Aku Pasangan Atau Simpananmu

Hubungan yang hambar di rasakan Tyara, komunikasi yang monoton serta kegiatan yang itu itu saja. Saat ini Putra juga lebih sering keluar kota untuk urusan pekerjaan, hal yang paling tidak di sukai Tyara adalah sulitnya berkomunikasi dengan Putra.

Sore yang hampa Tyara berjalan menuju kafe yang dekat dengan kantornya. Meminum segelas es kopi susu dengan menghirup udara sore, tak terasa sudah hampir 2 jam Tyara menghabiskan waktunya di kafe itu sendirian.

Saat berjalan keluar kafe Tyara yang sedang memesan ojek online di kagetkan dengan suara laki-laki "Mau naik taksi online sajakah bu" padangan Tyara tetap ke ponselnya sehingga tidak menanggapi orang yang menawarkan taksi tersebut. Persekian detik dia sadar dan jantungnya berdegup kencang "Suara ituuuuu, tidak mungkin mas Jendra" ucapnya dalam hati.

"Hey"

Tyara melepaskan pandangan dari ponselnya dan ternyata benar itu Jendra. Laki-laki yang amat di cintai Tyara.

"Massss, aku kayak lagi mimpi" Ucap Tyara seraya menangis.

"Aku sudah memperhatikan mu sedari tadi, aku melihatmu di kafe sendirian. Aduh duh duh masih belum bisa move on dari aku ya?"

Tyara mengusap air mata nya melihatkan senyum manis nya yang selalu ia lakukan pada Jendra. Jendra menarik Tyara untuk masuk ke dalam mobil, tubuh Tyara terasa seperti tidak bisa melakukan perlawanan.

"Kamu masih tinggal di pavilliun kita yang lama dek?"

"Dek" memanggil Tyara lagi, Tyara terhipnotis memandangi Jendra. Sungguh dia tidak menyangka akan bertemu lagi.

"Kamu kok bengong sih lihatin aku seperti itu! Kangen kamu ya" Ejek Jendra

Tersadar dari lamunan nya "Engga lah biasa saja! Aku mau bilang kamu semakin tua wleeekk"

Mereka berbincang dijalan lebih sering Jendra yang mengajukan pertanyaan ke Tyara, bagi Tyara dia tidak peduli apapun alasan Jendra mendatanginya. Hatinya akan selalu menerima Jendra kapanpun.

***

Tyara menunjukan arah tempat tinggalnya saat ini setelah pindah dari pavilliun rumah mereka.

"Kenapa kamu pindah di kost kecil seperti ini dek?"

"Tidak apa-apa, lebih bisa berhemat kalau seperti ini mas"

Jendra duduk di kasur Tyara melihat orang yang dia sayangi sejak kecil tumbuh menjadi gadis yang kuat, pintar dan mandiri.

Jendra seketika memeluk Tyara menangis sejadi-jadinya "Dek maafkan aku. Maafkan aku meninggalkan mu, aku tau luka dihatimu pasti sakit sekali karena aku"

Tak kuasa membendung air matanya Tyara juga menangis, memeluk erat Jendra. Akhirnya semua pertanyaan yang ada di benak Tyara tersampaikan pada Jendra.

Alasan Jendra mencari Tyara kembali adalah karena Rani tidak memperlakukan nya dengan baik, Rani memeras Jendra seperti sapi perah yang mana semua keuangan di pegang Rani dan dia hanya mementingkan keluarganya saja. Jendra sudah menalak Rani, tanpa perdebatan Rani setuju berpisah dengan Jendra dengan syarat membawa anak semata wayang mereka.

Tyara sudah bercerita ke Jendra bahwa saat ini dirinya sedang ada hubungan dengan laki-laki lain. Tyara menceritakan tentang Putra adalah laki-laki baik tapi begitu membosankan. Jendra tidak memaksa Tyara untuk segera menyudahi hubungan nya, karena dia baru saja bertemu Tyara kembali. Dia sadar luka yang di tinggalkan pada Tyara tidak main-main.

"Kalau waktunya sudah tepat kita akan bisa tinggal bersama lagi" kata Jendra.

"Aku takut mas, takut terjadi kejadian seperti dulu lagi. Kamu bisa meninggalkan ku kapan saja" sahut Tyara.

"Ayo kita menikah siri dahulu sampai suratku dari pengadilan keluar, supaya kita sah"

***

Tyara butuh waktu untuk berfikir, dia meminta Jendra untuk bersabar. Hatinya saat ini bingung terombang ambing.

"Apakah aku harus mengakhiri hubunganku dengan Putra?" Ucapnya dalam hati.

Namun Jendra mulai melakukan kebiasaannya dahulu dengan Tyara, mulai memperhatikan lagi Tyara, mengantar jemputnya kerja. Bagaimana Tyara tidak semakin luluh dengan perlakuan itu yang sangat jauh berbeda dengan Putra.

Pulang kerja kali ini Jendra membawa Tyara kesebuah hotel mewah untuk menghabiskan malam bersama. Baru saja masuk ke dalam kamar hotel Jendra sudah menciumi Tyara hingga melepaskan seluruh bajunya, menghirup aroma tubuh Tyara "Ah aku rindu sekali baumu dek"

"Mas"

"Mas cukup mas"

Jendra tak menghiraukan ucapan Tyara, dia seperti sudah menunggu hal ini begitu lama. Bukan nya berhenti Jendra semakin liar, hingga menggigit bibir Tyara.

"Mas sakitttt!" Jerit Tyara.

Tyara mendorong Jendra dengan kencang, matanya berkaca-kaca "Apa hanya ini yang kamu inginkan saat bersamaku mas" Tanya Tyara.

"Aku bukan budak sex kamu mas. Kamu pergi meninggalkan aku dalam keadaan aku hamil anak kamu mas. Sekarang kamu datang lagi sesuka hatimu ingin menikmati tubuhku" Tyara menangis kencang, memegangi tubuhnya.

"Bu bukan gitu maksudku sayang. Aku kangen sekali sama kamu"

"Stop!!!! Jangan mendekat ke aku mas. Aku sengaja mengiyakanmu mengajakku kesini, aku tidak mungkin bisa bicara seleluasa ini di kostku"

"Aku sudah jelaskan dek bagaimana hubungan ku dengan Rani" Pelan-pelan Jendra berusaha mendekat ke arah Tyara.

"BOHONG SEMUA UCAPANMU MAS!! Kalau kamu tidak mencintainya untuk apa kamu menidurinya mas"

Jendra tetap berusaha menenangkan Tyara, sampai berhasil mengelus rambutnya. Meyakinkan dengan seribu cara untuk Tyara percaya lagi padanya.

Setelah Tyara tenang Jendra kembali mencium Tyara, tak ada kemarahan lagi pada Tyara. Dia melanjutkan menyetubuhi Tyara sampai lemas. Tyara yang sudah lama tidak merasakan nya lagi, kali ini birahinya tersampaikan dengan laki-laki pujaan hatinya.