Tambatan Hati CEO Dingin

Dengan tenang Sasa berjalan menuju meja tempat berkumpulnya para sahabatnya.

"Na.. udah ini kita bolos dulu sehari ini ya.. aku akan mengajak kamu buat melakukan hal yang menarik dan pasti akan membuatmu bahagia" ajak Sasa.

"Hmmmm... mau jahilin dan usilin sapa sih Sa?" tanya Mel.

" Hari ini untung engga ada kuis dan juga baru aja aku liat chat d grup kelas kalo dosen kita hari ini mendadak ada keperluan jadi kuliah hari ini di liburkan " terang Lily.

" Nah kebetulan dong kalo gitu.. ayo deh.. lagian aku juga agak bosen denger materi kuliah hari ini.. mari kita kemon girls.." sambut Nana dengan antusias.

" Reine Elena Bellerophon..... bisa bisanya ya kamu ngomong begitu.. dasar.. jauh jauh kamu dari si mi won aji no motto cap mangkok merah.. nanti tambah sengklek otaknya" seru Mel yang disambut oleh gelak tawa para sahabatnya.

Tak jauh dari meja mereka, Anthony tanpa sengaja menatap lagi wajah cantik Nana yang tengah tertawa dengan para sahabatnya.

" Manis.. " gunam Anthony tanpa sadar.

" Mas Anthony selesai makan siang bisa antar Nita ya ke butik tante Della " pinta Nita sambil mengusap punggung tangan Anthony.

Dengan sigap Anthony menepiskan jari Nita yang mengusap punggung tangannya, tanpa banyak bicara dan tetap memasang wajah datar tanpa ekspresi Anthony mulai melahap pesanannya agar segera selesai dan pergi dari tempat itu.

Kelakuan Nita yang tanpa malu malu kepada Anthony membuat pria itu merasa risih dan tak nyaman. Tetapi demi menghormati dan menindari amukan Riana, Anthony bertahan dan bersabar.

Akhirnya acara makan siang itupun mendekati akhir, Nita yang sedari tadi memperhatikan kelakuan Nita dan merasakan ketidaknyamanan putranya berusaha menegur Nita secara halus.

" Nita..mbok ya tangannya dikondisikan gitu loh.. jangan bergerilya kemana mana.." tegurnya.

" Ah tante.. tangan Nita engga bergerilya kok .. hanya sedikit singgah saja.. abisnya anak tante cakep bener.. jadi pengen ngarungin deh " jawab Nita dengan kalem. Tangan Nita kembali mengelus lembut punggung tangan Anthony. Sekali langi Anthony menepiskan tangan Nita.

Nita tak putus asa bahkan berusaha menggenggam jari Anthony, tetapi tetap saja tak berhasil memegang tangan Anthony.

Akhirnya Anthony yang benar benar merasa tak nyaman dan risih berkata dengan kasar " Eh cewe gatal.. tangannya engga bisa diam apa ya? Cewe normal itu kalo sekali ditepiskan tangannya udah pasti ngerti kalo orang itu engga suka di sentuh. Kamu katanya lulusan universitas ternama tapi kelakuan macam cewe yang suka menjajakan mengobral diri dipinggir jalan.."

Tak tahan dengan keagresifan Nita, Anthony pun segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan mereka tanpa berpamitan kepada Elita. Pergi dengan muka yang menunjukan rasa jijik Anthony tanpa melihat dengan benar jalan yang dia ambil tiba tiba saja menabrak Nana yang tengah menunduk memeriksa isi tas nya.

Duk..

" Aaaahh.. aduh.. aduh...benjol jidatku mak.." jerit Nana sambil memegang keningnya yang berdenyut setelah terbentur bahu Anthony.

" Ups.. maaf mbak saya tidak sengaja.." ujar Anthony sambil menahan tubuh Nana yang sedikit terhuyun karena tertabrak Anthony.

"Naaaaa.. kamu engga apa-apa beb? mana yang sakit? Eh kamu ganteng ganteng tapi engga punya mata.. engga lihat apa Nana yang secantik ini didepan mata kamu ? " cerca Sasa.

"kan saya sudah minta maaf mbak.. Salah saya tadi asal tabrak karena engga sabar pengen cepet cepet keluar dari tempat ini.."

"Sudah.. sudah.. saya engga apa-apa kok Bang.. Saya juga tadi salah.. Berjalan tanpa melihat jalan.. Maafkan saya juga ya Bang.." lelai Nana.

" Perasaan lebaran baru lewat deh.. Kok sekarang pada sibuk meminta maaf ? apa lagi trend minta maaf sama orang asing ya? " tanya Mel kepada Lily.

"Udah biarin aja Mel.. kita berdua jangan ikut riweuh.. cukup Sasa aja yang jadi panitia riweuh nya.. kita berdua mah terima bersih dan terima duit aja.. beres kan ..? "

" Heeh ya.. ya udah kita duluan ke tempat parkir aja.. kita tunggu disana aja.. "

ajak Mel kepada Lily sambil menarik tangannya Lily untuk segera pergi menuju ke tempat parkir.

" Ya udah kita saling memaafkan saja ya mbak.. makasih ya mbak .. Kalo begitu saya duluan ya.. sampai jumpa lain waktu .. oh Iya saya Anthony.. Salam kenal.."

" Iya sama sama y bang.. Saya Elena ini teman saya Clarissa.. Salam kenal juga.."

Akhirnya mereka beriringan keluar dari kafe itu.

" Adek.. tunggu mama.." panggil Riana.

" Astagadragon.. aku sampe lupa kalo mama masih di belakangku" ucap Anthony dalam hati. Melambatkan langkah kakinya Anthony pun mensejajarkan langkahnya dengan Riana, dan menggandeng Riana menuju ke tenpat parkir. Sambil berjalan santai ibu dan anak ini mengobrol ringan menuju mobil masing masing.

"Ma.. mama kenal dimana sama cewe ganjen tukang grepe itu? cewe kok agresif banget sih.. masa adek di elus elus kaya kucing... mana baru pertama kenal lagi.. dih menyebalkan... " Anthony pun mencurahkan kekesalan hatinya kepada Riana.

" Lah mama juga baru kenal tadi.. mama kan tadinya memang rencana pengen makan berdua sama adek.. eh pas lagi duduk nunggu adek tiba-tiba aja Elita datang menghampiri mama dan minta duduk bareng.. mana dia langsung duduk aja tanpa permisi sambil ngajakin anaknya itu.. engga enak mau ngusir mereka.. eh dikasih hati malah minta jantung.." sungut Riana.

" Adek langsung ke kantor ya ma.. Mama d jemput Pak Anwar kan? langsung pulang ya ma.. oh Iya nanti sore adek mampir ke rumah.. masakin sop buntut ya ma.. adek kangen masakan mama nih.."

" Beneran ya adek ke rumah nanti sore.. mama masakin sop buntut buat adek...nah itu Pak Anwar udah datang.. mama duluan ya dek.. hati hati adek bawa mobilnya ..jangan kebut kebut "

Riana pun memasuki mobilnya, dan Anthony pun menutup pintu mobil Riana.

Setelah mobil yang ditumpagi Riana melaju dan menghilang dari pandangannya, Anthony pun bergegas memasuki mobilnya dan mulai mengemudikan mobilnya menuju kantornya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Di sisi lain dalam kafe.. Dika dan Mulan sudah selesai menyantap makanan mereka masing masing dan bersiap untuk meninggalkan kafe itu.

Setelah menyelesaikan pembayaran, mereka bergegas meninggalkan kafe tersebut seolah tak sabar untuk meneguk kenikmatan dunia. Tanpa mereka sadari jika mereka di ikuti oleh Nana dan para sahabatnya, Dika dengan santai mengemudikan mobilnya menuju ke hunian pribadinya bersama dengan Mulan yang sibuk memperbaiki riasan wajahnya.

Akhirnya mereka sampai di rumah Dika,

Baru saja mobil Dika memasuki carport dengan tak sabar Mulan mulai menggoda Dika.. mengelus rahang Dika dengan penuh nafsu.

Dika pun mulai terpancing perlahan mulai memagut bibir Mulan dengan penuh nafsu..