Hidup Bagai Di Penjara

Hari H,hari yang di tunggu-tunggu telah tiba, beberapa jam lagi aku akan menjadi istri orang, statusku akan berubah,aku tidak pernah menyangka jika aku sudah ada di titik ini,aku akan memulai hidup baru, status baru,

Para undangan telah berdatangan,musik yang dari semalam terus menghibur para tamu-tamu dan juga keluarga besar,ibuku tersenyum bahagia melihatku yang sementara di rias dan dia pakai hena, ibuku memandang ku berkaca-kaca, beliau sangat bahagia karena anak pertamanya yang selama ini selalu di kecilkan oleh para tetangga kini akan resmi menikah juga

*******************************

Di rumah Abian telah ramai untuk menuju lokasi mempelai wanita,Abian kelihatan gugup untuk mengucapkan ijab kabul nanti,Abian takut bakal salah.

Mereka berangkat pukul sebelas siang, karena acara akad akan di laksanakan jam dua nanti, karena perjalanan yang sedikit menyita waktu,maka mereka berangkat lebih awal, keluargagu juga sudah menyediakan satu rumah untuk di singgahi sebentar oleh mempelai pria

Selama perjalanan abian terus menghafal ijab qobul yang akan di laksanakannyq sebentar lagi,sambil menunjukkan jalan pada sopir,Abian berkomat Kamit,menghafalnya dengan baik agar pas sudah di depan penghulu dia tidak gugup lagi.

Tiba-tiba mobil yang di naikin oleh pengantin pria mundur,karena jalanan yang menanjak dan sopir yang tidak tahu Medan jalan membuatnya hilang keseimbangan, penumpang lain berteriak takut,namun beda halnya dengan abian,Abian tetap tenang dan mengambil alih tempat duduk sopir.

Abian menyetir mobil sampai di lokasi rumah tempat mereka beristirahat sebentar,namun warga di kampung di buat heran Oleg Abian yang menyetir,namun Abian segera memberi penjelasan kepada mereka,.

Acara tengah berlangsung, mempelai pria dan rombongan keluarga mendatangi kediaman mempelai wanita, kemudian di sambut dengan adat Gorontalo, setelah itu ijab qobul di langsungkan dengan penuh hikmat dan juga sakral, beberapa menit kemudian mendengar katah sah dari ruang tamu tak terasa air mataku menetes begitu saja,

Aku sekarang menjadi sah istrinya Abian kami telah resmi menikah , dengan perjalanan hidup yang berliku-liku aku tidak menyangka jika menikah tidak harus berstatus pacaran dulu,karena berpacaran lama tidak menjamin naik ke pelaminan.

Siang berganti malam,acara resepsi telah di langsungkan,para tetangga,kerabat, teman-temanku berdatangan memberi selamat kepada kami,tidak lupa juga untuk berfoto bersama sebagai memori di masa tua nanti,lalu mereka berpamitan pulang,para tamu undangan Telah pergi karena acara telah usai, orang tua dan juga rombongan yang mengantar Abian pun ikut pulang,

Kini tinggal para remamuda yang masih menikmati musik orjen yang masih berlangsung hingga pukul dua belas nanti, setelah berganti pakaian aku dan Abian makan, setelah usai makan kami masuk ke kamar dan ingin membaringkan tubuh masing-masing ke ranjang

Hari ini kami kelelahan karena acara seharian,maka kami tidur tanpa ada malam pertama,bukanya kita berdua tidak menginginkannya, namun rasa letih yang melanda dan membuat kami tertidur sampai pagi

Dua hari kemudian keluarga abian datang menjemput kami dengan acara unduh mantu,aku dan Abian dan juga keluargaku mengantar kami ke rumah Abian, kedatangan kami di sambut oleh keluarga abian dengan hangatnya, bahkan tetangga Abian sudah berkumpul di rumahnya untuk menyambut kedatangan kami,

Setelah acara unduh mantu selesai keluargaku pulang ke kampung,tinggalah aku sendirian di sini tanpa mereka,ada rasa sedih karena berpisah dengan orang tua,namun ada rasa bahagia karena sekarang aku sudah menjadi seorang istri.

Keluarga abian yang sangat baik padaku membuatku betah dan cepat beradaptasi di lingkungan baru, saudara dan juga sepupu-sepupu Abian tidak ada yang sombong semua baik,dan juga kakak ipar dan adik ipar, mereka sangat baik padaku, bahkan ibu dan bapak Abian menganggapku sebagai anak mereka sendiri

Aku yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah pun kini mendapatkan mertua yang seperti ayah kandung.bahkan ipar-ipar seperti saudara sendiri,tak lama menikah aku segera hamil, karena aku dan suami tidak menunda momongan maka Allah mempercayakan anak ini untuk kami

...Dan kini aku dan Abian telah di karuniai seorang anak laki-laki yang di beri nama Muhammad Arkhana...

Aku telah memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin fokus merawat anakku dan suami,aku tinggal bersama mertua,mereka ikut serta membantuku dalam mengasuh si buah hati.

Aku tidak merasa sendirian aku selalu di dukung oleh suami dan juga keluarga.

Aku bersyukur kepada Allah atas apa yang yang telah Allah berikan kepadaku sekarang ini, semoga Allah senantiasa menjaga keutuhan rumah tanggaku dan memberi rezeki kepada kami semua.Aamin

Seperti kata pepatah

habislah gelap terbitlah terang

Itulah kehidupan ada masa-masa sulit,dan akan tiba waktunya untuk masa senang

.....TAMAT ....