"Andai aku mempunyai kesempatan kedua, aku ingin menjadi orang baik. Aku ingin meminta maaf, dan aku ingin melindungi Vittoria," batin Paolo sebelum jantungnya berhenti berdetak.
Paolo Sorgia adalah ketua mafia yang paling ditakuti di Italia. Diakhir hidupnya dia memohon pengampunan kepada Tuhan agar diberikan kesempatan hidup lagi untuk memperbaiki semua kesalahannya. Siapa sangka permohonannya terkabul, namun dia bertransmigrasi ke tubuh pemuda gendut.
"Kenapa tubuhku penuh lemak? Dimana perut sixpack-ku?" Paolo meraba perutnya yang dipenuhi lemak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
GEDEBUG!
"Arghh!"
Paolo berteriak ketika dia jatuh dari tempat tidur. Ternyata dia belum bisa beradaptasi di tubuh Daniel yang super gemuk.
"Boss, kau tidak apa-apa?" Douglass susah payah membantu Paolo berdiri.
"Jauh dari kata baik. Astaga, bahkan aku tidak bisa melihat lututku sendiri." Paolo meruntuk ketika sudah berhasil berdiri, kemudian memukul perut gendut Daniel berulang kali dengan perasaan kesal luar biasa.
Douglass menahan tawa melihat tingkah Paolo, tapi sekuat tenaga dia menahannya. "Kau harus olah raga, dan diet ketat untuk menurunkan berat badanmu, baru setelah itu balaskan dendam Daniel kepada mereka. Kalau badanmu masih lebar dan berat seperti ini, kau akan kesulitan bergerak dan bahkan berjalan pun susah." Douglass memberikan nasehat pada Paolo.
Paolo menatap Douglass dengan lekat, kemudian tersenyum haru sambil menepuk pundak pria itu dengan tangan gempalnya. "Dog, untuk pertama kalinya di selama pengabdianmu kepadaku, baru kali ini kau berguna dan sangat membantuku!" ucap Paolo serius dan penuh semangat.
Douglass tersenyum lalu tertawa bahagia mendengarnya. "Aku sangat senang karena aku bisa berguna untukmu, Boss. He he he he." Douglass tidak hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Paolo.
Paolo ikut tertawa lebar, pipi gemoy-nya sampai terangkat dan mengembang hingga membuat kedua matanya nyaris tertutup, dan perut gendutnya yang dipenuhi lemak terguncang keras. Tingkah dan ekspresi Paolo sangat menggemaskan, dia seperti aktor cilik dari negeri Tirai Bambu yang bernama BOBOHO.
Douglass nyaris tidak bisa menghentikan tawanya karena melihat visual Paolo yang sangat menggemaskan. Tapi pada akhirnya tawa keduanya mereda saat melihat seorang wanita paruh baya memasuki ruangan tersebut.
"Dan, kamu sudah bisa berdiri? Puji Tuhan." Isa senang bukan kepalang, melihat kondisi putranya sudah membaik, padahal dokter saraf sebelumnya mengatakan kalau putranya ini akan mengalami kelumpuhan karena mengalami cidera kaki yang lumayan parah. Ini sungguh keajaiban, karena melihat putranya pulih cepat.
Pandangan Isa teralihkan pada seorang pria berjambang lebat yang memakai topi dan kaca mata hitam.
"Siapa dia?" tanya Isa pada putranya sambil menunjuk Douglass.
"Dia ... dia adalah temanku, Bu," jawab Paolo asal sambil tersenyum .
"Teman? Sejak kapan kau mempunyai teman pria tua seperti dia?" tanya Isa menatap heran pada Douglass.
"Oh ... itu ..." Paolo bingung menjelaskannya, kemudian melirik Douglass agar memberikan penjelasan yang tepat pada Ibu Isa.
"Perkenalkan aku Douglass--petugas kebersihan di sekolahan," jawab Douglass asal. Entah sejak kapan dia pandai berbohong seperti ini.
Ibu Isa menganggukkan kepala, percaya dengan ucapan Douglass. "Senang bertemu denganmu, Tuan. Dan terima kasih sudah berteman dengan putraku ini. Lalu apakah kau datang ke sini ingin memberikan kesaksian atas kasus bullying yang menimpa putraku?"
"Bu, kasus itu sudah di tutup," ucapan Paolo membuat Ibu Isa terkejut bukan kepalang.
"Bagaimana bisa di tutup? Lalu bagaimana para pelaku bullying itu, mereka tidak bisa dibiarkan berkeliaran, karena pasti nantinya akan ada korban lagi!" Ibu Isa tidak terima, tapi mau bagaimana lagi, kasus tersebut di tutup pasti pelakunya adalah orang berada dan mempunyai kekuasaan di negara ini.
"Ibu tenang saja, aku akan menangkap pelaku itu dengan tanganku sendiri, Bu!" ucap Paolo penuh percaya diri.
Ibu Isa menatap sedih pada putranya. "Bagaimana caranya??"
"Bantu aku menurunkan berat badanku. Aku ingin KURUS!" jawab Paolo, semangat.
Ibu Isa tertawa mendengarnya, "Dan, kau mau diet? Yakin? Kau ini paling tidak bisa menahan lapar dan malas berolah raga!" cibirnya sambil menepuk perut gendut putranya berulang kali.
SMG GAK KETAHUAN BISA NGAMUK PAPA ARION
KASIH MAKANAN ATAU HADIAH APA KESUKAANNYA TANYA VITT