NovelToon NovelToon
Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizzalizawien

" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembalikan!

Hampir 4 jam Anggara mengendarai mobil menuju Banyuwedang. Entah apa yang di pikirkan Anggara sampai memutar-mutari Bali hanya untuk lari dari semua orang. Tubuhnya lelah pun tak Ia pedulikan. Tiba di sebuah villa Anggara mengangkat Senja sendiri masuk ke dalam villa. Pemilik Villa diam terpaku membukakan pintu saat Anggara memasuki Villa menuju kamar. Ibu itu menelisik wajah Senja seperti pernah melihatnya. Tapi masih berpikir entah dimana pernah bertemu Senja sebelumnya. Tapi Ia tak berani menanyakannya kepada Anggara. Kemudian Dia menyerahkan kunci Villa dan berlalu pergi. Anggara lalu mengunci kamar tempat Senja tertidur.

" Hufft..apa yang sudah ku lakukan sebenarnya. Maafkan aku Senja. Aku tidak rela kau jadi milik orang lain " Anggara merasa dirinya semakin gila. Baru kali ini Dia berbuat gila hanya karena ingin mendapatkan seorang wanita. Selama ini Anggara banyak berganti pacar tapi hanya di anggapnya mainan. Senja merupakan wanita pertama yang membuatnya benar-benar jatuh cinta. Tapi malah membuatnya jadi orang yang tidak waras. Anggara takut kehilangan Senja seperti Ia kehilangan Ibunya saat Ia berumur 15 tahun.

  Anggara menyalakan handphonenya, banyak sekali notifikasi yang masuk. Sampai tiba-tiba handphonenya kembali berdering dengan cepat saat baru saja aktif.

" Bocah tengik, kau dimana? Sudah ku bilang tadi kan, kembali Wanita itu!!!!" Oom-nya mengamuk dari jauh di sana. Kesal dengan kelakuan keponakannya.

" Om dengarkan aku dulu"

" Apa yang mau di dengar lagi, kau mau jadi kriminal!!"

" Aku mencintainya Om. Aku tidak akan melepaskan Dia"

" Kau sudah gila ya, Dia bahkan bukan dari kasta Kita. Mau di taruh dimana muka ayahmu nanti?!"

" Aku tidak peduli dengan aturan Kasta. Semua manusia itu sama, kenapa harus berdasarkan kasta baru boleh menikah. Aku tidak suka aturan itu"

" Kau!! Arrgghh!!! Cepat kembalikan wanita itu sekarang!! Atau aku tidak akan membantumu lagi jika mereka menangkapmu!" suara amarah seorang I Gede Purnama dari telepon memekakkan telinga Anggara. Anggara malah menutup panggilan lebih dulu.

" Menangkapku? Memangnya mereka bisa apa? Aku tidak akan membiarkan mereka menemukan kami." Anggara dengan angkuhnya bermonolog.

.

.

Hari mulai pagi, Aiden terbangun pukul 8. Kepalanya sakit karena kurang tidur. Dia menatap jam di layar handphonenya. Memegang leher dan pelipisnya berusaha mengembalikan kesadarannya. Melihat foto Senja yang terpampang di wallpaper handphonenya.

" Sayang, kau dimana? Semoga kau baik-baik saja" Aiden mengusap foto di handphonenya. Menahan air mata yang mulai membasahi kornea matanya.

" Ouugh..kepalaku!" Aiden menepuk-nepuk pelan kepalanya yang pusing.

" Tidak, aku tidak boleh begini. Aku harus bangkit, aku harus segera mencari Senja lagi" Aiden bergegas pergi mandi dan bersiap keluar mencari Senja kembali. Hanya dalam beberapa menit Aiden sudah bersiap keluar rumah. Membawa beberapa potong roti dan sebotol jus kemasan lalu masuk ke dalam mobilnya. Aiden mengendarai mobilnya sambil menelpon orang-orang suruhannya.

" Iya, cepat kirimkan CCTV nya sekarang. Kenapa kau tidak menelponku dari semalam!"

" Kami takut mengganggu, lagipula Videonya baru kami dapatkan jam 2 tadi"

Orang suruhan Aiden meretas beberapa CCTV di kota. Mereka mulai mendapatkan titik terang keberadaan terakhir mobil Anggara. Aiden bergegas menuju lokasi yang mereka berikan.

" Akan ku bunuh Kau Anggara kalau sampai Senja lecet sedikit saja!" Aiden melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Orang-orang Aiden sudah menunggu di tepian kota. Anderson juga menyusul ke lokasi.

" Dimana orang-orang dari keluarga Anggara, mereka bahkan tak memberikan informasi sedikitpun sampai sekarang Kan?!"

" Entahlah, aku jadi semakin yakin mereka tak berniat membantu." jawab Anderson.

" Jangan salahkan aku kalau aku bertindak semauku"

" Sabar Aiden, Aku berusaha tenang karena takut ke depannya mereka memberikan dampak pada perusahaan kita"

" Aku tidak peduli mereka mau blacklist perusahaanmu! Kau bahkan hanya memikirkan perusahaan daripada karyawanmu yang sekarang belum ketemu. Bisa apa kau tanpa Senja Hah!!"

Anderson merasa tertohok dengan semua kata-kata Aiden. Memang benar selama ini berkat Senja perusahaannya lebih maju. Senja orang yang selalu bekerja keras dalam setiap hal. Anderson malu dengan dirinya sendiri.

" Kau benar, maafkan aku. Lakukanlah apapun yang kau mau. Aku tidak akan melarangmu lagi"

" Tidak perlu kau katakan juga sudah ku lakukan!" tegas Aiden"

Mereka melihat kembali video CCTV terakhir itu. Lokasi mereka sudah sangat dekat. Semua bergerak menuju desa yang di tuju Anggara. Sayangnya CCTV terputus hanya di perbatasan. Mereka akhirnya berbagi lokasi, berpencar mencari ke semua sudut pedesaan.

.

.

" Senja, ini makan dulu" Anggara mengantar sarapan untuk Senja. Senja sudah sadar sejak semalam. Namun Anggara mengurungnya dan tak kunjung membukakan pintu.

" Untuk apa kau memberiku makan?! Lebih baik aku mati kelaparan. Bukannya semalam kau sengaja membiarkan aku kelaparan!"

" Maafkan aku, semalam aku gak di sini. Aku.."

" Dasar Gila!! Maumu apa Hahh?!!! Pergiii!!" Senja melempar semua barang di dalam kamar. Bahkan sarapan yang di berikan Anggara juga di hempaskannya. Gelas yang berisi air minum Senja hampir mengenai kepala Anggara. Senja berusaha berlari ke arah pintu. Tapi Anggara sudah menguncinya.

" Buka...buka pintunya!! Keluarkan aku dari sini!! Huhuhu..Aiden tolong aku!! Anderson!! Nadia!! Pak Hadi!! Tolong aku!! Ayah Ibu...!!! " Senja menangis pilu meminta tolong pada siapapun.

" Ku mohon Senja tenanglah, aku gak akan melukaimu. Kita akan kembali sampai mereka tenang. Aku akan membawamu bersamaku, kita akan keluar negeri. Kita akan memulai hidup baru. Kita..."

" Hentikan!! Hentikan kataku! Hentikan semua ocehanmu! Kau mengerikan, aku bahkan tak mengenalmu. Apa yang kau pikirkan?! Kau benar-benar sudah gila!"

" Iya aku memang gila, aku tergila-gila padamu Senja"

" Gak..gak..pergiiii..pergi Kau bajin***!!!"

" Baiklah aku akan keluar, tapi jangan berani macam-macam. Atau aku akan membuatmu menyesal kehilangan orang-orang yang kau sayangi"

Senja menatap tajam ke arah Anggara. " Jangan mengancamku, aku gak akan percaya omonganmu. Dan satu lagi, Aiden bukan orang yang mudah kau kalahkan. Dengar itu!" Senja tak mudah di intimidasi. Senja kenal betul Aiden, Dia ingat Aiden bahkan pernah bilang akan membunuh Reynolds karena hampir menamparnya.

Anggara kemudian keluar dari kamar itu. Senja menangis sendirian. Tak mampu berbuat apapun saat ini. Mengigit-gigit jarinya, berpikir bagaimana caranya agar keluar dari kamar itu. Di lihatnya dari atas kamar itu Anggara sedang keluar dari Villa. Kamar itu seperti kandang hewan bagi Senja. Senja menggoyangkan besi-besi tralis jendela itu. Berharap ada yang bisa di bukanya. Sayang tak satupun yang longgar. Menggedor- gedor pintu berharap ada yang datang.

3 jam Senja sudah termenung, tubuhnya lemas. Bahkan tak ada air yang masuk ke tubuhnya selama 2 hari. Kepalanya pusing karena terus menangis. Terduduk di pinggir jendela berharap ada yang lewat. Dan harapan itu terjadi. Nampak dari kejauhan seorang wanita tengah berbincang di depan Villa dengan seorang laki-laki. Senja berusaha memanggil. Tapi karena suaranya sangat kecil jadi tidak terdengar oleh kedua orang tersebut. Senja berpikir keras apa yang bisa Ia lakukan agar mereka menoleh. Dan akhirnya Senja memutuskan memecahkan kaca jendela kamar itu dengan sebuah nampan yang Anggara bawa tadi pagi.

Praaanngg...

Suara kaca terdengar keras berhamburan ke bawah. Kedua orang itu pun menoleh dan mencari tahu darimana asalnya.

" Ada apa itu? Kenapa ada suara benda pecah?" mereka berdua bergegas menuju ke dalam.

" Ibu..tolong saya" Suara serak Senja memanggil dari lantai 2 Villa tersebut.

" Siapa itu? " tanya yang pria.

" Kayaknya perempuan yang di bawa semalam Pak"

" Kenapa kayaknya Dia minta tolong Bu. Gimana ini, apa kita tolong aja?"

" Tolong..tolong saya"

" Pak, beneran Dia minta tolong. Ayo cepat ambil kunci cadangan"

" Tolong.."

" Iya Non sebentar suami saya ambil kunci dulu"

"Iya Bu, tolong saya. Hikss..hiks"

" Sabar ya Non.. Aduuh si Bapak lama sekali" Ibu itu mulai gelisah. Mondar mandir ke pagar melihat situasi apakah ada yang lewat agar bisa di mintai tolong juga.

Sekitar 5 menit kemudian Bapak pemilik Villa pun datang membawa kunci cadangan juga bersama karyawannya.

" Cepaaat...aduuh kenapa lama sekali."

" Iya sabar, tadi di cari dulu kuncinya"

" Ayoo Gas, cepat buka!" Teriak si Ibu pada karyawannya. Pintu pun terbuka. Ketiga orang itu berlarian menuju kamar atas. Lalu membuka pintu kamar. Betapa kagetnya mereka melihat seisi kamar yang berantakan penuh dengan pecahan piring dan gelas.

" Tolong saya Bu.." Suara parau Senja meminta tolong.

" Ya ampun...Non. Kamu kenapa Nona?"

" Bu, kita bawa keluar saja sekarang kayaknya dia di culik" ucap sang suami.

" Kayaknya saya kenal Pak Nona ini." ucap Bagas karyawannya.

" Benarkah?"

" Ibu juga liatnya gitu kemarin Pak, kok kayak kenal tapi di mana."

" Ayo kita bawa dulu ke Rumah sakit"

" Iya ayo Pak"

Mereka pun turun dari Villa, Bagas langsung berlari mengambil mobil ke rumah tuannya. Bergegas membawa Senja yang tengah terkulai lemas menuju Rumah Sakit.

.

.

.

TBC

1
Endra Ronggo
baca novel kakak ini serasa nonton Drakor aku tuh😘 suka bnget
nurliana
Jadiin satu aja yu ra sama jun ho

🥰🥰🥰🥰🥰🥰
nurliana
Ooh pantesan lama ga up.. Semangat thor 🤗🥰🥰🥰
nurliana
Waah jangan2 mantan senja 🤔
Vajar Tri
kasih tau Aiden ada yang mengawasi senja ....semoga senja baik baik ajj .... tapi siapa ya yang mengawasi senja 🤔🤔🤔🤔
nurliana
Udah lah sama yu ra aja 😄😉
Vajar Tri
🤣🤣🤣🤣🤣 tenang Yu Ra secara tidak sadar nama mu sudah tertulis di hati oppa 🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭
Vajar Tri
ohooo yaaaaaa kalau Aiden sampai tau ish ish ish bisa murka dia sama yang sengaja nabrak 🫣🫣🫣
nurliana
Jun ho lama bener ambil tindakan sama mantan na
nurliana
Semangaat thor.. Di tunggu up na lagi 😊
Vajar Tri
lanjutkan Thor 🥳🥳
Vajar Tri
kurang up nya Thor 😁🥳🥳😘
nurliana
Mantan na pasti tuh .. Semangaat up na thor
nurliana
Ngebayangin drakor na siapa yaa 🤔
nurliana: Ooh ada inspirasi flm juga, iya berasa adegan na.. Semangat thor 😊
liezzalizawin: 😊 hanya jd inspirasi dr beberapa film. tp gk sm persis
total 4 replies
nurliana
Awal na nih pasti yu ra sama jun ho
nurliana
Bisa begitu.. 🥰🥰🥰🤗
nurliana
Aih udah 6 hari ga baca yaa ... Maaf ya thor.. Ta lanjut baca yaa 🫠😁
nurliana
lucu nih yu ra 😄
Vajar Tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳🥳 up nya kurang 😁😁
Vajar Tri
hayoooo Yura siapa dia 🤭🤭🤭🤭 ngaku ajj GX papa kok 🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!