Seorang gadis tiba tiba hamil tanpa ada tahu siapa yang menghamilinya.
Dan seorang pemuda tampan dan tajir yang harus bertanggung jawab atas kehamilannya , karena semua bukti mengarah kepadanya.
Dan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya , dengan terpaksa mereka harus menikah.
Nah , bagaimana kisah selengkapnya?
Bagaimana mereka menjalani pernikahan di usia dini , mampukah mereka bertahan menjalani rumah tangganya di usia yang sama sama masih sangat belia.
Langsung saja kita ikuti jalan ceritanya di karyaku terbaru , yang berjudul * Dua Garis Biru * .
Jangan lupa selalu tinggalkan jejak 🙏, subscribe, like, dan komentar .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 34
Dengan rasa bahagia , Zea kembali ke rumah Alfarest.
" non Zea, Alhamdulillah sudah sehat non " ucap bibi menyambut kedatangan nona mudanya itu.
Zea yang cantik pun tersenyum tipis " iya bi , terimakasih ya bi sudah perhatian sama Zea "
Tampak di belakang Zea ada Davin dan Raffa , mereka senantiasa menjaga Zea.
Zea pun sangat senang ada dua laki laki tampan yang sangat menyayanginya.
Awalnya Zea sangat terkejut mendapati kenyataan bahwa dirinya adalah anak adopsi dari Arya Adipura dan Erina. Tapi setelah mendengar penjelasan dari orang orang di sekitar yang menyayanginya, akhirnya Zea pun bisa menerima kebenaran kalau dia memang putri dari keluarga Mahendra dan adik kandung dari dokter Raffa Mahendra.
Setelah Zea bisa menerima kenyataan tersebut, dengan berat hati keluarga Alfarest harus segera memberitahu kalau tuan Arya dan nyonya Erina sudah tidak adalagi , kecelakaan maut telah merenggut nyawa mereka di jalan tol.
Zea sangat terpukul dengan kepergian mereka, biarpun mereka bukan ayah dan ibu kandungnya ,tapi mereka sudah merawat dan membesarkannya dengan baik dan penuh cinta.
Davin menatap Zea dengan rasa iba " Zea kamu harus ikhlaskan papa dan mama kamu ya , kita doakan mereka tenang di sana "
Zea pun mengangguk perlahan.
🌺🌺🌺
Beberapa bulan kemudian.
Zea sudah pulih seperti sedia kala.
Sedangkan Davin sudah lulus dari SMA dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang kuliah.
Tok tok tok .
" masuk " teriak seseorang dari dalam kamar.
Davin membuka pintu kamar Zea dengan senyum manisnya.
" ngapain kamu senyum senyum sendiri Vin " tanya Zea sambil membersihkan mejanya dan memasukkan buku bukunya ke dalam kardus.
" ehm, tidak Zea , o iya apa yang sedang kamu lakukan ?" tanya Davin .
Zea mendengus perlahan kemudian menatap Davin dengan malas " aku mau singkirkan buku buku ini Vin , sepertinya aku sudah tidak membutuhkannya lagi "
" Zea, maafkan aku " ucap Davin yang membuat Zea terkejut mendengarnya.
" maaf, untuk apa Davin?" jawab Zea sambil menatap Davin dengan tajam.
Davin menarik tangan Zea dan membawanya untuk duduk di sofa " karena aku , hidup kamu seperti ini Zea "
Zea pun ikut saja dan duduk di sebelah Davin kemudian Zea menunduk dan berkaca-kaca
" kamu tidak perlu meminta maaf Davin , ini semua bukan salahmu , memang ini adalah takdir hidupku , dan hari ini juga kak Raffa, pak Raymond dan Bu Sarah akan menjemputku , aku akan kembali ke keluarga Mahendra, jaga dirimu baik baik Davin "
Davin pun tidak kuasa menahan sesak di dadanya, air matanya tiba tiba menetes di sudut matanya.
Zea menatap Davin dan mencoba untuk tersenyum kemudian mengusap air mata Davin " hei , kamu cowok Davin kok nangis sih, sudah dong jangan buat aku ikut menangis "
" kamu akan meninggalkan aku Zea ?" ucap Davin yang kemudian memeluk erat Zea .
" Davin , semuanya telah berakhir , aku ingin kita mulai dari awal, kita lupakan semuanya dan kalau kamu masih menginginkan aku sebagai istri kamu ya kamu harus mengejar ku lagi dong " jawab Zea sambil tersenyum.
Davin mengedarkan pelukannya dan menatap nanar di depannya " baiklah Zea, sampai kapanpun aku akan mengejarmu , sebelum aku bisa mendapatkanmu kembali aku tidak akan berhenti mengejarmu , aku sangat mencintaimu Zea "
Zea pun tersenyum dan sangat bahagia mendengarnya.
Tak lama kemudian Raffa dan keluarga Mahendra datang ke rumah Alfarest.
Anggita dan Aditya meminta Davin dan Zea untuk keluar dan ikut menemui keluarga Mahendra.
Aditya dan Anggita pun menyambutnya dengan penuh kebahagiaan.
Zea yang mengenakan kaos pink dengan celana jeans selutut terlihat sangat cantik dan manis , sedangkan Davin dengan kaos putih dan jeans panjang sobek di lutut pun terlihat santai dan sangat mempesona .
Keduanya berjalan bergandengan tangan keluar dari kamar Zea .
Sarah Mahendra sangat senang melihat putri kandungnya sudah nampak begitu segar.
Dan mereka berdua pun ikut duduk di antara dua keluarga besar.
Raffa meminta Zea untuk kembali ke keluarga Mahendra , dan kalau memang Davin menginginkan Zea untuk kembali menjadi istrinya, papanya sendiri ( tuan Raymond Mahendra)yang akan menikahkannya.
" kak Raffa , Zea masih ingin tenang dan belum memikirkan kembali tentang pernikahan, tolong ya kak berikan Zea waktu untuk melupakan semuanya kenangan buruk dalam hidup Zea " jawab Zea di depan semua keluarganya.
Tentu saja jawaban Zea membuat Anggita terkejut " sayang kenapa ? Kamu akan tetap menjadi menantuku , mama sangat menyayangimu Zea , tolong pikirkan lagi "
Zea tersenyum dan mendekat ke arah Anggita kemudian menggenggam tangannya dengan lembut " ma, sampai kapanpun Zea juga akan tetap menganggap mama sebagai mamaku sendiri , tapi tolong ma berikan Zea waktu untuk sejenak menenangkan diri Zea , Zea ingin menghirup udara segar tanpa beban di pundak Zea , Zea pun sayang sama mama dan papa Aditya"
Anggita tak kuasa membendung air matanya dan meraih kepala Zea untuk mencium keningnya dan memeluknya dengan lembut.
Setelah beberapa saat kemudian, keluarga Mahendra pergi meninggalkan kediaman keluarga Alfarest.
Davin menatap kepergian Zea dengan sesak yang teramat dalam di dadanya.
Begitupun dengan Zea yang hatinya sudah terpaut di keluarga Alfarest.
Zea melangkah tanpa menoleh meskipun tahu Davin sangat menginginkan dirinya untuk menoleh dan menatapnya walaupun sekali.
Raffa mengetahui kepedihan yang dirasakan adiknya.
" Zea , kalau kamu mau berubah pikiran , hari ini juga aku akan menikahkanmu kembali dengan Davin?" ucap Raffa .
Zea pun menunduk dan menggeleng perlahan
" kak, aku tidak ingin membuat Davin kecewa dan Alfarest kehilangan pewarisnya, aku tahu kak aku tidak akan bisa hamil dan melahirkan bayi, lalu untuk apa aku bertahan dengan keluarga Alfarest? Mereka butuh pewaris kak dan aku tidak akan bisa memberikannya "
Raffa menggenggam erat tangan adiknya itu
" Davin sudah memberitahukan semua kebenarannya kepadamu Zea ".
Zea pun menggeleng perlahan membuat Raffa bingung dan tidak mengerti .
" aku tahu sendiri dari pembicaraan kak Raffa dan Davin waktu itu , saat di rumah sakit sebenarnya aku sudah sadar kak dan aku sangat penasaran dengan apa yang akan kalian bicarakan dan aku mendengar semuanya, kak Raffa tidak perlu bersedih untuk Zea , Zea baik baik saja dan ikhlas menerimanya" jawab Zea kemudian menunduk dengan derai airmata.
"Zea !" teriak Davin dari kejauhan yang membuat Zea menoleh .
" apa Davin !" jawab Zea.
" tunggu aku Zea , aku akan datang ke rumahmu dan meminangmu " teriak Davin .
Zea pun tersenyum dan melambaikan tangannya kemudian masuk ke dalam mobilnya.
Mobil keluarga Mahendra pun melaju dan pergi meninggalkan keluarga Alfarest beserta semua kenangannya.
Davin masih terdiam menatap kepergian kekasih hatinya.
" Davin , ayo masuk nak , kamu harus belajar dan mempersiapkan test masuk kampus , kamu harus bisa meneruskan perusahaan dan membantu papamu di kantor " ucap Anggita namun tidak ada respon dari Davin yang masih dengan lamunannya dan pikirannya sendiri.
" davinn !" teriak Anggita yang membuat Davin tersentak dan menoleh ke arah mamanya.
" mama kenapa sih " jawab Davin dengan malas kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Aditya hanya menggeleng perlahan dan tersenyum kemudian manarik tangan istrinya dan ikut masuk ke dalam rumah.