NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: tamat
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:813.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Raveena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Dia Yang Kupilih

"Bisakah kau meminta si buta itu untuk memberikan dana ke perusahaan keluarga kita?"

"Kita membutuhkan suntikan dana lagi!"

Gerakan tangan Rea saat akan meneguk segelas jus yang tersuguh untuknya seketika terhenti di udara, wajahnya terangkat, menatap kakaknya yang duduk di depan Rea dengan pembatas meja di antara mereka.

"Siapa yang Kakak maksud?" Rea bertanya dingin, matanya memicing tidak suka.

Baru beberapa menit lalu Rea duduk di rumah bersama kedua orang tuanya, pertanyaan pertama yang ia terima dari sang kakak justru kalimat yang tidak menyenangkan untuk ia dengar.

Ryan, pria yang menjadi sosok kakak bagi Rea hanya duduk dengan kepala menunduk menatap ponsel, tersenyum kala menemukan sesuatu yang lucu menurutnya, dan tidak peduli kala suasana di dalam rumah terasa berbeda akibat pertanyaan yang pria itu lontarkan.

"Dia memiliki nama!" tekan Rea seraya meletakkan gelas di tangannya ke meja.

Entah bagaimana, emosinya terpancing begitu mudah hanya karena sang kakak menyebutkan satu fakta yang tidak bisa Rea sangkal. Suaminya buta.

"Dan dia yang kupilih sebagai suamiku. Begitukan cara kakak memanggil adik ipar sendiri?" sambung Rea tidak terima.

"Pft..."

Ryan terbahak, menurunkan ponselnya dan mengangkat pandangan untuk menatap adiknya.

"Jangan terlalu dramatis, Re!" ujar Ryan tanpa beban.

"Suami?" Ryan tertawa lagi. "Lebih tepatnya suami kontrak. Kau menikahinya hanya untuk membuat si buta itu memberikan suntikan dana di perusahaan yang aku dan Alec kelola,"

"Selebihnya, dia tidak berguna,"

"Jaga bicara, Kakak!" bentak Rea segera berdiri.

"Sayang... Ada apa denganmu?"

Nyonya Elise, wanita paruh baya yang menjadi ibu dari Rea turut berdiri, merangkul bahu putrinya sekaligus menuntun sang putri untuk kembali duduk. Dahinya berkerut bingung melihat sikap putrinya yang di luar kebiasaannya.

"Kakakmu memang membutuhkan suntikan dana dari suamimu, dia hanya tidak bisa berbicara manis, jadi jangan marah," tutur Nyonya Elise lembut.

"Apa yang baru saja Mommy ucapkan justru membuat pernikahanku terdengar seperti lelucon sempurna," ucap Rea skeptis, lalu tertawa sumbang.

"Pernikahanmu dengannya hanya satu tahun, kenapa kau serius sekali menanggapinya?" celetuk Ryan seraya meneguk minuman yang tersuguh untuknya.

"Bukan Kakak yang menentukan kapan pernikahanku akan berakhir!" tegas Rea.

"Dan dengarkan ini baik-baik! Pernikahanku dengan Paman Kai sah di mata hukum. Aku tidak pernah menganggap pernikahan ini sebagai bagian dari permainan yang kalian mainkan!"

"Apa maksudmu berkata begitu, Re?"

Pertanyaan itu kini datang dari Josef, pria paruh baya yang duduk di samping Ryan sekaligus pria yang menjadi ayah Rea, dahinya berkerut dengan pandangan terkunci pada putrinya.

"Aku tidak pernah meminta Paman Kai menandatangani surat perjanjian itu," ungkap Rea.

Wajah Rea terangkat saat mengatakan hal itu, seakan ia siap dengan apa yang akan terjadi setelahnya bahkan meskipun keluarganya sendiri akan membenci dirinya.

"KAU GILA!" Ryan berteriak marah, menghempaskan gelas berisi jus itu ke arah Rea dan mendarat tepat di samping Rea.

'Pyarr...!'

Gelas berisi jus itu pecah hanya dalam jarak beberapa centi saja dari kaki Rea, pecahan dari gelas itu bahkan menggores kakinya yang tidak Rea rasakan. Hatinya lebih sakit melihat bagaimana wajah asli keluarganya sendiri.

"Dasar bodoh!" Ryan mengumpat.

"Seharusnya kau minta si buta itu untuk menandatangani surat perjanjian itu sebelum menikah!"

"Kenapa kamu melakukan ini, Sayang? Kenapa kamu tidak minta dia untuk menandatangani surat perjanjiannya?" Nyonya Elise turut bertanya.

"Akan sulit memintanya untuk menandatangani surat perjanjian itu setelah menikah," Tuan Josef menimpali.

"Lebih baik kau temui Alec sekarang! Dia akan mencari solusi lain sebelum si buta itu menyentuhmu," Ryan berkata lagi.

"Sayang sekali," jawab Rea. "Dia sudah menyentuhku, Kakak terlambat selangkah,"

"Kau..." Ryan mendesis marah.

Langkah lebar Ryan membuat posisinya dalam sekejap berada tepat di depan adiknya, satu tanganya terangkat, siap untuk melayangkan satu pukulan pada adiknya ketika sang ibu bergerak lebih cepat menutupi tubuh Rea menggunakan tubuhnya sendiri.

"Jangan kasar pada adikmu, Ryan!" tegur Nyonya Elise, pandanganya beralih pada Rea untuk mendapatkan jawaban.

"Kamu berbohong kan, Sayang? Kamu belum melakukannya, bukan?"

"Apakah salah jika aku melakukannya, Mom? Setidaknya aku melakukan hal itu bersama suamiku, bukan melakukan hal menjijikan tanpa status apapun seperti yang Alec lakukan," sahut Rea seraya melepaskan diri dari ibunya.

"Apa maksudmu?" tanya Nyonya Elise dengan kening berkerut. "Alec tidak mungkin mengkhianatimu, Sayang,"

"Lebih baik kau temui dia segera! Dia selalu menghubungiku karena kesulitan menghubungimu," ucap Ryan lagi melunakkan suaranya.

"Alec juga datang pagi-pagi sekali hanya untuk menghubungimu menggunakan ponsel, Mommy. Apakah kalian sedang bertengkar?" sambung Nyonya Elise bertanya.

Rea menghembuskan napas lelah. Ia datang ke rumah karena ingin mengatakan bagaimana sifat asli Alec. Sayangnya, semua telinga keluarganya tidak ada yang mau mendengar.

"Apakah kita benar-benar keluarga?" Rea bertanya lirih, tetapi cukup untuk didengar oleh tiga orang yang kini tengah bersamanya.

"Kenapa kamu bertanya begitu?" Tuan Josef kembali angkat bicara. "Tentu saja kita keluarga,"

"Lalu, kemana kalian saat aku mengalami kecelakaan? Kalian bahkan tidak mengunjungiku saat aku dirawat," Rea bertanya, lalu mengerjapkan mata, berusaha sekuat tenaga menahan air matanya.

"Itu sudah berlalu lama," sahut Ryan. "Lagipula, kami sudah mendengar kamu tidak terluka parah, kenapa sekarang kamu meributkan hal sepele?"

Rea mengangguk, kembali tertawa sumbang sembari mencemooh dirinya sendiri di dalam hatinya. Kini, ia sadar, selama ini, sejak dirinya mengenal sosok Kai, hanya pria itulah yang selalu setia mendengar keluh kesahnya, sedangkan mereka yang menjadi keluarganya hanya fokus pada diri mereka sendiri.

Mereka kembali berbicara, tetapi Rea tidak lagi mendengar apa yang mereka bicarakan hingga memilih bangun dari duduknya.

"Aku harus pergi," ucap Rea.

"Tunggu! Kenapa buru-buru sekali?" sambut Nyonya Elise terkejut.

"Aku datang untuk berbicara, tapi tak satupun dari kalian mau mendengarku. Kurasa, hanya Paman Kai yang selama ini bersedia memasang telinganya untukku meski dia tidak ingin,"

Setelah mengatakan itu, Rea melangkah pergi meninggalkan rumah keluarganya, tak peduli seberapa banyak ibunya memanggil, ia tidak menoleh. Hanya terus melangkah menuju pintu keluar dan masuk ke dalam mobil dengan satu tujuan. Pulang.

Berulang kali Rea menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan, berharap rasa sesak yang kini tengah ia rasakan masih bisa ia tahan. Akan tetapi, pertahanannya seketika runtuh. Kepalanya menunduk dalam, meletakkan dahinya di atas kemudi seiring dengan suara isak tangis yang mulai terdengar.

"Jangan seperti ini,"

Rea berkata pada dirinya sendiri, mengangkat wajah dan menghapus air mata yang membasahi pipinya. Dengan satu hembusan napas cepat, Rea mulai menjalankan mobilnya.

Namun, baru beberapa menit Rea meninggalkan rumah keluarganya, sebuah mobil lain tiba-tiba mendahului mobil yang Rea kemudikan dan berhenti tepat di depannya dengan posisi serong, posisi yang membuat kemungkinan bagi Rea untuk kabur sangatlah tipis, terutama saat si pengemudi keluar dari mobilnya dan melangkah cepat menuju pintu mobil Rea, membukanya.

"Keluar!"

. . . .

. . . .

To be continued...

1
Violet
Baca sampai chapter ini trnyta benar kelemahan Rea hny satu yaitu tdk waspada dgn sikon apapun & siapapun!
Harusnya Rea pny mindset tak peduli smuanya berbohong, pny niat jahat & tdk tulus sayang dirinya tp stdknya Rea waspada tiap saat!
Tine Suhartini
suamimu mnta jatah re
Ros Ani
luar biasa
〈⎳ FT. Zira: terima kasih banyak kakak sudah berkenan mampir membaca🥰
total 1 replies
Tine Suhartini
Makanya jngan nakal paman tanggung sndri akibatnya
Tine Suhartini
Kamu nakal paman😄
Tine Suhartini
kok rea manggilnya paman ters,,gantilah panggilannya
Tine Suhartini
lanjut
Tine Suhartini
sayang biar romantis rea
Tine Suhartini
bagus rea
Tine Suhartini
semoga ada benih" cnta rea buat kai
Tine Suhartini
hadir mampir Thor
〈⎳ FT. Zira: terima kasih banyak kakak sudah berkenan mampir membaca🥰
total 1 replies
Rima baharudin
kena kau jim🤣🤣🤣🤣
〈⎳ FT. Zira: dapet serangan jantung dadakan ya kak🤣
total 1 replies
Rima baharudin
visualnya bikin klepek” 😂 😅 😂
Zhu Yun💫
Sudah hadir.... Cemungut 🕺🕺🕺🍆🌽
〈⎳ FT. Zira: terima kasih kaka/Kiss/
total 1 replies
Ning Suswati
nikmati saja hukuman kalian, setara dg perbuatan kalian yg telah banyak melakukan penindasan dan penghianatan
Ning Suswati
semoga jim dan betty selamat, dan kakek akan terus menjadi garda terdepan bagi keselamatan perusahaan kai dan keluarganya
Nurlaila Hasan
/Good/
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Ning Suswati
horang kaya, semua bisa dibuat mudah, mau apa saja yg diinginkan akan bisa diraih, mau bulan madu, mau bulan bulan nan tiap hari
Ning Suswati
aq rasa rea tdk gegabah dlm menerima semua bukti yg belum jelas, dan masalah kai buta sdh jelas untuk memainkan drama korea, biar bisa menyelidiki keluarganya yg serakah dan meninggalnya ibunya
Ning Suswati
kok masih dimakan sih, masakan dari butler, ssh tau isinya racun masih bisa baik2 saja, gimana ceritanya kai masih percaya dg pelayan dirumahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!