NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:22.3k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Semua orang heboh ketika mereka tiba di tempat kejadian dan menemukan jasad seorang siswi perempuan tergeletak di halaman sekolah. Teriakan histeris dan bisikan penuh ketakutan menggema di seluruh koridor. Beberapa murid mundur dengan wajah pucat, sementara yang lain hanya berdiri terpaku, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Aaaaaaaa! Itu mayat!" seorang murid perempuan berteriak histeris, wajahnya pucat pasi.

"Apa yang terjadi? Siapa itu?" bisik seorang murid laki-laki kepada temannya, suaranya penuh ketakutan.

"Siapa dia? Apakah itu benar-benar...?" seorang murid berbisik, menatap dengan mata lebar penuh kengerian.

"Ya Tuhan, apa yang harus kita lakukan?" seorang murid perempuan berbisik kepada temannya, wajahnya dipenuhi ketakutan dan kebingungan.

Guru-guru segera mengambil alih situasi, mencoba mengendalikan kerumunan yang panik. Mereka memerintahkan para murid untuk kembali ke kelas masing-masing, tetapi rasa ingin tahu membuat banyak dari mereka tetap tinggal, mengintip dari kejauhan.

"Jangan lihat! Pergi dari sini!" seorang guru mencoba menahan para murid yang ingin mendekat, suaranya tegas namun gemetar.

"Siapa yang menemukannya? Bagaimana ini bisa terjadi?" seorang guru lain bertanya, matanya membelalak saat melihat jasad di halaman.

"Semua kembali ke kelas sekarang! Kembali ke kelas!" seorang guru berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya, mencoba mengatur kerumunan yang panik.

"Ada yang melihat apa yang terjadi? Siapa yang terakhir kali melihat dia?" seorang guru bertanya sambil memeriksa sekeliling, mencoba mengumpulkan informasi.

"Polisi sudah dipanggil, tetap tenang, semuanya akan baik-baik saja," seorang guru berusaha menenangkan para murid, meskipun jelas ia sendiri juga terguncang.

Tak lama kemudian, suara sirene polisi mulai terdengar, semakin mempertegas ketegangan yang melanda sekolah itu. Para guru berusaha menenangkan para murid, membawa mereka kembali ke kelas dengan hati-hati. Meskipun mereka berusaha tetap tenang, jelas terlihat bahwa situasi ini mengguncang seluruh sekolah. Di tengah kekacauan, anggota The Paramount Circle tetap diam di dalam ruang mereka, tidak tertarik untuk ikut dalam keramaian di luar, meskipun ketegangan situasi jelas dapat mereka rasakan.

Mobil polisi dan ambulans datang dengan cepat, sirine mereka meraung-raung, memecah ketegangan yang melanda sekolah. Para petugas keluar dari kendaraan dengan cekatan, bergerak untuk mengamankan area di sekitar jasad siswi yang tergeletak di halaman sekolah.

Beberapa petugas polisi segera menarik garis polisi, menandai area kejadian agar tetap steril. Mereka berusaha menjaga para murid dan guru tetap berada di luar area tersebut, memberikan ruang bagi tim medis dan penyidik untuk bekerja.

"Semua mundur! Jangan mendekat!" teriak seorang petugas, suaranya tegas dan penuh otoritas.

Sementara itu, tim medis dari ambulans dengan cepat membawa tandu dan perlengkapan medis, bergerak menuju jasad siswi. Mereka bekerja dengan cepat namun penuh kehati-hatian, memastikan tidak ada bukti yang terkontaminasi saat mereka mengangkat jasad ke atas tandu.

Para murid yang masih berkumpul di sekitar lokasi kejadian tampak terpaku, sebagian menutupi mulut mereka, sementara yang lain mencoba melihat lebih dekat apa yang terjadi. Para guru berusaha menenangkan mereka, mengarahkan murid-murid kembali ke dalam gedung sekolah.

"Semua kembali ke kelas masing-masing, sekarang juga!" seorang guru berteriak, suaranya penuh kepanikan namun berusaha terdengar tegas.

Jasad siswi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ambulans dengan hati-hati. Tim medis menutup pintu ambulans, dan kendaraan itu bergerak menjauh dari halaman sekolah, meninggalkan suasana yang masih dipenuhi dengan ketegangan dan kebingungan.

Polisi terus berjaga di sekitar area yang telah dipasangi garis polisi, sementara para penyidik mulai mengumpulkan bukti dan melakukan wawancara dengan saksi mata. Kegaduhan dan bisikan para murid yang masih terkejut terus terdengar, membentuk latar belakang yang suram di tengah insiden tragis yang baru saja terjadi.

Para polisi segera mulai melakukan wawancara dengan para murid, mencoba mengumpulkan informasi tentang kejadian tragis tersebut. Mereka bergerak di antara kerumunan, bertanya kepada setiap siswa yang mungkin mengetahui sesuatu tentang korban.

"Siapa yang terakhir kali melihat atau berbicara dengan korban?" tanya seorang polisi kepada sekelompok murid yang terlihat panik.

Beberapa murid menggelengkan kepala, menyatakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa. Namun, seorang murid laki-laki, dengan wajah tegang namun penuh keyakinan, melangkah maju.

"Saya tahu," katanya. "Orang yang terakhir kali berinteraksi dengan korban adalah Fany. Saya melihat mereka di lorong kelas."

Polisi memperhatikan dengan cermat, mendesak murid tersebut untuk melanjutkan ceritanya.

"Korban tidak sengaja menabrak Fany, dan saya bisa melihat Fany marah. Dia bahkan mengancam korban," tambah murid laki-laki itu, matanya menunjukkan kebohongan yang disembunyikan di balik ceritanya.

Polisi mencatat pernyataan itu dengan serius, wajah mereka menunjukkan kekhawatiran dan keseriusan. Mereka segera menyadari bahwa informasi ini penting dan harus diselidiki lebih lanjut. Para polisi bergerak cepat, mengumpulkan lebih banyak saksi dan memastikan mereka mendapatkan gambaran lengkap tentang apa yang terjadi di lorong kelas.

Polisi mulai menyusun langkah-langkah selanjutnya, menyadari bahwa mereka perlu berbicara dengan Fany segera untuk mendapatkan klarifikasi atas tuduhan yang baru saja mereka terima. Ketegangan di sekolah semakin meningkat, menciptakan atmosfer yang sarat dengan spekulasi dan ketidakpastian.

Beberapa polisi bergerak cepat, memasuki gedung sekolah dengan langkah yang mantap. Mereka segera menuju kantor kepala sekolah, menyadari bahwa mereka perlu berbicara dengan pemimpin sekolah untuk mendapatkan izin dan informasi lebih lanjut tentang kejadian tersebut.

Sesampainya di depan pintu kantor kepala sekolah, salah satu polisi mengetuk pintu dengan tegas. Beberapa detik kemudian, pintu dibuka oleh seorang asisten yang tampak cemas.

"Selamat siang, kami dari kepolisian," kata polisi yang mengetuk pintu. "Kami perlu berbicara dengan kepala sekolah tentang insiden yang terjadi."

Asisten tersebut segera mempersilakan para polisi masuk. Di dalam kantor, pemimpin sekolah, Mr. Anderson, sedang duduk di belakang mejanya dengan ekspresi serius.

"Selamat siang, Pak Anderson," sapa salah satu polisi dengan sopan namun tegas. "Kami perlu berbicara dengan Anda mengenai insiden yang baru saja terjadi di halaman sekolah."

Mr. Anderson mengangguk dan mempersilakan para polisi duduk. "Saya sudah mendengar tentang kejadian tersebut," katanya dengan suara tenang. "Apa yang bisa saya bantu?"

"Kami membutuhkan informasi tentang korban dan situasi di sekitar kejadian," jawab polisi. "Kami juga ingin tahu siapa saja yang mungkin terlibat atau memiliki informasi penting. Selain itu, ada satu murid yang disebut-sebut berinteraksi terakhir kali dengan korban, dan kami perlu berbicara dengannya juga."

Mr. Anderson mengerutkan kening, menunjukkan kekhawatirannya. "Tentu saja. Saya akan memberikan semua informasi yang kami miliki dan membantu sebisa mungkin. Siapa nama murid yang Anda sebutkan tadi?"

"Namanya Fany," jawab polisi dengan nada serius. "Kami perlu berbicara dengannya secepat mungkin untuk mengklarifikasi beberapa hal."

Mr. Anderson tampak terkejut sejenak namun segera menguasai dirinya. "Saya akan memanggil Fany untuk datang ke sini," katanya. "Apakah ada hal lain yang Anda butuhkan sementara ini?"

Para polisi mengangguk dan melanjutkan diskusi singkat tentang prosedur yang akan mereka ikuti. Sementara itu, asisten Mr. Anderson segera bergerak untuk menemukan Fany dan membawanya ke kantor kepala sekolah.

Ketegangan di sekolah semakin meningkat seiring dengan kehadiran polisi dan perhatian yang tertuju pada insiden tragis tersebut. Semua orang menunggu dengan cemas, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi mereka.

1
R yuyun Saribanon
ortunya akan jemput fanny setelah jd mayat
Sofi Sofiah
apakah orang yg mmbuat tuduhan palsu itusangat bodoh sehingga Fany yang menjadi sasaran....mau hilang kali ya nywa nya
R yuyun Saribanon
nah ini baru keren
Uswatun hasanah
ayo Fany peranmu kunanti temukan pekaku dan permalukan.. ada yang mau bermain denganmu ternyata... 😒
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!