Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Bab 7 (Apple Knox)
Knox melihat ke arah wanita yang terkenal dengan ke-matreannya itu.
Knox sebelumnya tak pernah melihat Apple, tapi dia tahu nama Apple dari salah seorang temannya yang adiknya pernah menjadi salah satu mantan pacar Apple.
Apple sangat lihai dan pintar dalam menjerat lawan jenisnya.
Tak perlu bersursah payah mengejar pria, tapi para pria yang mengejarnya dan bahkan ada yang bertaruh siapa yang terlama berpcaran dengannya.
Tapi nyatanya tak ada yang bisa lama berpacaran dengannya karena Apple begitu pintar membuat alasan untuk putus setelah dia berhasil mengambil banyak keuntungan materi dari sang mantan pacarnya.
Apple bahkan menawarkan untuk mengembalikan semua barang atau uang yang pernah didapatnya dari sang mantan pacar tapi karena gengsi yang tinggi dari pria kaya itu, tentu saja semua yang didapatkan Apple tak pernah dikembalikan lagi.
Dari situlah muncul anggapan bahwa Apple sengaja mencari pria kaya dan memutuskannya dalam waktu yang singkat tanpa bisa menyentuhnya sama sekali.
Senyum miring Knox terlihat di sudut bibirnya.
"Kau semester berapa?" tanya Knox akhirnya.
Apple melihat ke arah pria tampan itu.
"Semester akhir dan akan lulus sebentar lagi," jawab Apple tersenyum.
Twilla tampak tak suka Knox bertanya pada Apple karena biasanya Knox tak pernah bertanya terlebih dulu pada seorang wanita.
"Kau akan bekerja setelah ini?" tanya Knox.
Apple hanya mengangguk sembari menampilkan senyum manisnya.
Apple tentu saja tak langsung menunjukkan ketertarikan dan lebih suka membuat pria penasaran dengannya hingga akhirnya mendekatinya.
Dan dia merasa Knox tampak tertarik dengannya.
"Knox, orang tuamu datang," ucap Twilla yang sengaja memutus pembicaraan antara Knox dan Apple.
Twilla berdiri dan akan menghampiri Rexa yang menuju ke arah meja Knox.
Apple tampak menengok ke arah di mana Twilla memandang.
Twilla tampak tersenyum sombong dan memperlihatkan bahwa circle-nya adalah circle konglomerat dan Apple bukanlah saingannya.
"Halo, Aunty. Bagaimana kabar aunty? Lama kita tak bertemu," ucap Twilla.
"Hai, Twilla. Kau semakin cantik saja," sahut Rexa dan mereka bersentuhan pipi untuk sekedar menyapa.
Mata Rexa melihat ke arah Apple yang ternyata duduk satu meja dengan Knox.
Apple tampak tersenyum dan sedikit menunduk hormat.
"Apple? Kau di sini juga?" tanya Rexa yang kemudian menuju ke arah Apple.
Knox tak tahu bahwa sang ibu telah mengenal Apple terlebih dulu dari pada dirinya.
Twilla tampak tak senang dengan hal itu.
Apple beranjak dari kursinya dan menghampiri Rexa.
Rexa mencium kedua pipi Apple dan memegang pipi merahnya itu.
"Kau sangat cantik. Aku tak salah memilih gaun, bukan? Kau sangat pas dalam balutan gaun ini," ucap Rexa melihat tambahan gaun yang dibelikannya untuk Apple tadi.
"Ya, terima kasih, Aunty. Aku sangat menyukainya. Oh ya, bagaimana dengan kaki aunty?" tanya Apple melihat kaki Rexa.
"Kakiku sudah sangat membaik dan sekarang sudah berjalan seperti biasa lagi," jawab Rexa tersenyum.
"Ah ya, Sayang. Ini gadis yang kuceritakan tadi," ucap Rexa pada King -- sang suami.
"Terima kasih atas bantuanmu pada istriku tadi, Nona," ucap King tersenyum.
"Tidak, itu hanya bantuan kecil saja," sahut Apple dengan ramah.
'Dia sangat pro sepertinya,' batin Knox melihat interaksi kedua orang tuanya dan Apple.
"Kau mengenal putraku?" tanya Rexa.
"Maksud aunty dia?" tanya Apple menunjuk Knox.
"Ya, dia Knox -- putra sulungku," jawab Rexa.
"Aaah ... Jadi dia putra sulung aunty? Aku baru mengenalnya baru saja karena teman kami sama," jawab Apple tersenyum.
'Dapatkan tambang berlian itu, Apple,' batin Apple bersorak.