NovelToon NovelToon
Istri Untuk Tuan Simon

Istri Untuk Tuan Simon

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Pengantin Pengganti Konglomerat / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Harsie Alive

Simon Magnoliet Kent, pria lumpuh yang bernasib buruk dengan penikahannya. Di hari pernikahan dengan sang kekasih, dia yang lumpuh dan tidak bisa bicara aibat kecelakaan yang disebabkan kekasihnya harus menanggung duka karena ditinggal pergi oleh sang kekasih tepat di hari pernikahannya dengan anak dari keluarga Raymond.

Jauh hari mereka sudah membicarkan pernikahan ini. Simon dan Cintia adalah pasangan yang dijodohkan oleh masing-masing pihak keluarga untuk menjalin hubungan kerja sama yang lebih erat.


Pernikahan mereka pun tiba, tetapi seluruh keluarga dibuat terkejut dengan pesan singkat yang cintia tuliskan di kamar mandi pengantin wanita. Dia memilih kabur daripada harus menikah dnegan pria lumpuh dan dia memilih bersama dengan pacarnya yang tampan dan sempurna.

Hidup Simon bak dipermainkan oleh dunia. Pada akhirnya, Laura Khiel Raymond, adik seayah beda ibu yang lahir dari kandungan seoang wanita malam dipilih menjadi tumbal menggantikan Cintia.
Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Pamit

Hendry mengeluarkan dokumen penyuntikan dana yang telah disiapkan oleh mendiang tuan besar Kent untuk jadi mahar ketika Simon menikah dengan Cintia nantinya.

Tetapi mahar itu kini diserahkan sebagai ganti pernikahan Laura dengan Simon.

Dengan wajah berbinar-binar, Tuan Raymond dan Nyonya Tiara menatap dokumen itu.

Dengan cepat tuan Raymond menyambar dokumen itu lalu membukanya untuk melihat nominal yang diberikan pada mereka.

Mata Tuan Raymond dan istrinya membuat sempurna dengan wajah takjub saat melihat suntikan dana sebanyak 5 M yang diberikan secara cuma-cuma pada mereka setelah Simon menikah dengan Laura.

" Ekhmm... bukankah ini terllau sedikit untuk ukuran Kent Corporation?" sindir Nyonya Tiara.

Simon berhenti di tempat saat mendengar hal itu.

Betapa tidak tau berterima kasih nya orang-orang ini.

"Bukankah itu setimpal dengan gadis yang menikah dengan tuan Muda? apa kalian ingin menuntut lebih? kalau begitu panggil nona Cintia ke tempat ini, itu pun belum tentu tuan muda mau membayar mahal!" ucap Hendry dengan nada kesal.

Keluarga yang gila uang.

Pernikahan besar ini dilakukan tanpa sepengetahuan putra pertama mereka yang anehnya tidak punya sifat tamak seperti Cintia, tuan Raymond dan Nyonya Tiara, tetapi lemah terhadap titah mereka.

Jika sampai anak pertama mereka tahu, mungkin saja uang itu tidak akan sampai ke tangan mereka.

" Ekhmmm.. baiklah baik, ini setimpal, lagipula bukan Cintia yang dinikahi!" ucap Tuan Raymond.

Laura menatap lemah ke arah tuan Raymond, ternyata nilai dirinya bahkan hanya segempok uang itu saja. Tidak lebih.

Ini sama saja dengan mereka menjual Laura pada keluarga Kent tanpa mempedulikan perasaan gadis itu.

"Tuan..." Laura tiba-tiba berbicara membuat semuanya terkejut, ini kali pertama dia berbicara selain mengucapkan janji pernikahan.

Laura berdiri tegap, kepalanya pusing, sepertinya racun itu mulai bekerja.

" Ada apa? pergilah sana bersama suamimu, kau bukan bagian keluarga ini lagi!!" ucap Tuan Raymond dengan nada ketus tanpa menoleh dan hanya menatap kertas berisi cek itu.

Laura menarik nafas dalam-dalam.

" Karena aku bukan bagian keluarga ini lagi. Bolehkan aku tahu siapa nama ibuku? hanya itu saja permintaan ku maka akan kulakukan semuanya dengan baik!" ucap Laura dengan nada memohon.

Simon menatap Laura, gadis yang telah menjadi istrinya itu sangat aneh, sudah disiksa dan dipermalukan pun dia masih bisa tetap tenang.

Tuan Raymond yang terlalu fokus pada kertas itu menjawab" Catherine Zeta Jo...

" Pa!!!" Nyonya Tiara langsung memotong ucapan tuan Raymon

"Ekhmmm.. Chaterine, namanya Chaterine, jika kau ingin lebih lengkap kau bisa datang besok!" ucap Tuan Raymond serta melirik leher gadis itu.

" Ahh... baiklah," Jawab Laura pelan..

" Apa kita sudah bisa pergi!??" Tulis Simon dengan huruf Kapital pertanda dia bosan dan kesal.

" Sudah tuan, saya sudah selesai, selesai dengan keluarga ini!" jawab Laura tanpa menoleh lagi ke arah Tuan Raymond.

Diego merangkulnya karena dia terlihat lemah," Maaf nona saya akan bantu," ucap Pria berkulit kecoklatan itu, dia adalah seorang tukang kayu.

"Terimakasih tuan," balas Laura.

Mereka semua keluar dari ruangan itu setelah menyelesaikan urusan mereka dengan keluarga Raymond.

Hutang Simon pada sang Kakek untuk menikahi putri keluarga Raymond telah lunas, dan kini saatnya bagi dia melakukan bagiannya.

Sadrakh mendampingi Simon bersama Hendry dan di samping mereka ada Diego yang memapah Laura berjalan keluar dari rumah itu.

Tiba-tiba Simon berhenti, dia menatap Laura yang semakin pucat.

Lalu pria itu menulis sesuatu di sana " Apa ada barang yang ingin kau bawa? cepatlah berkemas, kita akan pergi dari rumah ini!" titah Simon .

"Baik, sebentar tuan," ucapnya yang langsung berjalan secepat yang dia bisa menuju kamar paling kecil dan paling belakang di rumah itu.

Simon menatap Laura, dia penasaran dengan gadis itu.

Perlahan dia memutar kursi rodanya dan mengikuti Laura menuju ke belakang dengan dampingan teman-temannya.

Simon mengikut langkah kaki Laura yang tertatih-tatih.

Hingga mereka tiba di ruang paling belakang, tepatnya berada di samping gudang.

Sebuah ruangan sempit dan kecil yang jadi tempat tidur Laura selama ini.

" Loh Nona? ada apa dengan nona?" Suara pak Mandu menghentikan langkah Simon dan yang lainnya, mereka menatap dari kejauhan.

"Ehh si bapak... hehe... pak... Laura sudah menikah loh, lihat nih... akhirnya Laura keluar !!" seru gadis itu sambil menatap Pak Mandu dengan senyuman getir.

" Nak, kamu akan baik-baik saja, Bapak yakin, " ucap Pak Mandu sambil menepuk pucuk kepala Laura.

Air mata Laura tak terbendung, dia menghamburkan pelukannya pada Pak Madu sambil menangis sesenggukan.

Satu-satunya tempat bagi Laura untuk berbagi cerita.

Teman dia tak punya karena dibatasi pergaulannya, kekasihnya mengkhianatinya dan keluarganya tidak menganggap dirinya ada.

Hanya Pak Mandu yang menyayangi dan memperhatikan gadis itu sejak dia kecil.

Bagi Laura sosok Pak Mandu sudah seperti sosok seorang ayah.

" Hiks hiks hiks... Pak... Laura akan ikut Tuan Simon, Laura gak akan ketemu Bapak lagi, maaf kalau selama ini Laura bikin Bapak kesusahan, maafin Laura..." ucapnya sambil menangis sesenggukan seolah sedang mengadu pada ayahnya sendiri.

Pak Mandu tersenyum lembut, dia melirik Simon dan teman-temannya dari ekor matanya.

" Nak Laura, Bapak yakin kamu akan bahagia nak, Lakukan apa pun yang benar, sekalipun nyawamu taruhannya kamu harus tetap berjalan di jalan yang benar dan berkata jujur, ingat nasehat bapak, Komunikasi adalah jalan yang baik untuk sebuah hubungan," ujarnya seolah dia tahu sesuatu.

"Pak... Tapi Laura gak akan bertemu bapak lagi dong, "

" Dasar neng geulis cengeng ihh!" Celetuk Pak Mandu sambil menyentil kening Laura.

"Kan bisa telponan atuh neng, jangan nangis gitu, jelek kayak kodok kamu!" balas pria itu lagi.

"Hahahhaha.... huwaaa... Bapak... hiks hiks hiks... Terimakasih untuk semuanya... Doakan Laura tetap selamat, " ucap gadis itu.

" Udah sana cepat berkemas, suami kamu sudah menunggu itu!" Celetuk Pak Mandu sambil menunjuk Simon dan teman-temannya yang menunggu dari kejauhan.

" Baiklah,"

Laura mengemasi barang-barang penting, beberapa buku yang dia sembunyikan, foto bersama Pak Mandu dan dokumen-dokumen yang tersimpan rapi di kopernya.

"Nak jaga dokumen itu dengan baik sampai tiba waktunya setelah semuanya terbukti, kau bisa menggunakannya!" ucap Pak Mandu.

" Baik pak, Laura akan ingat pesan Bapak," jawab gadis itu.

Laura membawa koper kecil berisi barang-barang nya.

Dia tak punya banyak pakaian, hanya beberapa pasang yang dipakai berulang kali.

"Nona sebaiknya kita berangkat sekarang, tuan muda ada acara!" ucap Hendry.

Laura mengangguk, " Pak, Laura pergi ya, sampai jumpa lagi!" ucapnya sembari memberikan pelukan terakhir pada Pak Mandu.

Laura bergabung dengan Simon dan yang lainnya.

Mereka semua berangkat dari sana.

Pak Mandu menatap Simon sambil tersenyum dan membungkuk hormat.

Sementara itu, di halaman utama rumah Raymond acara sesungguhnya telah dimulai.

Pernikahan Akbar Antara Grup Raymond dengan Grup Bernardo akan segera dimulai bersamaan dengan datangnya kedua mempelai yang telah bersiap.

" Mari kita sambut Vino Bernardo dan Cintia Raymond, raja dan ratu kita hari ini, beri tepuk tangan yang meriah!!!"

Deghhh......

Laura dan Simon terdiam saat mendengar nama itu.

" Mereka!??"

.

.

.

Like, vote dan komen 🤗

1
Al Mayra
sakit tenggorokan sy tor 😭😭😭
Wardah Sholihah
saya suka cerita nya, membacanya bikin penasaran
Al Mayra
Maaf Thor perasaan td Dani SM Lanang diajak Simon yaaa koskrg dia LG di sebuah ruangan🙏🙏😭
mika
mk nya jgn membangun kn singa yg lg tidur 😴
mika
kemungkinan besar zayn adalah saudara nya Laura
Pipit Nelly
naaudzubillah....ada manusia ky gitu wlpun cuma didunia novel tapi kaya gak percaya bgt ada ayah sejahat itu ke anaknya
Iemha Sangadd Cuantieq
kaya nya berbunga "🤩
❄️ sin rui ❄️
remon , simon ettdah mirip bangett
Rara Kusumadewi
kakek masih hidup wooow ....Simon pasti terkejut
Rara Kusumadewi
kok Laura masih mesterious. gitu
Rara Kusumadewi
iyuuh ... pelayan cari mati tuh ... kayaknya..mau kasih pelajaran Laura
Rara Kusumadewi
bapaknya tukang selingkuh...masa pembantu di embat...
MiftahuL ALbanna
sumpah lucu tingkah she Abang diego
MiftahuL ALbanna
sumpah bikin ngakakkaak
MiftahuL ALbanna
saya suka Kren
Viona Arista
very good
MiftahuL ALbanna
sumpah novel ini ada lucu dan ada tegang nya juga
Nurhartiningsih
part yg bikin mewek
Wo Lee Meyce
aku suka cerita ini
Nurhartiningsih
sptnya Zayn kakaknya Laura deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!