NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Kisruh

"Kenapa dengan Sharla?" tanya papanya-Ikar Anugerah khawatir

Istrinya langsung memfokuskan tatapan penuh tanya pada suaminya.

Saat ini suaminya sedang menerima telpon dari teman adik istrinya tadi-Wikan.

Mereka baru saja berpisah dengan relasi bisnis yang menahan mereka tadi hingga ditinggal adik dan teman laki lakinya.

"Oke. Aku langsung ke sana." Dengan panik papa Sharla menatap wajah istrinya yang saat ini sedang menunggu jawaban darinya.

"Sharla pingsan."

Karla-mama Sharla, terpaku. Masih menatap suaminya dengan sorot ngga percaya.

"Jesica dan Wikan sedang membawa anak kita ke rumah sakit." Ikar berjalan dengan cepat.

"Ayo," ucapnya lagi sambil menarik rangan istrinya yang masih nampak bengong.

*

*

*

"Al pergi waktu kamu pingsan?" tanya Karla setengah berteriak. Dia ngga terima.

"Al ngga tau, mam, kalo aku pingsan. Aku yang minta pulang sendiri," dusta Sharla masih mencoba membela Al.

"Kalian bertengkar?" tanya Ikar-papa Sharla lembut.

"Tidak, pa." Tapi Sharla tidak bisa menyembunyikan suara seraknya. Dia lemah dengan papanya. Sulit membohonginya.

Papa Sharla dan orang orang yang ada di sana merasa ngga perlu bertanya lagi sekarang melihat Sharla mengusap matanya dengan punggung tangannya.

Mereka tau saat ini Sharla butuh menenangkan dirinya dulu atas tekanan hebat yang mungkin baru diterimanya.

"Istirahatlah sayang," ucap papanya lembut.

Karla-mamanya Sharla mengusap lembut rambut putrinya. Perasaannya terasa hancur, baru kali ini dia melihat putrinya sepatah hati ini.

*

*

*

Khalid merasa kepalanya masih sangat sakit setelah melakukan penggalian ingatannya.

Om Abdar pun memberikannya sebotol minuman yang langsung dia habiskan.

Khalid masih berusaha menenangkan debar jantungnya yang ngga beraturan.

"Sementara cukup dulu, Khalid," ucap dokter Fuad dengan suara hangatnya.

Ini terapi pertama, wajar jika Khalid agak kesulitan membuka memorinya sementara penghalang ingatannya sangat kuat.

Ada momen momen tertentu penghalang ingatan itu akan goyah. Dalam kasus Khalid, memang dia sendiri belum mau membukanya sekarang.

Khalid mengangguk setelah menghabiskan sebotol kecil air mineral.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Om Abdar pelan.

Khalid mengangguk sambil menghapus keringat di keningnya.

Banyak wajah wajah samar yang muncul secara acak dan menimbulkan perasaan cemas yang aneh. Jantungnya terus saja berdebar. Dia merasa akan terjadi sesuatu di waktu yang ngga akan lama lagi.

Tapi Khalid ngga bisa memastikannya. Ingatannya yang kembali atau keluarga Sharla tau dia lah pelaku pembangkrutan perusahaan perusahaan tantenya.

Hanya satu yang mengganggunya. Sebuah sketsa wajah samar yang dia pastikan mirip dengan wajahnya dulu.

Siapa.yang melukisnya? Batinnya penuh tanya.

"Kapan kapan kalo kamu sudah yakin, bisa ke sini lagi."

"Ya, Om."

Ob Abdar menghembuskan nafas lega. Berharap jika nantinya ingatan Khalid yang kembali, tidak akan membuat anak sahabatnya malah mrnjadi depresi.

*

*

*

Pagi ini Ziza sudah menyiapkan satu koper kecilnya. Mereka hanya memancing saja tidak menginap di laut.

"Hai," panggil Quin yang sudah datang bersama Theo dan Vina.

Ziza tersenyum, tapi keningnya mengernyit karena ngga melihat Ruby.

"Ruby lagi ngobrol sama tante," jelas Vina dengan wajah masih dongkol. Seakan tau apa yang dipikirkan Ziza.

"Ooh," senyum Ziza maklum. Pasti pagi ini ada drama antara Theo, Vina dan Ruby.

"Tadi kita jemput Ruby juga, baru datang ke sini," jelas Quin sambil mengambil alih koper Ziza.

Ziza mengangguk mengerti.

"Cukup segini aja yang kamu bawa?" tanya Quin lagi.

"Iya."

"Perlengkapan melukis ngga dibawa?"

"Bawa sketch book aja. Udah tadi di dalam koper," jelas Ziza sambil mengiringi langkah Quin.

Vina dan Theo juga ikut di belakangnya.

Perhatian banget si Quin, batin Vina ngga abis pikir. Quin yang biasanya acuh tak acuh, dingin dan cuek dengan perempuan lain. Tapi dengan Ziza beda seratus delapan puluh derajat.

Dia kemudian melirik.Theo yang berjalan di sisinya, tapi mata dan tangannya sibuk dengan ponselnya.

Beda banget sama yang satu ini, batin Vina gemas.

Masih tersisa banyak kedongkolan di dalam rongga dadanya.

Tadi aja, mereka menjemput Ruby setelah dirinya.

Vina.yang ingin pindah duduk di belakang, ditahan oleh isyarat tajam tatapan Theo.

Jadinya Ruby duduk di samping Quin.

Yang nyebelinnya, Theo yang menyetir tampak cuek. Mungkin keberuntungan sedang merayapinya, karena orang tua Ruby ngga ada.

Saat sampai di rumah Ziza, Theo membiarkan saja ketika Ruby pamit mau bertemu mami Ziza.yang berada ngga jauh dari tempat mobil mereka.diparkir.

"Ingat perjanjian kita," bisik Theo ketika Vina mau melancarkan protes.

Vina yang akan ikut bersama Ruby bertemu mami Ziza, tangannya langsung ditahan Ruby.

Kalo saja Vina ngga membuat kesalahan fatal dan dijadikan senjata buat Theo, dia ogah banget membuat Ruby kesal.

"Ooh."

"Udah datang?" sapa.Sean. Dia baru saja datang, barengan dengan Zian.

"Dari tadi," jawab Quin.

"Dewa Deva mana?" tanya lagi karena ngga melihat sepupu kembarnya.

"Ngga tau. Kirain bareng kalian," sahut Zian. Dia barusan menurunkan kopernya dari bagasi mobil.

Mereka akan berangkat dengan mobil Ziza.

"Pasti telat bangun, si Dewa," sungut Quin kesal.

Sean dan Zian terkekeh. Sudah biasa, Dewa Deva memang rajanya telat

Ziza dan Vina hanya mengulum senyum.

Beberapa saat kemudian.

"Si Al mana?" usik Sean sambil melirik jahil pada Quin yang langsung menampilkan wajah masam.

"Mungkin bentar lagi datangnya."

"Dia itu gila, Ziza. Ngga waras," ketus Quin.

Tadi malam dia sudah mendapat laporan dari pengawalnya kemana si Dubai sialan itu pergi.

Karena itu dia jadi khawatir. Laki laki ngga jelas ditambah ngga waras itu akan membahayakan hidup Ziza nantinya.

"Kamu jangam asal ngoceh," sela Sean penuh peringatan.

"Huh," dengus Quin makin dongkol. Ngga mungkin dia katakan kalo tadi malam si Dubai sialan pergi berobat ke klinik seorang psikiater, Quin mengumpat dalam hati.

Ngga mungkin dia akan mengatakannya di depan Ziza!

Saat ini yang harus dia lakukan adalah menjauhkan Ziza dari sumber penderitaannya.

Zian menatap tajam. Dia yakin kalo Quin tau sesuatu tentang Al, tapi ngga bisa dia katakan, karena masih ada Ziza.

Sebenarnya dia mau ngomong apa? batin Zian penasaran.

"Dia normal, kok, Quin. Ngga gila," ralat Ziza cepat.

"Kamu belum tau aja," gumam Quin pelan, tapi masih bisa didengar Ziza.

Alis Ziza terangkat sebelah.

"Kamu tau sesuatu?"

"Ya. Karena itu aku ingin kamu menjauhinya," jawab Quin lugas.

Ziza menghela nafas. Quin akan mencari seribu alasan jika ada laki laki asing yang masuk ke dalam circle mereka dan mendekatinya.

Theo.mengalihkan tatapnya dari kembaran playing victimnya ke arah Ruby yang sedang berjalan mendekat.

Tatap mereka bertemu.

Theo meraih tangan Vina dan menggenggamnya membuat gadis itu menatapnya kesal.

Hanya sesaat sebelum Ruby memalingkan tatapannya ke arah lain.

Theo ngga peduli. Hatinya merasa senang karena Ruby melihatnya. Seperti dia melihat Ruby malam itu walau ngga sampai tuntas

Egonya yang melarangnya untuk melihat kemesraan Ruby dengan laki laki sialan itu sampai akhir.

Skor mereka satu sama sekarang.

1
Rahmawati
pelukisnya ada di deket km al
Dewi kunti
pelan2 Khalid 👍🏼👍🏼👍🏼
TriAileen
bt vina ngaku aja k Ruby n Ziza kl Vina n Theo bohonga.
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Panggil Ry aja Kk Han 😁
hansen: benar kak
total 3 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!