅😅
Jamayah Tambi
David cukup hati2
Jamayah Tambi
David pulak mcm ketua mafia.
Jamayah Tambi
Kaya raya memang,tp klu suaminya tidak setia dan kaki selingkuh macam mana.Mana ada perempuan yg sanggup diduakan./Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
Masuk kandang singa kamu Ren/Toasted//Toasted/
Jamayah Tambi
Belum apa2 dah kantoi /Sob//Sob/
Jamayah Tambi
Kamu berani sangat Irine.
Jamayah Tambi
Biar betul 2 vs 12.Macam tak logik.
Jamayah Tambi
Ah sudah,bahaya ni Airine
Jamayah Tambi
Mcm man nk jadi sekretaris klu tidak ada latihan.
Sri Astuti
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah wanita ketika merasa kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!