NovelToon NovelToon
Dendam Sang Pengasuh

Dendam Sang Pengasuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: Na_Les

"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"

~Anindita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DSP ~ Bab 34

Keesokan harinya.

Pagi ini Hendrik berangkat kerja seperti hari-hari biasanya. Meski Hendrik adalah pewaris Barata Group, tapi selama Papa Herman masih hidup, posisi Hendrik masih sebatas asisten Papa Herman, jadi tidak ada istilah leha-leha dalam bekerja apalagi datang terlambat ke kantor.

Sesampainya di ruangannya, Hendrik langsung mengeluarkan laptop dari dalam tas laptop. Saat hendak mengeluarkan laptop, Hendrik melihat ada tumbler di saku tas.

Hendrik mengernyitkan keningnya karena dia tidak merasa memasukkan tumbler ke dalam saku tas laptopnya.

"Siapa yang masukin ini?" cicit Hendrik sambil mengeluarkan tumbler itu.

Begitu tumbler dia keluarkan, ternyata ada kertas kecil yang menempel di badan tumbler.

Ini kopi spesial untuk kamu, karena kamu super luar biasa tadi malam. Diminum sampe habis yah, karena ini aku buat pake cinta.

Membaca tulisan yang ada di kertas itu, Hendrik senyum-senyum sendiri.

"Bisa aja kamu Mau. Tadi malam aja meringis-meringis minta udahan. Kalau keenakan bilang aja lah Mau, gak usah sok-sok'an meringis minta udahan." monolog Hendrik sambil memasukkan kertas kecil itu kedalam saku celananya.

"Tapi kok tumben banget yah dia bikinin aku kopi dan muji aku kayak gini?" tak lama Hendrik jadi aneh sendiri dengan sikap istrinya yang tak biasa.

"Pasti sebentar lagi dia nelpon minta sesuatu." lanjut Hendrik.

"Kita lihat aja, apa yang bakalan dia minta kali ini. Tas, ponsel, sepatu, baju atau liburan sama temen-temennya?" kata Hendrik lagi.

Kemudian Hendrik pun mengeluarkan laptopnya dan mulai bekerja. Sambil bekerja Hendrik sambil menyeruput kopi yang dia pikir itu dari istrinya. Padahal kopi itu buatan Dita dan Dita juga lah yang memasukkan tumbler ke dalam tas laptop Hendrik secara diam-diam.

Begitu Hendrik menyeruput kopi yang masih panas itu, Hendrik merasa ada yang aneh dengan rasa kopi itu.

"Kok rasanya aneh?" cicit Hendrik.

"Ini kopi dari Zimbabwe kali yah? Makanya terasa aneh di lidah gue yang biasa minum kopi Toraja." lanjut Hendrik.

Meski merasa aneh dengan rasa kopinya tapi tetap saja Hendrik meneruskan meminum kopi itu, karena pesan yang ada di kertas itu mengharuskan Hendrik menghabiskan kopinya. Padahal bisa saja Hendrik membuang kopi itu toh Maudy juga tidak akan tau kalau dia membuangnya.

Namun, belum juga setengah kopi Hendrik minum, Hendrik merasa perutnya melilit luar biasa.

Brooot...

Dan suara racing dari knalpot Hendrik pun berbunyi.

"Aduh... kok tiba-tiba perut gue mules kayak gini?" rintih Hendrik sambil memegang perutnya.

Tak tahan dengan mulesnya, Hendrik pun cepat-cepat pergi ke toilet. Untung saja diruangan Hendrik ada toilet-nya sendiri kalau tidak, dia harus keluar dari ruangannya lalu pergi toilet karyawan, dimana hanya ada dua bilik WC saja. Syukur-syukur sewaktu Hendrik datang WC-nya kosong kalau dua-duanya terisi, habislah Hendrik.

Begitu di dalam toilet, cepat-cepat Hendrik membuka celana bagian bawahnya lalu duduk di closet.

Seperti sedang menggeber motor, suara knalpot racing pun tak henti-hentinya terdengar memenuhi toilet.

Setelah sepuluh menit, perut Hendrik barulah terasa lega. Karena merasa sudah lega, Hendrik pun kembali memakai celananya, tapi baru juga selesai dia memakai celana, tiba-tiba saja perutnya terasa mulas kembali.

Dan begitulah terus sampai lima kali.

Tak tahan dengan keadaannya apalagi sekarang tubuhnya sudah lemas, Hendrik pun menghubungi Papa Herman dan memberitahu Papa Herman tentang kondisinya.

Karena Papa Herman belum sampai di kantor, Papa Herman pun menyuruh sekretarisnya untuk membawa Hendrik ke rumah sakit dengan diantar supir kantor.

Setelah Hendrik menelpon, Papa Herman pun menghubungi Maudy dan memberitahu Maudy tentang keadaan Hendrik.

💋💋💋

Bersambung...

1
G A G A
lanjut thor
Istrinya Kang Tae Mo
belum seberapa itu hendrik
Sunaryati
Itu baru balasan kecil Hendrik,
Embong Cilodong
laki laki bodoh dg wanita pecundang aja ga bisa tegas
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
Embong Cilodong
pandangan yg salah kaprah
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁
Embong Cilodong
sdh bisa kebaca ya mbak
Yunia Afida
semangat terus 💪💪💪💪💪💪
Yunia Afida
dia ngepet kali dit
Yunia Afida
Dita maksudnya
Yunia Afida
good job dita
Sunaryati
Lanjuut, Thoor
« IPH » Balqis 🍀
lanjut thor
« IPH » Balqis 🍀
nah loh
« IPH » Balqis 🍀
takut yah? 🤭
Juli_etz
o...ooooo....
bheatha
kang sekop mulai ketar ketir 🤣
B I N T A N G
mantap Dita jangan mau diintimidasi 👍
Juli_etz
nenek Lemper eh🤭 lampir 😸
Yunia Afida
sudah kuduga sejak awal bayi Anin masih hidup ya,dan anaknya itu yang diasuh Anin sendiri
Yunia Afida: jari penasaran anak Anin dimana
Istri Solehot: bukan kak. Hanna masih dua tahun, sedangkan bayi anin lahir enam tahun yang lalu 🤭
total 2 replies
Yunia Afida
melahirkan normal aja kontraksinya berat sedap sedap sakit,la ini dipaksa alamat sakit banget g bisa bayangin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!