CEO Cantik Dan Berondong Nakal

" Sialan Lo, gw nunggu dari satu jam lalu. elo malah baru datang..!" kata Doni.

" Sori gw telat. Gw juga nunggu Bu Rosi.." jawab Agung.

" Beneran dia kemari..?" tanya Angga. Agung mengangguk. Kemudian duduk disebelah Doni dan Agung. Keduanya ternyata sudah minum. Namun hanya minum orange jus. Bukan minuman khas klub malam.

Ketiganya menikmati musik yg jedak jeduk di dalam klub. Bahkan Doni tampak antusias. Sementara Angga mengepulkan asap rokoknya. Agung sendiri saat ini matanya menelisik tajam ke arah ruang VVIP.

" Itu Bu Rosi.." kata Angga yg melihat Bu Rosi masuk. Kemudian mendatangi Agung.

" Kalian bertiga..?" tanya Bu Rosi.

" Iya, mereka mah ada acara. pas aja ketemu disini. Bu Rosi mau disini atau tempat lain..?" jawab Agung.

" Kalau disini jangan panggil Bu. Tua amat. Aku kan masih muda kaya kalian. Disini aja deh.." jawab Bu Rosi. Bu Rosi tampak tidak canggung terhadap Agung dan teman temannya. Sebab ketiganya 11 12 dengan wajah Agung. Bagaiman tidak ngiler Bu Rosi.

" Lalu panggil apa..?" tanya Agung.

" Panggil Yang, aja ya..." jawab Bu Rosi, sepertinya juga habis minum. Cuma memang belum banyak..

" Saya kan pernah kerja disini. Kalau panggil Yang nanti Mayang yg datang. Bagaimana..?" jawab Agung.

" Ya terserah deh asal jangan panggil Bu. Kalian tidak minum, aku pesankan ya...?" kata Bu Rosi sambil melangkah menuju bartender untuk memesan 4 minuman kesukaannya. Apalagi Angga dan Doni serta Agung hanya mengangguk.

Tak lama kemudian Bu Rosi datang dengan menenteng 4 gelas minuman. Dan diberikan ke masing masing satu gelas.

" Ayuk minum lah cheers..." kata bu Rosi sambil mengajar gelasnya. Dan diikuti oleh Angga Agung dan Doni. Saat ini Bu Rosi duduk di tengah tengah antara Agung dan Doni. Itu disengaja oleh Agung.

Bu Rosi pun meminumnya. Kemudian bergelayut ke arah Agung.

" Maaf Ros, saya mau ke toilet sebentar.." kata Agung. Bu Rosi pun mengangguk. Kemudian meminum kembali.

Doni pun beraksi.

" Ayo sayang kita minum lagi..." kata Doni, sambil mengajar gelasnya. Bu Rosi pun mengikutinya.

" Bau mulutmu harum, aku suka..." kata Bu Rosi dihadapan Doni.

" Sayang mau...?" tanya Doni. Dan Bu Rosi pun mengangguk. Keduanya pun langsung beradu bibir. Angga yg melihat pun pura pura muntah. Namun tak bersuara.

Dan Doni pun kembali mengajak Bu Rosi minum. Hingga minuman Doni yg tidak di minum pun telah habis oleh Bu Rosi.

" Ayo sayang, lagi minumnya..." kata Bu Rosi.

" Sudah sayang kamu sudah mabuk.." jawab Doni.

" Aku belum mabuk. Aku mabuknya jika sama kamu.."

" Aku atau Agung..?"

" Kamu boleh, Agung juga boleh. Atau Angga juga boleh. Kalian tampan tampan aku suka..." ceracau Bu Rosi yg sudah mulai oleng.

Doni pun menyangga tubuh Bu Rosi, dan sengaja menjaga semangka Bu Rosi. Angga hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Doni.

" Bawa aku melayang malam ini. Yg kuat tanganmu biar aku nikmat. Ah..." ceracau Bu Rosi.

" Mau melayang dimana, dikamar sini atau hotel..?" tanya Doni.

" Ah, pinter kamu. sudah pingin ya xixixi.."

" Iyaa sudah pingin. Sudah ga tahan..." kata Doni. Melayani ocehan Bu Rosi.

" Ayuk, punyaku juga sudah ga tahan.." ceracaunya.

Dan Doni pun melayani ocehan dari Bu Rosi. Bahkan memberi minuman kembali. Tak lama kemudian Agung datang, bergidik melihat Doni dan Bu Rosi. Agung kini duduk disebelah Angga.

" Bawa aja ke apartemen nya don.." kata Agung karena tahu apartemen milik Bu Rosi.

" Gw ga tahu alamatnya.."

" Gw kasih tapi elu antar. Terserah elu mau ngapain. Yang penting jangan terluka. 1 lagi, hati hati dia hiper.." kata agung.

" Ya udah ga masalah. Mana alamatnya..?" tanya Doni.

Agung pun mengirimkan pesan alamat kepada Doni untuk mengantar . Namun Bu Rosi masih ingin minum lagi. Mau tak mau Agung yg membayar minuman saat ini. Saat selesai membayar Agung mendengarkan suara yg ia kenal.

" gw ga nyangka. Ternyata elu sekongkol sama orang ini untuk mencelakai sahabat gw. KITA PUTUS. Dan sekarang ini cincin pemberian elu. Dan jangan temui gw lagi...!!" teriak wanita di salah satu pintu ruang vvip. Agung kemudian melihat jika suara yg dikenalnya diseret oleh 2 orang lelaki. Untuk masuk kedalam.

Agung berlari menuju ke arah wanita itu. Kemudian menghajar 2 orang pria itu. Yang ternyata kabur keluar.

" Tangkap Mereka...!!" teriak Agung.

Dan seketika ruangan klub itu jadi bising bersahutan. Agung kemudian mendatangi perempuan itu.

" Meta lu gapapa...?"

" Agung huaaaaaaa..." teriak Meta menangis terduduk kemudian menelangkupkan wajahnya di lututnya.

" Udah ayo pulang. disini bahaya..." kata Agung. Dan Meta berdiri menyambut tangan Agung. Meta masih menangis tersedu. Kemudian mengikuti Agung.

" Don bawa Bu Rosi ke apartemen!!. Dan lu Angga! , motor biar disini. Lu bilang sama bang Hendri dulu!. Gw mau anter ni orang, dia atasan gw!" kata Agung. Angga dan Doni mengangguk. Karena tahu jika Agung sudah memerah wajahnya serta marah seperti itu, tidak bisa diganggu gugat bahkan tidak ada yg berani mengusiknya. Begitu juga di klub ini.

Agung memesan taksi untuk mengantar Meta ke apartemen Catherine. Karena tidak tahu rumah Meta. Sementara Doni juga membawa Bu Rosi menggunakan taksi. Beruntung sepupunya mendatangi Agung dan Doni. Sehingga paham keadaan yg baru saja terjadi." Entar gw telpon bang" kata Agung setelah masuk kedalam taksi.

" Apartemen xx bang.." kata Agung kepada sopir taksi. Meta masih menangis. Namun kali ini tinggal isak nya saja. Agung berulang kali menenangkan Meta agar berhenti menangis.

***

Satu jam berlalu, Agung kini sudah sampai di apartemen Catherine . Kemudian memapah Meta yg sudah tampak lemah. Dan Catherine sudah menunggu di depan pintu. Karena tahu kejadian melalui cctv yg di sambungkan laptop milik Agung.

" cup cup cup. Masuk dulu baru cerita..." kata Catherine .

" Huaaaaaaa. Key maafin gw Key!!, huaaaaaaa..!"

Agung menutup pintu dan ikut masuk kedalam apartemen. Dan melihat Meta dan istrinya berpelukan. Agung menuju ke kulkas untuk mengambil air minum. Kemudian memberikan ke Meta dan Catherine, serta untuknya sendiri. Agung dan Catherine hanya memberikan kode kode yg tidak jelas.

Agung mengambil laptop. Kemudian memilih beberapa file untuk disimpan. Dan kemudian menelepon bang Hendri dan Angga.

Ketika telpon sudah terhubung dengan Hendri, agung menjelaskan tentang kejadian malam ini. Jika Atasannya yg menangis tadi adalah sahabat dari orang yg pernah jadi korban obat p*r*ngs*Ng di klub tempat Hendri . Dan ternyata tunangannya terlibat dalam kejadian itu. Hendri akhirnya mengerti. Dan saat ini Hendri masih bersama Angga. Angga pamit pulang dengan motornya. Sementara motor Doni dan Agung masih tetap disana. Agung juga bertanya, apakah ada mobil lain selain motor miliknya, jawabnya ada. Mungkin itu milik Meta. Dan benar keterangan yg diberikan Hendri mengarah mobil milik meta.

" Stt, aku ambil mobil Meta dulu disana. Tadi naik taksi..." bisik Agung ke istrinya. Agar tidak didengar oleh Meta yg masih duduk di sofa dan memeluk Catherine dengan mata tertutup. Catherine mengangguk, dan bilang hati hati dengan kode mulutnya.

Agung keluar dan meninggalkan apartemen Catherine.

***

" Sudah Met, Agung sudah pergi. Mau curhat atau berkeluh kesah juga aku dengarkan .." Kata Catherine menggoda.

" Huaaaaaaa, elu mah bercanda Key, gw lagi sedih tahu...!" teriak Catherine.

" Iya gw tahu, tapi cerita dulu apa yg terjadi...?" tanya Meta. Walaupun ia tahu dari Cctv, dan Agung juga merekam suaranya. Tapi itu rahasia antara dirinya dan Agung .

" Key, gw minta maaf Key..."

" Iya minta maaf kenapa...?" tanya Catherine masih memeluk Meta.

" Gw sekarang baru tahu, ternyata Ardi bersekongkol dengan Berto untuk mencelakai elu..gw minta maaf Key..."

" Elu kan ga salah.." jawab Catherine

" Gw putusin Ardi tadi, karena ikut terlibat mencelakai elu, cincin gw balikin. Dan gw ga mau ketemu Ardi lagi. Huaaaaaaa......!!"

" Cup cup cup. Dah tenang dulu ya..!" kata Catherine.

" Huaaaaaaa, kenapa elu tenang aja sih, engga marah marah kaya biasanya...huaaa..!!"

" Yeeee, kalau gw marah. Yg puk puk elu siapa coba. Agung?, Agung dah pergi..!" jawab Catherine.

" Gw minta maaf Key..."

' Udah gw maafin. Dah lu tenang, ambil nafas buang, ambil nafas buang..." kata Catherine. anehnya Meta mengikuti.

" Sialan Lo..." kata Meta. Catherine malah cekikikan.

" Udah ya...!"

Meta mengangguk angguk. Namun masih sesenggukan.

" Lu harus kuat Met, kita sedang diuji. Jadi elu harus bisa ikhlas dengan keputusan elu. Gw ga mau ikut campur. Kalau masalah itu, itu masalah gw dengan Ardi dan Berto. Jadi elu tidak terlibat disini. Justru elu yg nolong gw waktu itu. Terima kasih banyak Meta..." Catherine memeluk Meta yg masih sesenggukan. Catherine juga meneteskan air matanya dengan kejadian ini.

Catherine mencoba menghibur Meta dan kini mengajaknya ke kamar milik Catherine. Karena tidak mau Meta terus berfikir yg tidak tidak. Hingga Meta pun terlelap.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...