Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 34
Dev dan Citra menghampiri Regan yang tengah terbaring dengan lengan di balut perban.
"Gimana keadaan lo, Gan?" Tanya Dev
"Baik-baik aja kok." Jawab Regan.
"Maaf." Sahut Citra dengan mata berkaca-kaca, ia merasa bersalah karna kalau bukan karna dirinya mungkin Regan tak akan seperti ini.
"Buat apa minta maaf?"
Jawab Regan pria itu dapat melihat ada rasa khawatir yang tersirat dari bola mata Citra.
"Karna gue lu jadi seperti ini, seharusnya..."
"Udah jangan ngerasa bersalah gitu, gue cuma gak mau liat lu kenapa-kenapa lu itu cewek dan udah seharusnya gue sebagai laki-laki ngelindungin lu." Balas Regan, perkataannya itu tanpa sadar membuat Citra merasa sedikit tenang dan senang.
"Iya, yang terpenting sekarang lu gak apa-apa ya bonyok dikit mah wajar ye gak?" Balas Dev sambil tertawa.
Mereka bertiga pun menjaga Regan hingga sore hari tiba, Regan meminta untuk pulang karna ia merasa dirinya sudah lebih baik. Ia juga berniat untuk berangkat bekerja.
"Gue mau pulang." Ucap Regan sambil mengubah posisi nya.
"Tanya dokter dulu." Sahut Citra.
"Gak perlu, ngikutin dokter asal mau." Jawab Regan ia pun turun dari ranjang di bantu oleh Dev.
"Kepala batu dasar, gue antar pulang tapi hari ini lu libur." Ujar Dev membuat Regan pun langsung protes pada sahabatnya ini.
"Apaan? Gue gak kenapa-kenapa ngapain harus libur?"
"Om Arya juga gak bakal nerima lu dengan tangan lu yang di perban kaya gitu."
Citra yang berada di depan Dev dan Regan hanya bingung dengan perkataan kedua laki-laki itu.
"Emang lu mau kemana?" Tanya Citra.
"Gak kemana-mana, cuma mau nongkrong aja di rumah Dev sama om Arya juga. Bener kan Dev?" Balas Regan berbohong ia juga menatap Dev agar mengatakan hal yang sama.
"Iya bener, kalau ada waktu senggang kita emang suka nongkrong melepas penat lah cuma karna tangan Regan kek gini gue suruh dia istirahat aja di rumah."
"Oh gitu.."
Mereka bertiga pun membawa Regan ke dalam mobil Dev, Regan lega Citra sepertinya percaya dengan alasan yang ia ucapkan tadi. Ia tak ingin ada orang yang mengetahui tentang pekerjaannya itu.
****
Sejujurnya Regan enggan di antar oleh Dev dan Citra, ia hanya tak ingin orang rumah melihat keadaannya. Namun ia juga tak ingin mengecewakan teman-temannya ini.
"Ayo, turun." Ajak Dev pada Regan, mereka bertiga pun turun dari mobil Citra membantu memapah Regan masuk ke dalam rumah kebetulan pintu rumah terbuka dari dalam pun datanglah Regi dan juga Rosi.
"Permisi, tante Rosi." Panggil Dev.
"Ya? Regan? Dev ada apa?" Tanya Rosi ketika melihat Regan yang nampak lemas dengan lengan terbalut perban dan beberapa luka lebam di wajahnya.
"Regan tadi di pukul preman tante, tangannya kena pisau dari preman itu." Jelas Dev.
"Astaga Regan! Ayo bawa kekamarnya." Perintah Rosi dan Dev pun hanya menuruti.
Regi hanya diam menyaksikan adiknya itu pergi dari hadapannya, ia mengira pasti Regan yang membuat ulah terlebih dahulu sampai-sampai ia seperti itu.
*
"Istirahat dulu ya Gan, cepet sembuh." Ucap Citra dengan tulus, Regan pun hanya tersenyum.
"Makasih, maaf ngerepotin."
"Justru gue yang harusnya minta maaf."
"Bukan salah lu."
"Udah-udah jangan minta maaf mulu, gak akan kelar ini." Jawab Dev sambil tertawa hingga Rosi pun datang membawakan minuman untuk mereka.
"Minum dulu." Ucap Rosi sambil meletakan nampan berisi minuman dan beberapa kue kering di atas meja.
"Makasih tante." Ujar Citra tersenyum ke arah wanita itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Rosi dengan mimik wajah yang serius, kemudian Dev dan Citra pun bercerita secara bergantian membuat Rosi mengerti.
"Maaf ya tante, karna saya Regan jadi seperti ini." Kata Citra sambil menunduk.
"Bukan salah kamu kok sayang, namanya juga musibah yang terpenting kamu dan Regan sekarang sudah selamat ya?"
"Regan mau makan?" Tanya Rosi memandang anaknya itu yang hanya terdiam memperhatikan kedua temannya terus berbicara dengan mamanya, Regan pun menatap wanita itu perlakuan Rosi akhir-akhir ini nampaknya sedikit berbeda. Ia mulai memperhatikan Regan walau hanya dengan hal-hal kecil, Regan rindu perhatian ini perhatian yang sudah lama tak pernah ia rasakan lagi.
"Regan?" Panggil Rosi lagi, membuat lamunannya pun terhenti.
"Eh.. nanti aja mah belum laper." Jawabnya.
"Yaudah lu istirahat aja, gue pamit pulang ya sekalian antar Citra." Balas Dev berpamitan Regan pun hanya mengangguk.
"Cepet sembuh Regan."
"Thanks Cit, hati-hati."
****
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB namun Regan masih terlelap tidur, pria itu sepertinya kelelahan sejak pulang ke rumah bersama Dev dan Citra ia belum beranjak dari tempat tidurnya.
Rosi pun membawakan makan malam untuk Regan, anak itu sedari siang belum mengisi perutnya.
"Regan.." Panggil Rosi dengan lembut, ia duduk tepat di sebelah Regan ia memandangi anak nya yang tak pernah ia beri perhatian sedikit pun. Ia berjanji akan memperlakukan ke dua anaknya ini dengan adil ia tak ingin melihat Regan jatuh lebih dalam lagi.
"Regan.. bangun nak, makan dulu ya?"
Regan pun mengerjapkan matanya terlihat lah sosok Rosi di sampingnya sedang tersenyum ke arahnya.
"Mama?"
"Iya, ini mama Regan mama udah bawain kamu makan malam. Kamu makan dulu ya?" Rosi pun menyuapi Regan dan tak ada penolakan dari anak itu, memang saat ini sepertinya ia sulit untuk memegang karna luka di tangan kirinya itu.
"Mah.."
"Ada apa?" Tanya Rosi sambil menyuapi Regan.
"Kenapa mama perduli?"
Deg, jantung Rosi pun berdetak lebih kencang dari biasanya ia mengerti jika Regan bisa bertanya seperti itu.
"Kenapa kamu tanya seperti itu?" Balas Rosi berusaha bersikap tenang.
"Jawab Regan mah, Regan hanya orang yang menyusahkan mama dan papa gak seharusnya mama seperti ini sama Regan. Kalau mama perduli sama Regan nanti Regi dan papa tau mama akan kena masalah."
"Kamu bicara apa sih sayang, jangan bicara seperti itu."
"Kenyataan kan mah? Regan paham kok situasi yang ada di keluarga ini, Regan juga gak akan menuntut hak Regan dalam keluarga ini."
"Mama tau, mama salah selama ini mama terlalu egois sehingga mengorbankan perasaan anak mama. Tapi izinkan mama untuk menebus semua kesalahan mama Regan, maafkan mama mama sudah jahat sama kamu."
Regan dapat melihat penyesalan diraut wajah Rosi, wanita itu pun akhirnya menangis di hadapannya. Regan tak tega melihat wanita yang paling ia sayangi itu meneteskan air mata, sejujurnya ia benci keluarganya namun hati kecilnya berkata Regan harus ikhlas menerima semua ini.
"Jangan nangis mah, Regan tetap sayang mama." Jawab Regan sambil menghapus air mata yang menetes dipipi Rosi.
Rosi terus meminta maaf pada Regan, sebenarnya hatinya masih terluka atas apa yang telah ia terima dari keluarganya sendiri. Namun orang tua Dev selalu menasehati dirinya agar tak membenci orang tuanya apa lagi mama nya yang sudah melahirkannya.