Apa yang akan kamu lakukan jika di beri kesempatan untuk hidup kembali dan mengulang waktu??
Ella Alexander putri kedua Jhons Alexander, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, kedua orang tuanya hanya fokus pada kakanya saja Elena Alexander, dengan alasan karan Elena memiliki penyakit jantung bawaan dan butuh perhatian lebih, hingga suatu hari setelah kakanya menikah dengan kekasihnya Edgar Robinson, Ella di tuduh meracuni Elena hingga membuat Elena keguguran, dan berakhir Ella di jebloskan ke penjara oleh Edgar, bahkan Edgar menyuruh orang orangnya untuk menyiksa Ella, hingga akhirnya Ella meregang nyawanya di balik jeruji besi dengan kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Pagi ini Elena mendatangi perusahaan Empire Group setelah tiga hari dirinya di rawat di rumah sakit, karna hanya Edgar satu satunya harapannya untuk menyelamatkan perusahaan Alexander. Dan kedatangan Elena menjadi pusat perhatian para karyawan Edgar yang berlalu lalang di lobi perusahaan.
'' Nona Elena ''
Elena menghentikan langkahnya saat ada yang memanggilnya, dia membalikkan badannya dan melihat sang adik Ella yang berdiri di samping meja resepsionis.
'' Pagi Nona Elena '' sapa Ella mendekati Elena dengan tersenyum.
'' Ada apa Ella?, aku mau menemui Kak Edgar '' sahut Elena beranjak pergi.
'' Tuan Edgar tidak ada '' tukas Ella membuat langkah Elena terhenti, lalu kembali menatap sang adik.
'' Untuk apa Nona mencari Tuan Edgar?, oh, atau jangan jangan mau minta bantuan ya, kan perusahaan Nona mau bangkrut '' ucap Ella dengan terkekeh kecil.
'' Ella, kamu ini apa apaan,kamu lupa perusahaan Alexander itu perusahaan peninggalan kakek kita, kenapa kamu terlihat senang dengan kabar masalah yang di alami di perusahaan '' cetus Elena nadanya sedikit meninggi yang mana membuat para karyawan yang berada di sana mendengar sekaligus terkejut dengan kenyataan jika Ella masih keluarga Alexander.
'' Oh benarkah, tapi aku tidak merasa jika perusahaan itu milik kakekku, karna kakeku hanya pemilik kebun anggur '' sahut Ella.
'' Akh,, sudahlah, aku tidak mau bicara denganmu, dasar adik tidak tahu diri '' sentak Elena lalu pergi menuju ke ruangan Edgar, karna dirinya tidak percaya jika Edgar tidak ada, maka dirinya akan memastikan sendiri di ruangannya.
Sedangkan para karyawan setelah kepergian Elena mereka langsung heboh karna mendapat gosip baru, mereka tidak menyangka jika Ella ternyata adik Elena, tapi kenapa Tuan Alexander tidak pernah menunjukkan Ella di depan publik, bahkan mereka juga sering melihat Tuan Alexander di acara tv yang selalu membanggakan Elena, tanpa pernah membahas putri yang lainnya, selema ini mereka berfikir jika Elena putri tunggal, ternyata masih memiliki adik.
'' Ella, apa yang di katakan Nona Elena benar, kamu adiknya ?'' tanya petugas resepsionis.
Ella mengangkat bahunya. '' Aku tidak merasa begitu '' sahut Ella lalu pergi dari sana, dan kembali ke ruang kerjanya.
Sedangkan Edgar yang tengah sibuk dengan berkas berkasnya di buat terkejut, saat ada yang masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu dahulu.
'' Elena, kenapa kamu tidak mengetuk pintu dahulu '' tegur Edgar suaranya sedikit meninggi.
'' Maaf Kak, Elena lupa '' sahut Elena melangkah mendekat ke arah meja kerja Edgar, dan duduk di kursi sebrang meja.
Sedangkan Edgar mendengus mendengar alasan Elena, dia kembali menatap berkas berkas di depannya.
'' Mau apa kamu kesini ?'' tanya Edgar tanpa menatap Elena.
'' Kak, aku mau minta bantuan Kak Ed, karna hanya Kak Ed yang bisa membantu perusahaan Alexander '' jawab Elena dengan raut wajah memohon.
Edgar menghentikan tangannya yang sedang memberi tanda tangannya di berkas yang ia pegang.
'' Maaf, aku tidak bisa '' tukas Edgar yang mana membuat Elena terkejut.
'' Kenapa Kak, kenapa Kak Ed tidak bisa ?, bukannya orang tua kita sudah bersahabat baik, apa salahnya Kak Ed membantu kami '' ucap Elena menuntut.
'' Tentu saja salah ''
Elena menolehkan kepalanya ke belakang, dan melihat Ella yang berjalan masuk ke dalam ruangan Edgar dengan tangan bersedekap.
'' Apa maksud kamu Ella, kenapa Kak Ed bisa salah jika menolong kami ?'' tanya Elena.
Ella tersenyum lali duduk di pinggiran meja Edgar, sedangkan si empu pemilik meha hanya menggelengkan kepalanya saja, dan memilih melanjutkan memeriksa berkas berkas yang ada di mejanya.
'' Perusahaan kalian sudah terkenal buruk di mata dunia, jika ketahuan Empire Group membantu perusahaan kalian, sudah di pastikan Empire Group akan di cemooh, karna membantu perushaan yang sudah jelas tidak ada harganya, bukan begitu Tuan Edgar '' ucap Ella panjang lebar menoleh ke belakangnya, dan Edgar hanya menganggukkan kepalanya saja.
'' Lagian, jika Empire Group mau bantu perusahaan kalian, sama saja dengan membangun lagi dari nol, kalau begitu kenapa tidak di akuisisi saja sekalian perusahaannya '' tambah Ella dengan tersenyum licik.
'' Ella, kamu, apa kamu senang melihat perusahaan Alexander hancur, dan keluarga kita jatuh miskin '' cetus Elena marah.
Ella mendekatkan wajahnya di telinga Elena dan berbisik . '' Tentu aku senang, karna ini yang aku inginkan '' bisik Ella.
'' Keterlaluan kamu Ella!! '' bentak Elena mendorong Ella, dan untung saja Edgar dengan sigap memegangi Ella, jika tidak sudah di pastikan Ella akan jatuh ke atas lantai.
'' Elena, apa yang kamu lakukan !? '' kini Edgar yang membentak Elena balik.
'' Ella, kamu tidak apa apa?, mana yang sakit ?'' tanya Edgar, dan Ella hanya menggelengkan kepalanya.
'' Kak, kenapa kamu bantu dia, kamu tidak lihat, dia tega melihat keluarganya sendiri hancur, dia perempuan jahat kak '' teriak Elena marah.
Sedangkan Ella pura pura ketakutan dengan menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Edgar.
'' Jack,,!! '' seru Edgar dan tak butuh waktu lama asisten Jack masuk ke dalam ruangan Edgar.
'' Ada perintah apa Tuan ?'' tanya Jack.
'' Bawa wanita ini keluar, dia sudah membuat Ella takut '' ucap Edgar.
'' Kak, kamu mengusir aku?'' tanya Elena yang tidak percaya Edgar akan mengusirnya, jelas jelas Ella sudah menunjukkan sisi jahatnya, tapi kenapa Edgar malah membela Ella di depannya.
'' Jack, cepat bawa dia pergi '' Edgar sama sekali tidak memperdulikan ucapan Elena.
'' Mari Nona Keluar, jangan membuat Tuan semakin murka dengan anda '' ucap Jack mencekal pergelangan tangan Elena dan menariknya keluar.
Elena meronta ronta dari tarikan Jack namun tidak bisa, karna Jack mencekalnya dengan kuat.
'' Awas kamu Ella, aku akan membalasmu!! '' teriak Elena lalu menghilang dari balik pintu.
Setelah kepergian Elena dan Jack, Ella langsung melepaskan diri dari Edgar, namun Edgar menahannya dan semakin memeluk Ella dengan erat.
'' Ih lepas,,, sesak tahu '' cetus Ella meronta ronta dan Edgar mau tak mau melepaskan Ella dari pelukannya.
'' Huh '' decak Ella lalu mendudukkan dirinya di kursi kerja Edgar, dan Edgar memilih duduk di pinggiran meja.
'' Kenapa Kak Edgar tidak mau membantu mereka ?'' tanya Ella.
'' Karna aku tidak mau usahamu sia sia '' jawab Edgar tersenyum.
'' Maksud Kak Ed ?''
'' Seperti yang aku bilang kemarin, aku akan mendukung apapun yang ingin kamu lakukan, asalkan tidak membahayakan dirimu '' sahut Edgar menoel hidung mancung Ella.
'' Ck, aneh, orang melakukan kejahatan kok malah di dukung '' decak Ella menggelengkan kepalanya.
'' Karna yang melakukannya kamu '' sahut Edgar tertawa kecil, Ella hanya mencebikkan bibirnya saja.
'' Tapi waktu itu, Ayah Kak Ed mengatakan padaku jika ingin membantu mereka '' ucap Ella.
Edgar menggelengkan kepalanya. '' Ayah tidak akan melakukannya, seprti yang kamu katakan tadi, daripada membantu lebih baik di akuisisi saja sekalian '' timpal Edgar.
Ella terdiam dan tidak bertanya lagi pikirannya entah kemana, hingga di kejutkan oleh Edgar yang tiba tiba mendaratkan ciumannya tepat di bibirnya.
Cup
'' Ih, kak Ed apa apaan sih '' sentak Ella mengusap bibirnya.
'' Salah siapa melamun '' sahut Edgar.
'' Dasar mesum '' decak Ella.
'' Apa salahnya mesum sama calon istri ''
'' Sejak kapan aku jadi calon istri kakak, tunangan saja tidak '' sahut Ella.
Edgar memegang kedua pipi Ella, yang mana membuat kedua mata mereka saling bertemu.
'' Kamu tidak akan lupa kan, apa yang aku katakan saat kamu memberikan milikmu yang berharga padaku dengan suka rela '' ucap Edgar tersenyum yang mana membuat Ella terdiam.
'' Mulai dari saat itu, kamu akan menjadi milikku, teman hidupku sampai ajal menjemputku '' ucap Edgar lagi lalu mencium pucuk kepala Ella dengan lembut, yang mana membuat jantung Ella berdetak tidak karuan.
" Kenapa aku merasakan perasaan tenang, mendengar perkataan Kak Edgar " batin Ella.
tapi makasih thor ceritanya..
😁😁😁
terima kasih karya novel mu author jalan cerita yang menarik dan sangat-sangat memuaskan ......