Sinopsis : Berkisah tentang seorang siswa SMA tahun ketiga bernama Rio Hartono. Suatu hari ketika Rio sedang mengikuti pelajaran disekolahnya seperti biasa, muncul sebuah lingkaran sihir dan membuat semua orang yang ada di kelas itu masuk ke dalam sebuah portal. ketika mereka membuka mata, mereka mendapati diri mereka berada di sebuah ruang altar berwarna putih. Dan datang lah seorang pria tua yang memakai pakaian serba putih dan bersulam emas. dia mengatakan bahwa alasan dipanggilnya mereka ke dunia ini untuk sebagai pahlawan yang akan mengalahkan Raja Iblis.
Bagaimana kelanjutan kisah petualangan Rio di dunia lain? apakah dia mampu menyelamatkan seluruh dunia dari bangkitnya raja iblis?
Genre : Action, Fantasy, Harem, Adventure
Theme : Isekai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas Hartono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan dengan kepala suku duyung
Dua hari setelah Rio bernegosiasi dengan Ras Elf, Rio pergi menuju dermaga. Hari ini dia akan bernegosiasi damai dengan Ras suku duyung.
Di dermaga, Nona Lumine sang putri ketua suku duyung telah menunggunya bersama dengan seorang Pria paruh baya yang memiliki ciri seperti Nona Lumine, namun dia mengenakan tunic, celana pendek, dan beberapa aksesoris kerang laut. Serta tubuhnya yang kekar, besar, berotot dan sispex.
“Ah tuan Rio telah tiba.” ucap Lumine.
“Maafkan aku yang baru datang, apa kalian sudah menunggu lama?” ucap Rio.
“Tidak, kami baru sampai 3 menit lalu.” ucap Pria itu.
“Tuan Rio perkenalkan, dia adalah Ayahku. Sang ketua ras suku duyung, Rover von Moonlight.” ucap Lumine memperkenalkan pria itu yang ternyata sang ketua suku duyung sekaligus ayahnya.
“Ah, senang bertemu denganmu Tuan Rover. Saya adalah walikota baru di kota ini, nama saya adalah Viscount Rio Hartono. Salam kenal.” ucap Rio yang memperkenalkan dirinya dan sedikit membungkuk.
Rover tersenyum, nampaknya dia menyukai sopan santun yang Rio tunjukkan.
“Senang bertemu denganmu Tuan Rio, saya adalah Rover von Moonlight. Saya adalah ketua suku duyung di laut utara kekaisaran Amentys. Salam kenal juga.” ucap Rover tersenyum.
Setelah perkenalan Rio mengajak mereka ke kantor Guild serikat pelaut. Di ruang tamu, mereka disuguhkan teh dan cemilan khas kota itu, biskuit susu bertabur kelapa parut.
“Terimakasih karena telah mau menerima panggilanku. Alasan ku memanggil kalian, perwakilan dari Ras suku duyung adalah untuk meminta maaf atas nama Sang kaisar. Sebelum saya berangkat ke kota ini, Yang Mulia menitipkan sesuatu untuk anda tuan Rover.” ucap Rio menyerahkan sesuatu kepada tuan Rover, sesuatu itu nampak mirip seperti Kotak perhiasan.
Di dalamnya terdapat sebuah surat yang sepertinya ditulis oleh Yang Mulia. Rover membaca surat itu, kemudian dia tersenyum.
“Huh... Dia masih seperti dulu ya? Dia tidak berubah sama sekali.” Gumam Rover setelah membaca surat itu.
“Kenapa ayah tersenyum? Apa yang tertulis di surat itu?” ucap Lumine putrinya.
“Yah, dia masih seperti biasanya. Tidak pernah berubah, dia juga meminta maaf sebesar-besarnya atas perbuatan bangsawan yang dia tugaskan. Intinya dia merasa sangat bersalah kepada Ras suku duyung, dan kali ini mengirimkan orang yang benar-benar dapat dia percayai.” ucap Rover menjelaskan.
“Eh? Apa anda dekat dengan Yang Mulia, tuan Rover?” ucap Rio bertanya.
“Yah, dia adalah adik iparku. Istri pertamanya adalah adikku, istri pertama Penguasa Kekaisaran Amentys, Lumia van Amentys.” ucap Rover menjelaskan.
“Eh...??! Anda kakak iparnya Yang Mulia??? Berarti anda adalah Pamannya Rina??” ucap Rio yang sedikit terkejut.
“Rina? Ah maksudmu putri pertama Lumia? Yah, dia adalah keponakanku. Ketika dia masih kecil, dia sering datang ke kota ini bersama ibunya. Dia sangat mirip dengan ibunya, wajahnya, sifatnya, dan auranya. Meskipun warna rambut, mata dan kekuatannya menurun dari ayahnya, namun aku merasa seperti melihat Lumia ketika melihatnya. Terakhir kali dia datang ke kota ini 2 tahun yang lalu, 1 tahun sebelum kasus kejahatan walikota itu terbongkar. Tapi kau memanggil namanya tanpa "Tuan Putri", apa kau punya hubungan spesial dengannya?” ucap Rover bertanya.
“Yah... Sebenarnya... Saya adalah tunangannya.” ucap Rio.
Mendengar itu sontak mereka berdua terkejut.
“Kau... Kau tunangannya?!?” ucap Rover yang menggeprak meja.
Rio yang terkejut sampai mundur sedikit kebelakang.
“Y-Ya... Saya adalah tunangannya...” ucap Rio sedikit gemetar.
“Bagaimana bisa?? Bukankah si Allen itu ayah yang terlalu Overprotektif kepada anak perempuannya?? Bagaimana bisa dia luluh olehmu?!” ucap Rover tak percaya.
“Ya... Itu karena Rina sendiri mengancamnya. Jadi mau tak mau dia harus menurutinya.” ucap Rio menjelaskan.
“Begitu ya? Huh... Kukira si Overprotektif itu tidak akan membiarkan putrinya menikah selamanya. Yah karena dia juga Rina menjadi malas mencari pasangan, tapi aku bersyukur dia akhirnya dia mau mencari pasangan lagi.” ucap Rover kepada Rio.
“Ya, anda benar. Yang Mulia kaisar memang seorang Ayah yang Overprotektif kepada anak perempuannya. Bahkan dia hampir membunuhku ketika Rina bilang ingin menikahiku.” ucap Rio sembari tersenyum pahit karena mengingat hal itu.
Lumine dan Rover hanya bisa terdiam setelah mendengar perkataan Rio.
“Baiklah, Yang Mulia Kaisar sendiri sudah meminta maaf sebesar-besarnya. Aku tahu dia sibuk, jadi dia hanya bisa mengirimmu sebagai perwakilannya sekaligus menjadi penguasa kota ini. Ras kami bersedia berdamai dengan Ras Manusia di kota ini, tapi kami sekarang sedang mengalami kesulitan.” ucap Rover kepada Rio.
“Kesulitan? Ada apa memangnya?” ucap Rio bertanya.
“Di desa kami, desa Air mata bulan, Mengalami krisis energi sihir pembangkit. Energi sihir pembangkit adalah sumber energi yang membantu kehidupan sehari-hari kami, kebutuhan medis, dan juga militer. Energi itu berasa dari mutiara kerang jurang laut dalam di dekat desa kami. Tapi 6 bulan yang lalu, seekor Sea Serphent datang ke jurang itu dan tinggal di sana. Membuat kami tidak bisa mendapatkan mutiara kerang itu karena kami terlalu takut dengan makhluk itu.” ucap Rover menjelaskan.
“Begitu ya, hmm... Mungkin aku bisa membantu masalah kalian.” ucap Rio.
“Sungguh??”
“Namun aku butuh waktu. Bisa kah kalian memberiku waktu 3 hari?” ucap Rio.
“Ya, tapi apa kau sungguh bisa membantu kami?” ucap Rover.
“Tentu, karena aku memiliki kekuatan yang bisa dikatakan "di luar nalar" oleh sebagian orang.” ucap Rio.
Rover dan Lumine hanya terdiam bingung. "di luar nalar" kata sebagian orang?
“Ba-Baiklah, kalau begitu. Kami mengandalkan kekuatanmu tuan Rio.” ucap Rover yang ingin berjabat tangan.
“Ya, serahkan saja kepadaku.” ucap Rio membalas jabar tangannya.
kemudian mereka berdua kembali ke tempat asalnya, dan untuk Rio juga kembali ke mansionnya.
“Selamat datang kembali Tuan, bagaimana dengan pertemuannya dengan Perwakilan Suku duyung?” ucap Alisa yang menyambut Rio pulang.
“Yah, cukup baik. Namun aku mendapatkan beberapa hal yang cukup mengejutkan diriku. Meski begitu, ada beberapa masalah juga di pihak mereka. Aku akan mengatakannya di kantorku, tolong bisakah kau panggil tuan Lein? Aku ingin berdiskusi dengan kalian.” ucap Rio menjelaskan.
“Baik tuan ” ucap Alisa yang pergi memanggil Lein.
Rio menuju perpustakaan, mengambil beberapa buku tentang Sea Serphent, dan pergi ke kantornya. Dia mulai membuka dan membaca buku-buku itu, selagi menunggu Alisa dan Lein.
15 menit kemudian, terdengar ketukan pintu.
*tok-tok...
“Ini saya Alisa, tuan. Saya sudah membawa tuan Lein.” ucap Alisa.
“Ya, masuklah.” ucap Rio membalas.
Mereka berdua pun masuk, dan Rio mempersilahkan mereka duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
“Baiklah, ada hal penting yang ingin aku katakan pada kalian. Negosiasi damai dengan Ras suku duyung berlangsung lancar, namun ada sedikit masalah di pihak mereka. 3 bulan yang lau, seekor Sea Serphent datang ke jurang tempat para kerang mutiara ajaib berada. Mutiara ajaib adalah benda krusial bagi para suku duyung karena ini menyangkut kehidupan sehari-hari mereka. Karena kehadiran Sea Serphent itu, mereka jadi takut untuk mengumpulkan mutiara ajaib itu. Tuan Rover mengatakan, mereka mungkin akan setuju berdamai dengan kita jikalau kita bisa membantu mereka memecahkan masalah mereka.” ucap Rio menjelaskan kepada mereka.
“Sea Serphent ya? Makhluk legenda hidup yang suka berpindah tempat, dia adalah makhluk kuno yang sudah hidup selama kurang lebih 10 ribu tahun. Menurut legenda, Sea Serphent adalah keturunan dari Great Sea Serphent, dia adlaah perwujudan atau avatar dari dewa Air itu sendiri. Bisa dikatakan, mereka memiliki kekuatan yang amat luar biasa besar. Bahkan satu dari Sea Serphent dapat menghancurkan sebuah negara hanya dalam kurun waktu 1 hari saja.” ucap Lein menjelaskan.
“Begitu, berarti ini masalah yang cukup berat. Meskipun aku memiliki kekuatan Roh, apa mereka bisa bertarung di bawah air?” ucap Rio ragu.
“Tenang saja tuan! Kami bisa bertarung dimana saja!” ucap Mai yang tiba-tiba masuk ke kantor, dan Yui yang mengikuti dari belakang.
“Mai, Yui?”
“Ah, maafkan kami masuk tiba-tiba. Tapi anda tidak perlu khawatir tentang kami bisa bertarung di bawah air. Konsep kekuatan kami adalah sesuatu yang abstrak, kekuatan kami bahkan mampu memanipulasi hukum, ruang waktu, sebab akibat, mandat, asal muasal, dan konsep-konsep dualitas yang mengatur dunia.” ucap Mai menjelaskan, dan Yui menganggukkan kepalanya.
“Sungguh?? Aku tidak tahu kekuatan kalian bisa sampai mempengaruhi konsep dan hukum yang mengatur dunia.” ucap Rio yang terkejut.
“Tentu saja, kami ini kan Roh milik Tuan yang paling hebat!” ucap Mai dan Yui dengan bangga.
“Baiklah kalau begitu, mulai besok kita bertiga akan pergi ke wilayah Ras suku duyung.” ucap Rio dengan semangat.
bersambung
terlau berbahaya :v