NovelToon NovelToon
Sweet My Wife

Sweet My Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / TimeTravel / Balas Dendam / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita
Popularitas:68.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ping Chan

Terjebak di dalam buku novel hiatus lantas apa yang akan kalian lakukan?

Kejadian tidak mengenakan Arletta alami begitu saja, menjadi permaisuri yang tidak diinginkan bahkan dianggap mata-mata oleh suaminya sendiri, iya... Pangeran ke 8 yang sering disebut-sebut sebagai Raja kematian.

Lantas bagaimana Arletta dapat bertahan? apakah baru datang langsung mati di tangan suami? Atau... Kedatangannya memang memiliki makna lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ping Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Tertusuk Pedang

Arletta yang merasa aneh dengan sikap Song Chen langsung mengangkat bahunya dengan bingung. "Anak ini kenapa sih? Jawab Terima kasih susah sekali!" dalam benak Arletta yang kesal, dia berjalan untuk masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamarnya Arletta yang masih kesal hati langsung dibuat luluh dengan kehadiran dari 3 anaknya, harimau yang imut sedang bermain dengan bosan. Membuat Arletta langsung berlari dan memeluk tubuh gembul tersebut. "Nyamannya.... Kalian rindu padaku tidak?" tanya Arletta penasaran.

Ketiga harimau tersebut langsung bermanja dan mengusapkan tubuhnya pada wajah Arletta. Arletta tertawa dengan riang. "Kalian memang anakku tersayang! Kalian mampu membuat moodku naik kembali." Arletta menggendong Si Bao dengan menggelitiki tubuhnya.

Saat Arletta fokus pada harimau kesayangannya, Song Chen membuka pintu kamar Arletta dan langsung masuk. Arletta terkejut segera memalingkan wajahnya. "Song Chen?" dalam benak Arletta bingung.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Arletta dengan penasaran.

Song Chen segera duduk di atas kasur dan terlihat sangat tenang. "Aku ingin tidur di sini, bukankah ini juga termasuk kamarku?" tanya Song Chen dengan tegas.

Arletta terkejut dan terlihat sangat keberatan. "Wtf! Dia ingin tidur di kamarku? Nooo, aku tidak ingin tidur di lantai lagi, jangan harap dapat menang dariku! Dia jahat sekali, bukankah aku sudah terlalu baik padanya? Mentraktir makan itu juga membuatku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit!" dalam benak Arletta marah.

Song Chen langsung bicara lagi dengan tegas. "Kita kan suami istri, bukankah hal yang wajar jika tidur bersama," lanjut Song Chen dengan sedikit gugup.

Arletta rasanya ingin menonjok wajah Song Chen, tapi dia harus tetap tenang. "Oh, begitu ya? Pangeran yakin hanya ingin tidur bersama saja, tidak menginginkan yang lain?" tanya Arletta yang langsung mendekati Song Chen dan mengusap wajahnya.

Song Chen membelalakan matanya karena tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Arletta saat itu. "Aku sih tidak keberatan, tapi... Pangeran kan masih perjaka.. Memangnya tahu bagaimana caranya 'Tidur Bersama'?" Arletta menggoda Song Chen dan mendekatkan bibirnya pada milik Song Chen, menyentuh tubuh Song Chen dengan sembarangan.

Mereka berdua dapat merasakan napas satu sama lain, Song Chen menelan air liurnya. "Wanita ini...!" wajah Song Chen mendadak merah, dan dia langsung menyentuh wajah Arletta. Hendak mencium bibir wanita itu, tapi dengan nakal Arletta menjilatnya.

Song Chen terkejut dan mendadak bangkit, dia tidak bicara apapun segera pergi meninggalkan kamar Arletta. Arletta terdiam melihat Song Chen yang mungkin marah padanya. "Huh, dasar! Aku tidak akan kalah darimu, akhirnya aku mendapatkan kamarku lagi...!" Arletta begitu tenang, dan dia sepertinya tidak peduli lagi dengan Song Chen.

**

Pukul 10 pagi seperti yang susah direncanakan oleh mereka berdua, Arletta menggunakan gaun berwarna merah maroon dengan rambut terurai hanya dihiasi bandoo tali. Dia menggunakan riasan tipis. Sementara Song Chen dengan gagah menggunakan pakaian hitam dengan garis emas, menatap Arletta dengan pandangan puas. "Dia cantik sekali, dengan riasan itu!" dalam benak Song Chen terlihat menyukai dandanan Arletta.

Arletta segera berjalan dengan Song Chen ke arah pasar kota, mereka melihat begitu banyak orang yang menjajakan dagangan. Song Chen melihat ada pedagang aksesoris wanita, lelaki itu tertarik dengan gelang biru dengan hiasan bulan dan bintang. Song Chen membeli satu dan melihat ke arah Arletta.

Tapi wanita itu fokus pada makanan yang dijual. Dia membeli tanghulu dan manisan lainnya. Dia memalingkan tubuh dan melihat Song Chen sudah berada di depannya. "Makanan manis terus, kau akan kehilangan giginya!" kata Song Chen dengan menekan pipi Arletta.

"Aku tidak akan membiarkannya, kau harus ikut mencoba agar kita kehilangan gigi bersama-sama!" Arletta menyuapi Song Chen majikan yang dia bawa.

Song Chen langsung mengusap rambut Arletta dan mereka meninggalkan tempat itu. Arletta banyak makannya dan semua itu yang membayar adalah Song Chen. Dia bahkan tidak kehilangan uang sepeserpun. Padahal sebelumnya dialah yang hendak mentraktir Song Chen.

Saat mereka terlihat sudah puas, apalagi Arletta, mereka pun harus kembali pulang. Mereka melewati jalanan yang cukup sepi. "Padahal aku yang ingin mentraktirmu, tapi kau yang kehilangan banyak uang untukku!" Arletta menatap Song Chen dengan pura-pura bersalah.

"Hehehe, baguslah, uangku utuh!" dalam benak Arletta bersyukur.

"Tidak masalah, uangku itu uangmu juga," balas Song Chen dengan tegas.

Arletta langsung tertawa. "Oh ya? Bagus! Aku akan menghabiskannya!" Arletta berjalan lebih dulu dan dihadapan mereka langsung muncul sekelompok pembunuh.

Arletta segera menghentikan langkah kakinya, begitu juga dengan Song Chen. Arletta menatap tajam 5 orang dengan pakaian serba hitam tersebut. Mereka membawakan senjata sementara tidak dengan Arletta dan Song Chen.

"Musuh darimana lagi ini?" dalam benak Arletta terkejut.

Mereka langsung bertarung, Arletta cukup hati-hati saat itu karena dia tidak membawa senjata, Arletta menarik tubuh pembunuh tersebut dan menendang perutnya. Arletta tersenyum puas. Dia berhadapan dengan dua orang pembunuh sementara Song Chen 3.

Arletta yang sedang fokus pada dua orang itu tiba-tiba dari arah belakang muncul seseorang dengan pakaian merah muda mendekati Arletta dengan pedang panjang. Arletta yang merasakan kedatangan seseorang lainnya langsung memalingkan tubuh, tapi pedang dengan cepat menembus perut Arletta.

Tapi di sana Arletta masih tersenyum dengan benci, dia menggunakan kakinya untuk memukuli kepala orang yang di hadapannya, topeng wajah yang sebelumnya terpasang dengan baik langsung jatuh dan membuat Arletta tahu siapa pembunuhnya tersebut. "Wei Shi!" kata Arletta dengan benci.

Song Chen terkejut karena Arletta terluka dia langsung menggunakan pedang musuh untuk menebas kepala mereka dan mendatangi Wei Shi. Wei Shi saat itu sudah ingin kabur tapi Song Chen menarik rambut Wei Shi dan membenturkannya pada tembok hingga kepalanya berdarah. "Kakak... Ini aku... Aku Wei Shi!" katanya dengan kesakitan.

"Biadab!" Song Chen langsung mencekik leher Wei Shi. "Beraninya kau melukai Arletta! Siapa yang memerintahkanmu?" tanya Song Chen dengan galak dan benci.

"Kakak... Lepaskan... Sakit... Putra Mahkota... Dia... Dia yang memintaku untuk melakukannya!" kata Wei Shi jujur.

Song Chen dengan segera menghempaskan Wei Shi hingga tubuh wanita itu kembali membentur tembok. "Kakak... Kenapa? Kenapa kau sangat marah? Hanya Arletta wanita itu tidak seharusnya kau perlakuan seperti ini!" Wei Shi terlihat kesal dan cemburu.

"Jangan panggil aku kakak, aku tidak punya adik seperti dirimu!" Song Chen langsung mendekati Arletta, yang saat itu sebenarnya juga masih berusaha untuk tetap kuat.

Song Chen langsung menggendong Arletta, dan tatapan matanya begitu sedih. "Aku tidak apa, hanya luka kecil," ucap Arletta yang lemah.

Song Chen hanya terdiam dengan perasaan yang sangat benci, tatapan membunuhmu begitu kuat dari lelaki itu.

"Kakak... Jangan tinggalkan aku!" teriak Wei Shi dengan memohon. "Arletta! Sialan selalu kau!" dia langsung menonjok tembok hingga tangannya berdarah.

***

Song Chen membawa Arletta ke dalam kamar, dia sudah bersama dengan seorang tabib yang dia percaya, "Obati dia!" kata Pangeran dengan tegas.

Tabib wanita itu bernama Sufei. "Baik, Pangeran!" katanya dengan patuh.

Tabib itu tidak menyangka dengan luka pada tubuh Arletta, sementara Song Chen duduk di samping Arletta. "Kita harus mengeluarkan pedang itu terlebih dahulu, mungkin agak sakit, tahan Nyonya," balas Sufei mengingatkan.

Tapi sebenarnya sejak tadi Arletta memang tenang, hanya mereka saja yang terlihat panik. "Hanya luka kecil, untuk apa aku khawatir," balas Arletta dengan tenang.

Song Chen dan Sufei terkejut mendengar hal tersebut. "Luka kecil? Bahkan lukanya begitu dalam, sungguh tidak tahu sebenarnya bagaimana kehidupan yang dia lalui!" dalam benak Song Chen iba.

"Patuhlah," kata Song Chen sedang merangkul tubuh Arletta.

Pedang itu ditarik perlahan oleh Sufei, Arletta hanya diam dengan wajahnya yang pucat. Song Chen memeluk erat tubuh Arletta, karena merasa khawatir. "Istri Pangeran ini sangat luar biasa, dia tenang sekali padahal Pangeran terlihat sudah hampir mati melihatnya seperti ini, hubungan mereka harmonis sekali, aku yakin Tuan tidak akan tinggal diam," dalam benak Sufei yang sedang memperhatikan mereka berdua. "Baru kali ini aku melihat sikap Tuan yang seperti ini terhadap seorang wanita, sungguh langka!" dalam benaknya lagi.

Arletta dirawat oleh Sufei dengan baik, hingga tiga jam lamanya. "Nyonya Arletta harus istirahat, jangan banyak bergerak khawatir lukanya terbuka dan semakin parah, banyak darah yang dia habiskan, jadi saat ini Nyonya Arletta kekurangan darah, nanti saya akan meracik ramuan untuk menambah darah," pesan Sufei dengan tegas.

Song Chen hanya menganggukkan kepalanya. "Istirahat lah, jangan banyak gerak, aku akan meninggalkanmu," kata Song Chen dengan lembut pada Arletta.

Arletta menganggukkan kepalanya dan dia memejamkan matanya. Song Chen dan Sufei keluar dari dalam kamar, tanpa bicara Song Chen hendak pergi meninggalkan Istana. "Pangeran pasti mencari penjahat itu!" dalam benak Sufei hanya memperhatikan dari kejauhan.

**

Song Chen memasukinya rumah bordir dan langsung mendatangi satu kamar yang di dalamnya terdapat Putra Mahkota. Song Chen langsung melemparkan plastik hitam berisi potongan tubuh manusia.

"Song Chen! Apa maksudmu? Kau membawanya kemari sebenarnya untuk apa? Dasar pembunuh!" kata Putra Mahkota yang ketakutan tapi mencoba untuk marah.

Beberapa orang yang melihat hal itu hanya menjerit ketakutan karena terkejut. "Jika kau tidak ingin bernasib sama seperti itu, jangan ganggu Arletta! Atau aku tidak akan tinggal diam padamu! Song Chen mengancam Putra Mahkota dengan tajam.

"Gila! Berani menantangku!" kata Putra Mahkota dengan kesal. "Kau memang pantas dibenci banyak orang karena kau adalah iblis pembunuh!" sindir Putra Mahkota dengan berani.

Song Chen langsung mendekati Putra Mahkota dan meletakkan pedang tepat di pundak pria itu. "Banyak bicara lagi? Aku akan langsung menebas kepalamu!" kata Song Chen dengan tatapan membunuh.

Putra Mahkota langsung ketakutan melihat tampang Song Chen. Dia yang tidak tahu harus bicara apa tiba-tiba... "Aku akan mengadukannya pada Kaisar jika kau berani macam-macam denganmu!" kata Putra Mahkota dengan tegas.

Song Chen langsung menendang tubuh Putra Mahkota dan menancapkan Pedang tepat di samping wajah Putra Mahkota. "Jangan menantangku!" balas Song Chen dengan benci.

Putra Mahkota langsung terkencing di celana dan ambruk dan pingsan semua yang melihat hal itu terkejut dan mereka segera memaki Putra Mahkota. Song Chen menatap rendah Putra Mahkota dan langsung keluar dari dalam sana. Dia bertemu dengan Wei Shi yang langsung memohon dihadapan Song Chen. "Kakak... Maafkan aku, aku mohon jangan tidak peduli padaku," kata Wei Shi dengan ketakutan.

"Jika terjadi hal buruk pada Arletta aku akan membunuhmu!" balas Song Chen yang langsung pergi meninggalkan Wei Shi.

1
Bellinda Aulia Isabella
jangan2 adipati dan arletta bersaudara
panty sari
kutunggu karyamu thor semoga cepat sembuh
SariAdja: mampir karyaku kak

*Gairah sang konglomerat*
total 1 replies
Weldien Juntak Sasada Part II
lekas sembuh buat authornya.. 🤗🤗🤗 aku menanti setia up mu thorrr
@Intan.PS_Army🐨💜
Sakit Apa kak cepat Sembuh pasti banyak yang menunggu Novel Mu kak 🤗🤗
Amazing Grace
cepat sembuh kak/Smile/
Nadyne
wajarlah pangeran song cemburu memang changyi ada rasa pada mu arl pikirannya tidak sekecil umurnya.....
its me
lanjut torrr
its me
semangat updatenya
its me
sama aku aja ganteng 😗😗😗
its me
adudududu😍😍😍
Red Fox.
asal rutin kak mwehehehe
Red Fox.
banyakin lagi kak dikit amat huhuhu
its me
upppppppppppp
its me
🥰🥰🥰🥰🥰
Red Fox.
up yg bnyk
Red Fox.
lanjuuuuut
Red Fox.
Lanjuuuuuuuuuttt
Red Fox.
Semangat🔛🔥
Ping Chan
Maaf banyak typonya
panty sari
akhirnya song bangun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!