5 Miliyar Untuk Melahirkan Keturunan Ku
Seorang pria tampan dengan tubuh profesional. Memiliki kulit sawo matang dengan wajah dingin yang sangat karismatik. Pria itu terlihat seperti pembunuh berdarah dingin yang sangat menakutkan. Namun pria itu tetap sangat menarik yang membuat wanita ingin berada di pelukannya.
Pria bermata indah dengan tatapan menusuk duduk di meja kerjanya yang terlihat begitu sibuk dengan tangannya yang tidak hentinya menandatangani berkas-berkas penting.
Alvano Rahendra Wijaya. Pria yang berusia 29 tahun seorang CEO Perusahaan dalam bidang kosmetik dengan brand terkenal yang terlihat begitu fokus di dalam ruangannya.
Ceklek.
Pintu ruangan itu terbuka yang tidak mengganggu fokus dari Alvano. Seorang wanita cantik dengan dress ketat sepahanya berwarna merah yang membuat tubuhnya berbentuk. Rambut lurus panjang yang di gerai, lipstik merah tebal yang membuat wanita itu terlihat seksi.
"Hmmm, apa kekasihku akan mengabaikanku," ucap wanita itu dengan menyunggingkan senyumnya.
Alvano langsung mengangkat kepalanya dan melihat wanita yang berbicara padanya itu. Alvano menghela napas dan menyandarkan tubuhnya di kepala kursi.
"Kamu menggangguku sayang!" sahut Alvano dengan suara berat.
Wanita yang bernama Diandra itu langsung menghampiri sang kekasih dengan langkahnya ala model yang terlihat sangat seksi. Diandra yang langsung duduk di pangkuanku Alvano dengan mengalungkan tangannya di leher Alvano dengan menatap penuh cinta.
"Kamu begitu sibuk. Sampai tidak mengangkat teleponku," ucap Diandra yang membelai-belai pipi Alvano.
"Kamu menelponku?" tanya Alvano.
"Iya dan kamu tidak menyadarinya," sahut Diandra.
"Aku minta maaf sayang," ucap Alvano membuat Diandra tersenyum.
"Aku akan memaafkanmu. Jika kamu mengisi leherku yang kosong," ucap Diandra. Hal itu melihat Alvano melihat kearah leher jenjang Diandra.
Dia sudah tahu apa maksud Diandra. Apa lagi. Jika bukan Diandra ingin di belikan perhiasan yang mahal dari kekasihnya yang kaya raya.
"Kamu ingin model seperti apa lagi. Aku sampai bingung harus membeli seperti apa pada kamu, bukannya kamu sudah memiliki semuanya," ucap Alvano dengan menatap sayu kekasihnya itu.
"Ada keluaran baru sayang," jawab Diandra manja.
"Baiklah aku akan membelikannya," sahut Alvano.
"Aku akan ikut bersama kamu. Jadi aku bisa berduaan bersama kamu dan kita bisa memilih bersama," ucap Diandra.
"Baiklah. Jam makan siang kita akan ke toko perhiasan untuk mencari berlian yang kamu suka," ucap Alvano.
"Iya sayang!" sahut Diandra dengan tersenyum yang pasti merasa puas yang bisa merayu pacarnya untuk membelikan dirinya berlian yang banyak.
"Tetapi sebelum aku mengisinya dengan berlian. Bagaimana. Jika aku mengisinya dengan tanda kepemilikan dariku," ucap Alvano dengan menyunggingkan senyumnya yang nakal yang membuat Diandra tersenyum.
Diandra mendekatkan wajahnya pada kekasihnya dan langsung mencium bibir kekasihnya dengan sensual, kemudian langsung di balas oleh Alvano dengan memegang tengkuk Diandra dan keduanya yang berciuman dengan panas dengan Diandra yang masih berada di pangkuan Alvano.
Ciuman itu semakin panas dengan tangan Alvano yang sudah bermain di dada montok Diandra dan juga ciuman yang perpindah pada leher jenjang Diandra yang memberikan tanda kepemilikan di sana sebelum dirinya mengisi kalung berlian di sana.
Tidak hanya itu saja. Tangan Alvano juga sudah turun ke bagian bawah dress Diandra yang menyelusup masuk dengan meraba-raba inti kekasihnya yang mulai basah.
Suara desahan kenikmatan yang terdengar di telinga Alvano yang keluar dari mulut seksi Diandra yang mendapatkan kepuasan dari sang pujaan yang mampu membuatnya melayang-layang.
Baru hanya dengan sentuhan jari. Diandra sudah merasa terbang ke awang-awang langit ke-7. Begitu lah hubungannya dengan Alvano kekasihnya yang kaya Raya. Mereka berpacaran lebih dari satu tahun dan hal seperti itu sangat sering mereka lakukan. Untuk sekedar memberikan kepuasaan satu sama lain dengan kenikmatan dunia.
********
Cekrek, cekrek, cekrek
Diandra yang sekarang melakukan sesi photo salah satu brand dari Perusahaan kekasihnya. Diandra yang memang menjadi brand ambassador dari perusahaan tersebut. Selain menjadi brand ambassador dia Diandra juga menjadi Manager di Perusahaan sang kekasih.
Dalam pemotretan Diandra tampak begitu seksi yang menarik perhatian beberapa rekan bisnis Alvano yang turun melihat sisi photo Diandra.
"Oke Diandra selesai!" sahut sang photografi yang akhirnya mengakhiri pemotretan.
"Oke!" sahut Diandra yang tersenyum. Asistennya langsung menghampirinya dan memberikan Diandra minum. Lalu kemudian memberikan memberi kipas genggam pada Diandra.
"Nona Diandra!" tegur salah seorang Pria matang yang sekitar berusia 35 tahunan.
"Tuan...."
"Saya Gilbert!" pria itu mengulurkan tangannya yang di sambut oleh Diandra.
"Iya tuan saya Diandra," sahut Diandra dengan ramah.
"Nona Diandra sangat tampil bagus dan sangat menarik. Saya memiliki hadiah untuk anda," pria itu langsung memberikan hadiah untuk Diandra dan Diandra langsung mengambil paper bag kecil itu.
"Apa ini?" tanya Diandra.
"Silahkan Nona buka. Barang kali nona menyukainya," ucap Gilbert yang membuat Diandra mengeluarkan kotak kecil dan langsung membuka isinya yang membuat matanya melotot yang melihat kalung berlian.
"Saya tertarik dengan Nona Diandra dan ini hadiah kecil perkenalan dari saya," ucap Gilbert.
"Hadiah kecil hanya untuk perkenalan," batin Diandra yang tersenyum dan melihat kearah pria tersebut.
"Terima kasih tuan atas hadiahnya saya senang sekali mendapatkannya dan saya sengat menyukainya," ucap Diandra yang berbicara elegan.
"Syukurlah kalau Nona Diandra menyukainya. Saya ingin sekali Nona Diandra mempunyai sedikit waktu untuk makan malam dengan saya. Saya ingin mengobrol masalah bisnis," ucap pria itu dengan tawaran masinisnya.
"Dia rekan bisnis Alvano yang memiliki Perusahaan di Amerika," batin Diandra yang sepertinya mengetahui sedikit siapa pria itu.
"Tetapi jika Nona Diandra keberatan. Maka tidak apa-apa mungkin lain kali kita bisa bertemu," ucap Gilbert.
"Boleh!" sahut Diandra. Diandra mengambil tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Tuan bisa menemui saya di Apartemen saya!" Diandra yang tidak tanggung-tanggung yang langsung memberikan alamatnya. Gilbert tersenyum mengambil alamat tersebut. Senyum keduanya bahkan penuh dengan arti. Ya karena Diandra tidak akan tahan melihat pria kaya raya yang tidak boleh lepas. Zaman sekarang memang harus realistis.
**********
Alvano yang keluar dari mobilnya dan melihat ada mobil mewah yang terparkir di depan mobilnya.
"Mobil siapa ini," batin Alvano yang langsung masuk karena penasaran.
"Eyang senang Darren dengan kamu yang kembali ke Indonesia dan semoga kamu bisa membantu Alvano dalam perusahaan," ucap wanita tua dengan anggun yang tersenyum. Alvano yang sudah sampai mendengar hal tersebut dengan terkejut.
"Eyang!" sapa Alvano dan fokus pada pria yang membelakinginya dan tidak tahu siapa itu.
"Vano kamu sudah pulang?" tanya Eyang.
Pria itu berbalik badan. Lalu berdiri yang tersenyum pada Alvano.
"Darren!" sahut Alvano yang tampak dingin melihat pria yang ternyata di kenalnya.
"Alvano! apa kabar?" tanya Darren dengan santai
"Untuk apa dia kembali!" batin Alvano.
"Ayo Alvano duduk dan jangan berdiri saja di sana," ajak Eyang dan Alvano pun langsung duduk yang menghadap Eyangnya
"Aku tadi mendengar Eyang mengatakan masalah Perusahaan yang harus di bantu apa maksudnya?" tanya Alvano yang langsung to the point yang ingin langsung membahas hal yang mengganggu pikirannya dengan cepat.
Bersambung
...Selamat bergabung dengan karya ke-3 saya semoga kalian menyukainya. Jangan lupa untuk tinggalkan koment, like dan vote sebanyaknya agar saya semakin semangat dalam membuat karya-karya lainnya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments