Maura yang dulunya seorang Nona Muda keluarga ternama tiba-tiba harus menerima kenyataan keluarga nya bangkrut karena ulah sang paman yang serakah. Disaat sang kakek meninggal malah disuguhkan kenyataan dengan hutang yang menumpuk.
Bukan hanya itu, sahabat kakeknya membawa surat perjanjian perjodohan dengan seorang pria yang tak dia kenal. Mampukah Maura menerima pernikahannya dengan Dedi?
Bagaimana kisah cinta Maura dan Radit yang telah terjadi sejak lama setelah mengetahui kekasihnya kini jadi adik iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Kejujuran Maura
Maura kesulitan menelan salivanya sendiri. Dia jadi bingung untuk menceritakan semua yang ada di hatinya. "Katakan, Nak. Kakek tidak akan memaksamu lagi kalau memang kamu masih mencintai Radit dan ingin bersatu dengannya." Surya menatap lekat kepada Maura yang masih menundukkan kepala sambil mempermainkan jari jemarinya yang terasa begitu dingin.
"Sejak aku menikah dengan Mas Dedi, aku sudah memutuskan hubungan dengan Mas Radit dan tidak pernah menemuinya lagi. Kek, Aku tidak ingin mengecewakanmu yang sudah begitu banyak membantuku untuk menyelesaikan hutang-hutang almarhum kakekku." Suara Maura begitu lirih dan nyaris tak terdengar oleh Surya
"Sayang, apakah kamu sekarang sudah bisa menerima pernikahanmu dengan Dedi?" Surya menggenggam tangan Maura yang terasa begitu dingin.
Maura menatap Dedi yang menatap ke arahnya dengan begitu penuh harap. Sejujurnya Dedi juga ingin mengetahui hal itu tetapi dia merasa gengsi untuk bertanya secara langsung kepada Maura.
"Apakah kau sudah mencintai suamimu?" tanya Surya lagi dengan penuh harapan. Mata tuanya bahkan berkaca-kaca setelah dia tahu masalah yang dihadapi mereka. Dia kecewa mengetahui kenyataan bahwa mereka belum pernah berhubungan suami istri setelah pernikahan mereka berbulan-bulan lamanya.
Maura masih diam seribu bahasa. Bingung mau menjawab apa atas pertanyaan Surya yang sejujurnya masih membuat dia bingung. Pasalnya Maura tidak mengetahui bagaimana perasaan Dedi yang sesungguhnya. Maura tidak mau mengalami perasaan cinta bertepuk sebelah tangan. Hal itu pasti sangat menyakitkan dan memalukan untuk dirinya.
"Rapat dewan direksi sebentar lagi. Tetapi hubungan kalian berdua masih berjalan di tempat. Apa yang harus Kakek lakukan untuk membuat kalian sadar, bahwa pernikahan bukan main-main?" Dedi bisa merasakan kehancuran kakeknya atas perbuatan konyolnya yang membuat janji kepada Maura di malam pernikahannya.
"Maafkan aku, Kek. Aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku ga akan membuat kakek kecewa lagi. Kek, tolong maafkan aku!" Dedi berusaha untuk menggenggam telapak tangan Surya yang selalu saja ditepis dan ditolak.
Surya saat ini sedang merasakan kekecewaan luar biasa kepada Dedi yang sudah bertindak amat sembrono dengan membuat janji konyol seperti itu kepada Maura. Bagaimana mungkin sebuah pernikahan yang suci hanya menjadi ajang permainan seperti itu? Seumur hidupnya Surya baru merasakan kekecewaan yang luar biasa terhadap sang cucu tercinta.
Dedi selalu menyayangi Surya dan berusaha untuk membahagiakan kakeknya yang telah menjadi pengganti ayahnya yang sudah lama meninggal. Surya memberikan segalanya dengan tulus dan penuh cinta. Semampunya Dedi selalu ingin membahagiakan kakeknya. Walaupun harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Dedi sudah membuktikan semua itu sejak dia kecil.
Dia bisa merasakan cinta Surya untuk dirinya jauh lebih besar, daripada cinta yang diberikan kepada Radit. Dia ingat semua yang terjadi ketika mereka masih kecil. Surya selalu memperlakukan dirinya lebih baik dan berbeda. Radit kadang selalu merasa iri kepadanya yang lebih diutamakan oleh Surya. Entah apa alasan yang dimiliki oleh kakeknya sehingga melakukan hal itu pada mereka. Padahal mereka sama-sama cucunya.
"Aku tidak tahu, apakah Mas Dedi mencintai aku atau masih mencintai Niken. Kek, aku gak mau menjadi penghalang kebahagiaan mereka. Mereka saling mencintai. Mereka berhak bahagia dengan mewujudkan cinta mereka," ujar Maura sambil melirik pada Dedi yang semakin menunduk dalam.
Surya geram sekali karena Dedi ternyata masih belum juga melupakan cinta masa kanak-kanak yang dia rasakan pada Niken.
Surya menatap cucu yang sudah menorehkan luka di hati menantu yang sangat dia sayangi.
"Itu bukanlah cinta. Hanya perasaan kasihan pada sahabat yang hidupnya selalu menderita. Kamu jangan salah paham dengan hubungan mereka," Dedi kaget mendengar ucapan Surya yang seakan begitu mengerti perasaannya kepada Niken.
'Apakah itu benar? Perasaan ini hanya perasaan iba pada Niken yang sejak dulu selalu berjuang demi keluarga dia?' batin Dedi mulai meragukan perasaan cintanya kepada Niken.
Dedi terdiam untuk beberapa saat lamanya. Dia sibuk merenungkan apa yang dikatakan oleh Surya. Sementara Niken yang juga ada di tempat itu terlihat menunduk. Hatinya tiba-tiba saja merasakan sakit yang luar biasa ketika mendengar ucapan Surya.
"Apakah benar Dedi selama ini hanya merasa kasihan padaku sebagai sahabat yang miskin dan menderita? Ya Allah, kenapa rasanya sesakit ini mengetahui kenyataannya di antara kami?" monolog Niken sambil menghapus air matanya.
Niken berniat meninggalkan Mansion keluarga Hartawan. Niken tidak sanggup lagi mengetahui semua kenyataan yang amat menyakitkan itu. Dia memilih untuk menghindar demi menjaga kewarasannya.
"Kenapa kita tidak bekerjasama saja?" tanya Radit yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Niken.
Niken kaget, hampir saja menonjok Radit.
"Maksudnya?"
"Ya, kita bekerja sama untuk memisahkan mereka berdua. Kamu dapat Dedi. Aku dapat Maura. Aku yakin kalau kamu juga memiliki perasaan yang sama seperti aku pada Maura. Dedi sejak lama mencintaimu. Tapi adikku itu terlalu pengecut untuk mewujudkan perasaan cintanya padamu!" Senyum sinis terbit di bibir Radit saat menyebut nama Dedi.
Bagi Radit Dedi seperti borok yang mengganggu. Sejak kecil dirinya harus menahan perasaan amarah dan kebencian ketika selalu bersaing dengannya. Rahayu selalu menanamkan perselisihan di antara Radit dan Dedi. Semua itu sengaja dilakukan oleh Rahayu demi ambisinya untuk menguasai seluruh harta keluarga Hartawan.
"Mas Radit ngomong apa sih? Aku nggak ngerti loh. Udah ah!! Aku mau pulang saja. Kelihatannya bos aku masih sibuk dan tidak bisa membicarakan pekerjaan denganku!" Ucap Niken berusaha untuk menekan perasaannya yang campur aduk.
Sejujurnya Niken belum terlalu mengerti bagaimana perasaannya terhadap Dedi. Selama ini Niken berpikir kalau dirinya mencintai Radit. Akan tetapi Niken pun menyadari bahwa perasaannya biasa-biasa saja saat melihat Radit yang memperjuangkan Maura. Berbeda saat melihat Dedi mulai perhatian terhadap istrinya dan selalu mengacuhkan dirinya.
Hahaha
Niken mengerutkan keningnya saat mendengar tawa Radit yang seperti sedang mengejeknya. "Apa yang lucu?" Niken terlihat begitu murka kepada Radit yang begitu lancang padanya. Suasana hati Niken saat ini sedang kalut dan gamang. Apa yang dilakukan oleh Radit hanya membuatnya menjadi marah dan kesal.
"Minggir!!" sentak Niken sambil melotot ke arah Raden yang terus saja berusaha menghalangi langkahnya meninggalkan mansion itu. Hati Niken masih kacau jadi dia sebisa mungkin ingin menghindari semua orang agar tidak melakukan sesuatu yang akan dia sesali kedepannya.
Niken sangat sadar tentang status dan juga posisinya di mansion itu. Dirinya hanyalah seorang karyawan rendahan yang kebetulan mendapatkan kebaikan dari Dedi yang mengaku sebagai sahabatnya sejak mereka masih bau ingus hingga kini mereka dewasa.
Niken sangat sedih ketika mengetahui kalau ternyata Dedi melakukan semua itu hanyalah merasa kasihan padanya, atas nasib yang menimpa dirinya sebagai gadis miskin yang tak memiliki harta dunia seperti Dedi maupun Radit yang sudah kaya raya sejak lahir.
lanjut thor
itu uang khalal kok yg berasal dr klurga km dulu yg jd jatah niken cm baru nyampe ketgny skrg stlh dikekepin mulu ma yg dia pangil bapakny yg udh kabur ma istri dan ankny yg rencanany mo insaf🤭🤭🤭
lanjut thor
lanjut thor