KABUR DARI AYAH ANAKKU

POV Jason 23 tahun yang lalu...

"Tuan muda... jangan berlari di koridor" Teriak Matilda dan Fred yang saat itu baru saja bekerja di kediaman Rockwood sebagai pelayan pribadi Jason.

"Fred... Matilda.... Ayo cepat, Mom dan Dad sudah menunggu" seru Jason.

"Tuan mudaaaa......" Teriakan putus asa Matilda yang tidak bisa mengimbangi langkah Jason tidak digubris oleh Jason yang merasa sangat antusias karena hari ini dirinya akan berlibur bersama kedua orang tua dan juga kakeknya.

Sejak kehadiran Barbara, 7 tahun yang lalu hubungan antara Kevin dan Sherryl menjadi hambar. Mereka berdua seolah tidak lagi mempedulikan satu sama lain, selain Jason anak mereka satu - satunya.

Itulah kenapa Jason sangat antusias ketika kakeknya merencanakan liburan keluarga, "Kenapa dia ada disini?" seru Sherryl pada Kevin di ruang keluarga mereka.

"Ini adalah liburan keluarga, apa salahnya kalau Barbara dan Cedric ikut bersama kita. Lagipula Cedric juga anakku, adik Jason. Ini sangat tidak adil kalau hanya Jason yang pergi" bela Kevin.

"Kevin, lebih baik aku tidak ikut. Ini adalah acara keluarga kalian, lebih baik aku berada disini saja bersama dengan Cedric" rajuk Barbara yang sedang memeluk Kevin.

Sherryl memandang jijik kepada perempuan yang sudah merusak kebahagiaan rumah tangganya itu, sampai akhirnya Jonathan pun angkat bicara, "Aku tidak pernah mengundang wanita itu untuk ikut dalam acara ini. Kevin seharusnya kau paham dimana posisimu sebagai seorang ayah yang sudah mengabaikan Jason selama ini. Aku merencanakan ini untuk cucuku satu - satunya bukan untuk anak ha*ram yang kau bawa kerumah ini" kecam Jonathan.

Akhirnya Kevin pun mengalah, saat ini kekuasaan Jonathan adalah absolut dan tidak bisa ditentang oleh siapapun.

"Aku berjanji akan membawakanmu sesuatu sepulangnya aku dari liburan" kata Kevin.

Sementara itu, Jason memandang Barbara dengan penuh kebencian. Karena wanita ini kebahagiaan keluarganya menjadi berantakan, "Brother...." panggil Cedric kecil.

Jason menoleh lalu menghampiri Cedric, "Apa yang kau lakukan disini? Bukankah seharusnya kau bertemu dengan Miss Nora" kata Jason.

"Aku... aku ingin bermain denganmu. Sudah lama kita tidak bermain bersama" kata Cedric.

Jason mengusap kepala Cedric meskipun dirinya membenci Barbara, tapi Jason tahu bahwa Cedric tidak bersalah. "Maaf tapi hari ini aku akan pergi beberapa hari. Jadi kita akan bermain setelah aku kembali" kata Jason.

Cedric mengangguk, bersama dengan salah satu pengasuhnya bocah kecil itu kembali ke kamarnya setelah memeluk Jason sebelum dia pergi. "Jangan pergi terlalu lama, aku akan menunggumu brother".

Perjalanan menuju villa membutuhkan waktu 3 jam menggunakan mobil, sepanjang perjalanan baik Kevin maupun Sherryl tidak banyak bicara. Sementara Jason yang semobil dengan Jonathan justru tampak gembira.

"Apa kau senang sekali Jason?" tanya Jonathan mengelus kepala cucunya itu.

"Grandpa... Ini sangat indah, aku sangat senang sekali. Apa aku nanti boleh bermain ski?" tanya Jason.

"Tentu saja.... bukit dibelakang Villa adalah tempat terbaik untuk bermain ski. Nanti Fred akan menemanimu" kata Jonathan.

***

Villa yang dimiliki oleh Jonathan ini berada di sebuah pedesaan di bawah gunung, suasana disekitar Villa serba putih karena musim dingin. "Tuan muda.. Mari saya bantu. Secangkir coklat panas sudah menunggu anda didalam" kata Fred.

"Mom Dad... Ayo kita masuk, Fred menyiapkan secangkir coklat panas untukku" kata Jason.

"Kalian pergilah lebih dulu, aku ingin beristirahat. Perjalanan ini benar - benar menyesakkan" seru Kevin tanpa mempedulikan tatapan Jason yang diarahkan kepadanya, dia terus berlalu meninggalkan istri, anak dan juga ayahnya.

"Theodore, siapkan air mandi untukku" kata Jonathan. Theodore adalah kepala pelayan Rockwood sebelum Fred, pria yang seluruh rambutnya sudah memutih ini tetap setia menemani Jonathan bahkan sejak dirinya masih sangat muda.

"Baik Tuan Besar"

"Fred... Matilda, kalian pergilah mempersiapkan makanan dan jangan lupa bantu Nyonya Sherryl. Dia sedang mengandung, jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi padanya" kata Jonathan.

Jason mengikuti Sherryl menuju kamarnya, dia menggandeng tangan ibunya erat - erat, "Mom, kapan baby lahir?" tanya Jason penasaran.

"Ehmm mungkin sekitar 7 bulan lagi? Apa kau sudah tidak sabar bertemu adikmu?" tanya Sherryl.

Jason mengangguk, "Aku ingin memiliki adik perempuan. Kalau bisa kembar" kata Jason.

Sherryl tertawa mendengar ucapan Jason, "Kenapa begitu?" tanya Sherryl.

Jason tampak berpikir keras, "Karena mungkin nanti akan lebih menyenangkan jika aku memiliki saudara kembar. Aku dan Cedric bisa bermain bersama dengan mereka, pasti menyenangkan"

Sherryl menatap tajam kepada Jason, "Jason... Sudah kubilang Cedric bukan adikmu. Dia adalah orang yang akan merebut semua yang kau miliki. Apa kau mau hal itu terjadi? Jangan pernah bermain atau terlalu dekat dengan Cedric, kalau tidak mom akan sangat marah denganmu" ucap Sherryl.

***

Selesai makan malam, Sherryl mengantarkan Jason ke dalam kamarnya. Wanita itu dengan sabar menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Jason, sampai kemudian Matilda berlari menemui mereka dengan wajah panik.

"Nyonya, kau harus segera pergi dari sini bersama dengan tuan muda. Villa ini sudah diserang!!!!" kata Matilda. Pelipisnya terlihat terluka dan berdarah, Sherryl segera mencerna kejadian itu dan membangunkan Jason.

Mereka bertiga pun berlari untuk menyelamatkan diri, "Dimana Kevin dan Dad?" tanya Sherryl panik.

"Tuan Besar dan Tuan Kevin sudah tewas dibunuh oleh mereka. Theodore yang melawan mereka juga ikut menjadi korban. Ayo cepat nyonya, ada jalan keluar rahasia didekat dapur disana Fred sudah menunggu" ajak Matilda.

Tanpa pikir panjang mereka pun segera menuju dapur, akan tetapi langkah mereka seketika terhenti saat dua orang pembunuh bayaran mengejar mereka dari belakang. Jason menangis ketakutan, terlebih melihat ibunya bercucuran keringat. Sesampainya didapur Fred sudah membuka pintu keluar rahasia itu, "Nyonya kau harus segera masuk. Biarkan aku yang menahan mereka, anda harus selamat" ucap Fred dan Matilda.

Sherryl menggeleng, "Aku tidak sanggup lagi berlari" ucapnya seraya melihat ke arah pangkal kakinya yang sudah merah, saat itu juga Sherryl tahu bahwa dia telah keguguran.

"Aku hanya akan memperlambat langkah kalian, Fred .. Matlda... Tolong jaga Jason. Selamatkan dia" pinta Sherryl, nafasnya sudah sangat kepayahan.

Sambil menahan rasa sakit diperutnya Sherryl menyuruh mereka bertiga pergi, sementara dirinya akan menahan pintu dapur dengan beberapa perabotan untuk memperlambat langkah pembunuh itu.

"No... Mom... Kau harus ikut denganku. Mom" teriak Jason

"Fred.. Cepat pergi. Bawa Jason!!!!!" Bentak Sherryl.

"Saya berjanji akan menjaga tuan muda dengan seluruh nyawa saya nyonya. Maafkan saya yang tidak bisa melindungi anda" kata - kata terakhir Fred yang didengar Sherryl dibalas dengan ucapan terima kasih sebelum pembunuh itu berhasil mendobrak pintu dapur dan menyeret Sherryl lalu menghabisi nyawanya.

Dibalik celah pintu, baik Jason, Matilda maupun Fred tidak berani menimbulkan suara sedikit pun.

Jason menjerit pilu didalam hatinya, mulutnya dibekap oleh Matilda agar tidak bersuara sedikit pun karena pembunuh itu masih berkeliaran.

Setelah selesai melakukan aksinya, pembunuh itu memotong semua selang gas dan pergi tak lama kemudian Villa itu meledak akibat kebocoran gas. Beruntung, Jason yang dibuat pingsan oleh Fred berhasil keluar bersama - sama meskipun akhirnya Matilda harus hidup dengan menggunakan kaki palsu untuk seumur hidup akibat kejadian itu. Sementara Fred harus merelakan salah satu matanya menjadi buta karena terkena serangan pelaku.

***

Masa sekarang

Jason membuka matanya, kenangan saat itu tidak akan pernah hilang dari pikirannya. Hari dimana dia kehilangan orang - orang yang dia sayangi dan merubahnya menjadi seorang pria berdarah dingin yang bahkan tidak segan melukai atau membu*nuh siapapun yang mengganggu miliknya.

"Gilbert... Aku rasa aku akan meminta Melody untuk melatih Zack" kata Jason setelah beberapa saat terdiam.

Gilbert mengernyitkn dahinya, "Maksudmu?"

"Aileen sangat tergantung dan dekat dengannya. Menurutmu apa yang bisa aku lakukan terhadap mereka berdua?" tanya Jason.

Gilbert tampak berpikir keras, "Bagaimana kalau aku saja yang melatih Zack. Alice dan Max juga akan membantu melatih anak itu. Setidaknya dia bisa menjadi pengawal Aileen nantinya. Kalau kau mengusirnya, mungkin kau akan kesulitan menghadapi Aileen" jawabnya.

"Kau benar... Oh ya, apa kau sudah membeli apa yang aku minta?" tanya Jason.

Gilbert mengeluarkan satu buah set perhiasan bertahtakan berlian yang dia menangkan dari rumah lelang, "Apa kau yakin Lily akan menyukai ini?" tanya Gilbert yang sedikit tidak yakin mengingat kepribadian Lily yang sederhana.

"Dia pasti menyukainya, wanita mana yang tidak menyukai berlian. Kau harus belajar banyak untuk memahami isi wanita Gilbert" ejek Jason...

****

****