NovelToon NovelToon
Imperfect Marriage

Imperfect Marriage

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: Olive Oil

Aku tidak pernah menginginkan semua musibah ini terjadi. Bagi ku semuanya terasa salah, pernikahan ini, hubungan kami, semuanya. Aku menikah dengan David karena berlandaskan perjodohan semata. Namun aku tahu kakak ku dan David memiliki hubungan khusus. Bagaimana bisa aku menjalani pernikahan ini setelah menikung cinta kakak ku sendiri?

Aku tidak bisa. Aku harap semua ini berakhir. Tapi aku tidak berharap kecelakaan ini terjadi. Semuanya menjadi serba salah sekarang... aku harap aku bisa mengubah dan menyusun ulang segalanya sekarang. Aku harap, aku sangat berharap... semuanya bisa terulang kembali...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olive Oil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

“Hem?” aku tertawa singkat, “jangan khawatir… Fadi itu orangnya baik banget, dah ya, aku balik kerja dulu, hati-hati kalian berdua. Oh ya David, habis ngantar kak Tasya langsung pulang aja, nggak apa-apa. Kayaknya aku selesai jam 8 malam nanti. Jadi nggak perlu nunggu, oke, dah…”

David tak menjawab. Aku pikir saat itu ia setuju dengan ucapanku. Namun ketika jam menunjukkan angka setengah sembilan malam, usai beres-beres dan acaranya juga telah usai, aku melihat sosok David yang tengah duduk manis di lobi kantor, tengah merunduk sambil membaca buku yang familiar untukku.

Itu… buku cerita anak yang aku tulis!

Bahkan ia sampai membeli semua versi buku yang sudah aku terbitkan! Astaga! Bahkan juga novel?! Bagaimana ia bisa tahu nama pena ku?! Arghhhh!

Aku malu!

“Da, David…” panggilku pelan.

“Oh, Tara, sudah selesai?”

“Ka, kamu sedang apa di sini? Bukannya aku sudah menyuruhmu pulang lebih dulu?”

David berdecak, “pria macam apa yang meninggalkan wanitanya seorang diri? Bukan pria yang baik, Itu hanyalah pria yang egois,” David mengukir smirk nya ketika melihat wajahku yang sudah memerah, “bukannya itu yang tertulis di bukumu? Hem?”

Argh! Ya Tuhan, boleh resign aja nggak sih dari kehidupan iniiiii!!

Pada malam itu, di sepanjang perjalanan pulang yang diiringi lagu Our First Song milik Joseph Vincent yang di putar oleh David di mobilnya, aku dengan kesadaran penuh berusaha untuk tidak mengungkit kejadian di kantor tadi. Ku lirik diam-diam tote bag putih yang sudah penuh berisi buku-buku yang pernah kuterbitkan diletakkan di kursi belakang, usai di beli David. Aku mengernyitkan dahi, sejak kapan makhluk sekaku David suka membaca hal begituan? Mana semua isi tulisanku dipenuhi kata-kata picisan akan cinta lagi. Aku sendiri aja terkadang geli jika membaca ulang novel romantis yang kutulis. Rasanya aneh aja, kayak, kok bisa aku nulis ginian padahal ngalamin aja belum. “yang lanjutan novel Bumi Mentari itu… belum ada ya?”

“Ah, iya, rencananya tahun ini sih bakal aku lanjuti buku keduanya, tapi… belum pasti sih,”

“Kenapa?”

Kenapa? Kenapa dia ingin tahu alasannya? “emh lagi pengen istirahat aja,”

David mengangguk pelan, “oh, begitu. Tapi jangan sampai nggak buat karya lagi ya,” aku memandangnya, “saat mengantar Tasya tadi, ia selalu bilang bahwa Tara sangat suka menulis dan dia juga suka membaca semua karya yang pernah kamu tulis. Sayang aja kalau berhenti.”

Aku terpegun. Perlahan senyumku sedikit terukir, rasanya menyenangkan apabila seseorang menyemangati hasil karya kita. “jangan khawatir, walau nanti kedepannya aku tidak menulis lagi, atau tidak ada lagi yang mau membaca bukuku, aku akan tetap menulisnya untuk kak Tasya. Dia itu emang baik,” balasku dengan senyum mengembang.

“Kalau begitu, jadikan aku sebagai penyemangatmu juga. Aku akan menjadi pembaca setiamu Tara,”

“Loh? Jangan.”

“Kenapa?”

“Malah nanya kenapa, yah… yah malu,”

“Malu?”

“Karyaku nggak sebagus itu tahu, mending baca yang lain deh,”

“Baru kali ini ada orang yang nolak buat di promosiin karyanya,”

“Ah, bukan gitu, soalnya yang baca itu… egh, ya, ya kamu, jadi…”

“Emang kalau aku yang baca kenapa?”

“Aih, David ini masa nggak ngerti sih,” Aku menyenderkan punggungku ke kursi mobil seraya menatap David dengan tatapan kesal. Kulihat dia ikut menyunggingkan senyum tipis. “lagian sejak kapan kamu suka baca hal gituan?”

“Emh… baru kali ini sih, aku nggak pernah tertarik dengan hal percintaan. Tapi karena Tara suka, aku jadi ikutan suka.” Sial, malam itu, David lagi-lagi membuatku seakan mau meledak.

1
Me Ta
masih mantau
Me Ta
ngga paham ni cerita ngajak cerai tapi nunggu setahun lagi🤦🤦🤦
Ida Nur Haryono
semoga tara d david menjadi saling pengertian d cinta seterusnya happy ending
Ida Nur Haryono
lanjut ya kyknya makin seruh nich bs happy ber2 d tdk jadi cerai he..he...
Ida Nur Haryono
ceritanya bagus walaupun agk ber liku2 ya d bnyk flashback....btw okey bangetlah....
Istiana Bela
ini novel sebenernya bagusss loo kok gak ada yg komen atau dikit bgt yg baca sihh... ayo di ramaikan ini novel bagus bgt...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!