Bukan Ayahku

Tiga Pria matang turun dari helikopter di sebuah pulau terpencil yang memiliki fasilitas lengkap.

" Selamat datang di pulau pribadi ku.. " ucap Azriel.

" silahkan masuk dan pilih kamar kalian masing-masing tapi jangan dianggap rumah sendiri, karena ini punya saya !" Jelas Azriel lagi.

" Hmm.." balas Levi.

Hardana mengangguk saja. Mereka pun masuk kedalam pulau tersebut. Hardana di pandu menuju ke ruangan nya, sedangkan Levi di todong dengan berbagai macam pertanyaan oleh tuan Azriel.

(Azriel Budiatno)

" Levi, jelaskan kenapa kau mengajak Hardana juga? "tanya Azriel menggulung lengan bajunya.

" Oh, ga apa-apa sih, cuma kasihan aja kalau dia membusuk di penjara, toh dia bapak kandungnya putriku. " ucap Levi.

" Hah??? Gimana? gimana? "Tuan Azriel nge-blak.

Levi pun menjelaskan panjang lebar. seperti, saat Levi menceritakan semuanya ke Diora.

Beberapa saat kemudian..

" begitu lah ceritanya.. " ucap Levi mengakhiri ceritanya.

" Tapi tidak perlu kamu ajak dia kesini juga kan? " ucap Azriel masih mempertanyakan keputusan Levi membawa Hardana bersama mereka.

"soal itu, kapan lagikan anda menjadikan orang sehebat pak Hardana sebagai kaki tangan anda tuan.. " balas Levi santai.

" Kaki tangan gundul mu! " Tuan Azriel sarkas.

" Ga apa-apa tuan, kalau dia tidak berguna atau tidak bisa membalas budi! ya, saya tinggal melenyapkannya! "ucap Levi lagi.

" Hadeh.. " Azriel menepuk jidat nya.

" Dah, ya tuan saya lapar mau makan dulu. " pamit Levi keluar dari ruangan tersebut.

Di meja makan.

Levi tengah menyantap makanan yang telah dihidangkan.

Hardana menyusul di iringi tuan Azriel.

" silahkan Tuan dan pak makan, mumpung masih hangat! " ucap Levi berlagak seperti tuan rumah.

Azriel mengernyitkan kedua alisnya. Hardana juga cukup heran, ia tahu kalau Levi memang selalu semaunya tapi, Azrielkan bos nya.

" tidak heran jika dia kurang ajar padaku ! sama tuanya sendiri pun tidak sopan! .." gerutu Hardana.

" Pak Hardana mau Daging? " tanya Levi menawarkan sepotong daging di piringnya.

" Saya akan ambil sendiri. " balas Hardana.

" tahu ngak pak! ini makanan favorit putriku loh,. Steak daging saus barbeque !" pamer Levi.

" Ah, iya-iya. " Hardana biasa saja.

Azriel menoleh ke arah Hardana.

" Maaf pak, Diora kan anak kandung anda, kok anda tidak terlihat keberatan Levi masih mengakuinya ?" Azriel bingung. Hardana seolah rela saja putrinya jadi milik orang lain.

" Ya, aku tidak tahu keberadaannya selama ini. lagi pula, Levi dari awal sudah menjadi ayah untuknya. aku juga sudah punya seorang putri dan putra. jadi, aku tidak butuh putri yang lainnya. " balas Hardana.

" Agak lain bapak satu ini.. " celetuk Azriel.

" Pftt.. memang dia agak lain.. tapi ga pa pa lah,. memang Diora itu putriku kok. Dia tidak butuh Ayah yang lain ! Akulah Ayah satu-satunya! " balas Levi.

" Terserah kalian aja lah, yang akur ya pak sama Levi.. " ucap Azriel.

" Kenapa kalian terus memanggilku pak dari tadi? apa aku terlihat setua itu? " tanya Hardana.

(Hardana)

Levi dan Azriel mengangguk.

" Berapa usia kalian memangnya? paling hanya beda beberapa tahun. " elak Hardana keberatan di panggil 'Pak'.

" 37 " jawab Levi.

" Beda 8 tahun cuma, panggil abang lah! " ucap Hardana meminta dipanggil abang / kakak.

" Ogah. " jawab Levi.

Hardana menoleh ke arah Azriel.

" aku, 29 " jawab Azriel.

" Sial ! beda 16 tahun. kamu ga pa pa panggil 'pak' " Balas Hardana.

" Ngomong-ngomong, apa yang akan kalian lakukan sementara ini? " tanya Azriel membuka topik lain.

" apa yang bisa dilakukan buronan selain sembunyi? " tanya Levi.

" Hei,. aku tidak menampungmu untuk leyeh-leyeh ya.. !" ucap Azriel.

" Terus? " tanya Levi lagi.

Hardana masih menyimak.

" Nah, bagaimana kalau kalian ke Rusia! bereskan beberapa hal yang agak merepotkan disana! "titah Azriel.

" Kalian? maksudnya aku juga pergi bersama dia? " tanya Hardana menunjuk Levi.

" Iya lah,. pak, anda tidak mungkin sembunyi, makan, tidur dengan nyaman tanpa kerja kan? " sindir Azriel.

" Oke baiklah.. " Hardana pasrah saja.

" Anda hebat sekali tuan, menjadikan veteran mafia sebagai bawahan anda! haha " Levi mengejek tuan Hardana.

" hah,.. " Hardana membuang nafas kasar saja. Habislah energinya menghadapi Levi.

" Baiklah, kalian akan pergi dalam beberapa hari ! Levi, mungkin kau mau berpamitan dulu. aku akan meminjamkan helikopterku padamu! " ucap Azriel.

" Jelas lah.. Aku harus menemui anak gadisku dulu !" ucap Levi, ia akan bersiap nanti.

" Ajak aku juga dong! aku juga mau menyelesaikan beberapa pekerjaan. " ucap Hardana.

" Oke. " Levi setuju.

**

Malam Hari, Diora tidur di kamar ayahnya (Levianant).

Ceklek.. ceklek.. Grek.. suara pintu yang terbuka. Levi masuk kedalam rumahnya melalui kunci cadangan yang selalu dia bawa.

Levi melangkah menuju kamar Diora dan membukanya.

" Kosong? " Levi mencari keberadaan Diora.

Sampailah ia dikamarnya,. Diora tidur sambil memeluk guling berselimutkan kemeja nya.

Senyum Levi terukir dan matanya sedikit sendu berembun. Levi mendekati Diora, menatapnya dengan lekat. Levi juga membelai pelan rambut putri angkatnya itu.

" Hmm.. Ayah..." Diora mengigau tanpa membuka mata.

" Iya,. " jawab Levi pelan.

Diora masih tertidur, melanjutkan mimpi nya. Diora hanya bergerak untuk menyamankan kepalanya kembali.

Tangan besar dan hangat milik Levi terus membelainya pelan.

" Diora, ayah pergi,. tidak selamanya, nanti ayah akan kembali. kamu harus bisa tinggal sendiri . Ayah akan selalu ada didekatmu, tapi,.. ayah tidak bisa selalu bersama mu lagi,. tidak untuk saat ini. Diora putriku, Ayah sayang padamu.. jaga diri dan semoga kamu selalu diberkati. Selamat malam nak.. cup.." Levi mengecup pucuk kepala Diora.

Levi juga meninggalkan Kartu ATM miliknya yang berisi seluruh hasil gaji bersih miliknya. Kartu tersebut atas nama Diora, Rumah, tanah, surat motor, Mobil dll. semua milik Diora. Sesayang itu Levi pada anak angkatnya ini.

Hari ini, Levi menjadi buronan dan dia resmi menghilangkan jejak juga keberadaannya di kota Jakarta. Levi akan memulai hidup baru di Rusia seperti perintah tuan Azriel.

**

Disisi lain Hardana masuk ke rumahnya melalui pintu rahasia.

Ia tiba di ruang penyimpanan utama di rumahnya.

" Siapa Disana?! " seru seorang perempuan yang telah siap dengan pistol ditangannya.

" ini Papa Bianca. " jawab Hardana membalik tubuhnya.

" Jadi, papa benaran buron!! "Bianca setengah berteriak.

" Pelankan suaramu! " perintah Hardana.

Hardana mengeluarkan beberapa map dan berkas penting lainnya.

" Apa papa tahu? seluruh saham kita anjlok karena papa ditahan. perusahaan dan beberapa aset kita akan dilelang besok untuk membayar denda seluruh kejahatan papa yang telah terkuak! kami akan jadi gelandangan pa.. !" Jelas Bianca.

" Iya tahu. mangkanya papa mempersiapkan hal lain jika terjadi situasi darurat ! " jelas Hardana.

" Apa? " tanya Bianca. ia tak percaya, kok bisa papanya sangat tenang. padahal,anak-anaknya akan jadi gelandangan mulai besok pagi.

" Nah, ini serah terima beberapa pertambangan rahasia milik papa atas nama kamu dan Brian. Kamu saja yang kelola! Brian tidak bisa diharapkan! Kamu diizinkan menjual tambang milik Brian tapi kalian berdua harus diskusi dulu. Kalau Brian setuju kalian bisa gunakan uangnya untuk memperbesar skala usaha kalian nanti, beli lah rumah yang layak untuk tinggal. sisa nya bisa lah kamu atur sendiri !" jelas Hardana panjang lebar. ia memberikan cap darah di berkas tersebut. Hardana juga meminta Bianca memberikan darahnya di berkas tersebut.

" Tapi, kan harus pewaris laki-laki pa.. " Bianca bergetar ia bahagia tapi ia memilih menolak meski ini adalah hal yang paling ia inginkan.

" Papa rasa kamu lebih layak untuk ini daripada Brian. lagipula kamu juga mempelajari kepemimpinan dari kecil. apa kamu mau menolak ini? " selidik Hardana. ( Levi sedikit banyak sudah berjasa membantu mencerahkan pemikiran Kolot Hardana)

Bianca mengiris sedikit ujung jarinya dan memberikan cap darahnya disana tanpa pikir panjang.

" Terimakasih papa.. " Bianca menitikan air matanya ia terharu, ia bahagia karena ia di akui sebagai pewaris walau di keadaan yang genting dan tanpa upacara resmi.

" Anggaplah ini permintaan maaf papa selama ini ke kamu. Dan ini, ini peninggalan Mama Danisa tolong berikan ke Brian. Tolong kamu jaga keluarga ini. .Bimbing adik mu itu,. " pinta Hardana melembut.

Bianca memeluk papanya dengan hangat. Hardana juga membalas pelukan tersebut. mungkin, ini pertama dan terakhir kalinya bagi Hardana yang selama ini menjadi sosok orang tua yang tegas, kolot dan kaku. berubah menjadi lunak dan hangat.

Setelah beberapa saat Hardana pergi meninggalkan kediamannya karena ia juga akan bersiap ikut dibawah komando Azriel Budiatno. Ditambah Levi sudah datang menjemputnya.

(Levianant)