Bosku Tidak Pernah Puas

Teratai Residence

"Tangan Mami kenapa?" tanya Ken, anak kecil tampan bermata bulat itu.

Brigita mengangkat tangan nya dan menunjukkan nya pada Ken. "Ini? Tadi Mami tidak hati-hati saat bekerja."

Ken masih memandangi tangan yang di balut kasa tipis akibat pecahan kaca.

Brigita tahu anaknya sangat perhatian, ia menundukkan badannya sejajar dengan tubuh Ken kemudian mengusap kepalanya sambil tersenyum. "Mami tidak apa-apa, Nak."

Ken mengecup pipi Brigita dan kemudian mengecup pipi Rocky. Sebelum ia kembali sibuk dengan mainan nya.

"Kau lihat? Dia bisa menyayangimu secepat itu, bahkan anak sekecil itu saja tidak pernah menyakiti hatimu," pekik Brigita. "Tapi kau tega menghancurkan semuanya."

Rocky hanya terdiam.

"Jika karena masalah ini aku menceraikanmu, aku lebih takut Ken yang terkena imbasnya akibat keegoisan kita! Bukan karena aku takut miskin!" suara Brigita terdengar gemetar.

Dia meninggalkan Rocky yang masih berdiri di sana menuju kamar.

"Sebagai permintaan maafku, aku berjanji akan membuat wanita itu tidak bekerja lagi di B Style atau management manapun yang masih satu pemilik dengan tempat kita bekerja." ucap Rocky yang mengikuti Brigita masuk ke dalam kamar.

"Baiklah,"

Rocky menghembuskan napasnya lega.

"Dan berikan aku mobil hitam kesayanganmu," pinta Brigita.

"Apa? Kau bisa gunakan yang lain jangan... ah baiklah besok kita urus perubahan balik nama mobil itu."

Brigita menyeringai, tanpa marah dia sudah memenangkan permainan. Ia mencoba melupakan kejadian itu dan berusaha mengembalikkan suasana hatinya seperti semula.

.

.

B Style Lounge

Sebelumnya Rocky sudah memberikan pemberitahuan di grup bahwa dia akan mengadakan perayaan kecil berupa acara makan-makan di kantor. Di wajibkan seluruh karyawan hadir pada jam makan siang.

Ini akan menjadi pertanyaan setelah kejadian ricuh beberapa hari lalu.

Pukul 11:00, mereka sudah berkumpul.

Selama dua jam lounge tersebut sementara di tutup untuk umum.

"Ada acara apa sebenarnya?"

"Apakah benar Pak Rocky akan mengakui itu anaknya? Apakah Brigita telah setuju untuk di madu?"

Terdengar para pekerja saling berbisik menanyakan tujuan dan maksud dari acara yang di buat Rocky secara mendadak.

"Len, aku kok jadi dag dig dug ya. Ada apa sih sebenarnya?" bisik Sera.

"Aku juga nggak tau, semoga bukan hal mengerikan yang akan kita dengar. Kejadian kemarin itu benar-benar kacau," jawabnya.

Dyandra yang duduk di sana sambil memainkan kukunya nampak santai. Entah apa yang di pikiran wanita itu setelah di campakkan.

Tepat pukul 12:00 Rocky datang bersama Brigita.

Di tangan Brigita membawa satu bucket bunga berukuran sedang, bunga mawar segar yang di bentuk cantik.

Mereka berdua menggunakan setelan senada yang terlihat sangat serasi. Ini menjadi tanda tanya besar lagi bagi karyawan lainnya.

Rocky berada di tengah, menjadi pusat di mana seluruh karyawan bisa mendengar dan melihatnya.

"Selamat siang semuanya, terima kasih untuk waktu kalian. Sebelum kita menyantap makanan yang lezat di sebelah kanan saya, mari dengarkan beberapa pengumaman yang akan saya sampaikan," tutur Rocky tegas.

"Saya ucapkan terima kasih untuk kerja keras kalian, kerja kalian yang selalu bagus. Serta saya meminta maaf untuk kericuhan yang saya buat beberapa hari lalu..."

Dyandra berdecak. Membuat seluruh mata memandangnya.

Brigita hanya menyeringai menatap Dyandra yang kini ia sebut sebagai mantan sahabatnya.

"Langsung saja, jadi ini saya buat sebagai permintaan maaf. Sebagai manusia saya tidak luput dari kesalahan. Kedua, berdasarkan penilaian saya kinerja kalian yang baik pasti akan mendapatkan balasan yang baik juga dari perusahaan."

"Saya akan menaikkan jabatan Lena yang tadinya sebagai karyawan kontrak menjadi karyawan resmi. Dan juga leader Finance di tempat ini. Berikan tepuk tangan,"

Seluruh karyawan memberikan tepuk tangan senang karena memang kinerja nya yang baik, tapi juga bingung lalu bagaimana dengan Dyandra.

Lena sendiri merasa tidak enak hati dan menatap Dyandra yang berdiri dari kursinya dengan mata melotot.

"Apa? Lalu aku?"

"Kamu Dyandra, akan menjadi staff finance di bawah Lena." ucapnya. "Jika tidak berkenan dengan keputusan saya, silahkan ajukan surat pengunduran dirimu."

Tubuh Dyandra seolah terbujur kaku, bibirnya tak bisa berkata-kata dan matanya sudah berkaca-kaca.

"Selamat ya, atas kinerjamu yang baik kamu memang layak mendapatkan ini semua." Brigita memeluk Lena sambil memberikan bucket bunga yang di bawanya.

"Ta... tapi, Kak?"

"Maafkan aku, aku sempat mencurigaimu hal yang seharusnya tidak aku lakukan," imbuh Brigita.

Acara di lanjutkan dengan makan-makan, tepat di jam makan siang.

.

Rocky kembali ke ruangan nya, setelah acara tersebut selesai. Para pekerja juga kembali ke tugasnya masing-masing.

"Kak ini sebenarnya ada apa?" Lena mendatangi Brigita yang duduk di kursinya.

"Ini keputusan Bapak, bukan aku. Aku hanya membantunya saja,"

"Apa maksudnya, Kak? Kalau begini Kak Dyandra bisa-bisa memusuhiku," kata-kata Lena terdengar khawatir dan takut.

Brigita memegangi tangan Lena. "Ini prestasimu, kamu kerja di sini bukan untuk dia. Bukan untuk menyenangkan hidupnya!"

Lena masih tidak menyangka dengan keputusan Rocky dan juga Brigita.

Merasa tidak puas dengan jawaban Brigita ia berencana mendatangi ruangan Rocky.

Tok!

Tok!

Saat Lena masuk ternyata Dyandra ada di sana sedang meracau di hadapan Rocky yang hanya diam tidak peduli dengan ucapan nya.

Pandangan Dyandra beralih tajam pada Lena. "Kau puas merebut jabatanku?"

"Ini bukan mauku, Kak. Aku kesini juga untuk menanyakan pada Bapak apa yang sebenarnya terjadi. Dan mengapa ini tiba-tiba?"

"Alahhh!!" jawab Dyandra sambil mendorong tubuh Lena.

Rocky tetap tenang, ia membuka laptopnya dan membuka satu dokumen yang ada di sana. Tangan nya memutar laptop itu dan menghadapkan nya pada Lena juga Dyandra.

"Kau tahu ini?"

Dyandra mendekat ke arah dokumen itu, melihanya dengan saksama. Lena juga terlihat sangat serius menatap dokumen itu.

"Masih belum paham?" tegas Rocky. "Aku tahu hal ini sudah lama, tapi aku tidak menyangka di luar itu kau juga menggodaku."

"Kau memanipulasi laporan keuangan untuk event bulan lalu. Benarkan? Kau dan Titi, sebelum aku melaporkanmu sebaiknya ajukan pengunduran dirimu sekarang juga!!" bentak Rocky membuat mereka berdua terperanjat.

Dyandra diam sejenak sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Kenapa Titi tidak di perlakukan seperti ini juga?" tanya dia kini suaranya lebih rendah. "Harusnya dia sama di pecatnya denganku."

Rocky mengambil ponselnya dan menghubungi Brigita untuk mengajak Titi ke ruangan nya.

Mereka menunggu beberapa saat sampai akhirnya Titi dan Brigita ada di ruangan itu pula.

"Ti, temanmu ini tanya mengapa kau tidak ku pecat juga sama seperti dia. Bisa kau jelaskan mengapa?"

Titi menatap Dyandra datar, kemudian ia menjawab...

...****************...

Aku adain giveaway biar kalian makin semangat baca nya. Yuk di ramein ya teman-teman 🥰

Kira-kira apa yang selanjutnya bakalan terjadi nih?