Cerita ini dibuat hasil dari pemikiran sendiri tanpa plagiat karya siapapun, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dll.
Menceritakan tentang seseorang yang mencari rezeki di Kota Bogor, yang selalu menggunakan angkutan umum KRL.
Selama ini dia hidup di Kota Jakarta, dan mendapatkan pekerjaan di Bogor.
Selama itu juga dia selalu menggunakan KRL yang dimana terkadang bagi dia ada hal janggal di dalam kereta tersebut.
Bagaimana kisah Perjalanan yang selalu dilalui?
Yuk mau kenal Author nya?
Bisa cek di :
IG : @ptycalam
pitriyanicalam.wordpress.com
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Pertama
Mengikuti saran ojol, aku berjalan dari gerbong ujung ke ujung ke area perempuan. aku perhatikan kereta ini ternyata pakai kipas angin dan banyak jendela yang terbuka setengah.
Security kereta pada sibuk menutup kaca-kaca tersebut.
Apa semua kereta arah Bogor - Tanah Abang pakai kipas bukan AC, dan jendela sampai harus dibuka kerena pada kepanasan. Pikir ku dalam hati
Announcement
📢 Kereta Bogor Tanah Abang akan diberangkatkan, untuk penumpang yang masih berada diluar kereta segera menaiki kereta.
Kereta mulai berangkai dengan laju yang sangat rendah, aku mengeluarkan ponsel untuk menghilangkan kejenuhan dan tidak lupa juga mengabari bang Arya jika aku sudah menaik kereta.
Semakin cepat itu yang aku rasakan, getaran kereta sangat kuat. Padahal ini habis hujan tapi sangat kencang sekali kereta melaju.
Karena sibuk dengan ponsel, aku jadi tidak memperhatikan sekeliling dalam kereta. Aku asik menonton video sampai tidak sadar sudah berada di mana dan berapa lama perjalanan
"Dek, turun dimama?" tiba-tiba ada yang menepuk bahu ku, reflek saja aku menoleh
"Di manggarai, pak" jawab ku ramah pada security
"Manggarai? kereta ini sudah lewat manggarai" ucap security
"Tadi di pas di Bogor saya diarahkan naik kereta ini kalau mau ke manggarai menuju kota" jawab ku
"Mbak, memang benar ini sampai tanah abang, bisa transit di manggarai tapi kalau sekarang kereta bogor jakarta kota atau manggarai sudah close. Ini jam 12 malam ada lagi besok subuh" ucap security
"Astaghfirullah, ja...m berapa pak" tanya ku gugup
"12 malam neng, neng dari jam berapa memangnya?" jawab security
"Ya Allah, saya dari Bogor jam 7an pak." ucap ku gemetar
"Biasanya kalau memang kereta berhenti di stasiun akhir dan masih ada yang tertidur petugas akan membangunkan mbak, nggak mungkin dibiarkan" jawab security tidak percaya
"Saya berani sumpah pak, naik jam 7an dari Bogor tujuan bogor tanah abang. kalau mau ke kota saya harus transit di manggarai" ucap ku muter-muter
"Mbak tenangkan dulu pikiran ya, di pos kesehatan. Ini ada yang nggak beres kayanya" tutur security menuntun ku hingga di pos kesehatan
Security itu juga bilang pada teman kerja yang lainnya tentang apa yang sedang aku alami.
"Mbak rumahnya dimana?" tanya tim medis perempuan
"Di mangga dua" jawab ku singkat karena masih memikirkan hal yang tidak masuk akal
"Kami antar mbak pulang ya" ucap tim medis
"Saya sendiri aja" jawab ku tanpa berpikir
"Ini hampir jam 1 dini hari, mbak mau naik apa" ucap tim medis
"Ngga tau" jawab ku
"Boleh pinjam ponsel mbak" ucap dokter Merlin yang tertulis di name tag nya
Aku memberikan ponsel tersebut pada dokter Merlin. Dokter Merlin mengambil ponselnya juga lalu menghubungi seseorang.
"Baik. Kami tunggu distasiun manggarai ya pak. Dan kami akan menjaga adiknya selama disini. Terimakasih pak" ucap dokter Merlin melalui sambungan telepon
Dokter Merlin memberikan ponsel ku. "Abang mu akan menjemput disini" ucap dokter
"Terimakasih" jawab ku linglung
"Kalian temani dulu ya, saya mau beres-beres dan mau pulang juga. Dokter Rahmat sudah datang tuh" ucap dokter Merlin pada security lainnya
Kepergian dokter Merlin masih belum menyadarkan ku dengan kejadian ini.
"Mbak minuman nya habis kan ya" ucap security
"Iya pak" jawab ku
Sekitar 45 menit Arya datang dan mendengarkan cerita dari security yang pertama kali membantu ku.
"Terima kasih dokter telah membantu dan menjaga adik saya" ucap Arya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan
"Sama-sama pak Arya, tapi yang menemukan adik bapak itu pak Juned security di gerbong kereta tersebut yang lagi cek situasi gerbong" jawab dokter Merlin dengan senyuman
"Apa bisa bertemu dengan pak Juned?" tanya Arya
"Beliau sudah pulang, karena anaknya sedang sakit jadi buru-buru dan tidak bisa menemani adik pak Arya" jawab dokter Merlin
"Saya minta kontak pak Juned saja deh" ucap Arya mengeluarkan ponsel nya
Teman pak Juned segera memberikan apa yang dibutuhkan Arya.
"Sekali lagi terima kasih ya, saya bawa adik saya ya" ucap Arya pamitan
Selama di perjalanan Arya selalu mengelus kepala ku, dan aku masih bingung.
"Bang" panggil ku pelan
"Iya Prit" jawab Arya
"Kereta itu" ucap ku
"Kamu kelelahan, sehingga lupa turun dari kereta. Lain kali di dalam kereta harus fokus ya sama keadaan dan perhatikan pemberitahuan pemberhentian kereta sudah dimana" tutur Arya mencoba menenangkan dan menghilangkan pikiran negatif adiknya
"Apa iya aku hanya lupa turun bang, aku bukan diculik setan kan" ucap ku masih khawatir
"Ngawur kamu, mana berani setan culik kamu. Yang ada tuh setan rugi. Uprit nya abang kan kalau makan sama jajan banyak banget bisa-bisa bangkrut tuh setan" jawab bang Arya tertawa
Maafkan abang, dek. Abang hanya nggak mau kamu trauma dengan kejadian seperti ini. Sebisa mungkin abang akan mengalihkan pikiran mu. Gumam hati Arya
"Aku tanya serius, abang bercanda terus dan anehnya bang aku berangkat habis maghrib masa sampe sini jam 12 malam. Sangat nggak masuk akal deh" jawab ku aneh
"Ingat pesan abang, lain kali jangan pulang lewat dari maghrib. Kedua selalu perhatikan perjalanan saat pulang, lihat situasi" ucap Arya
"Iya bang, paham aku tuh" jawab ku
"Sampai rumah langsung bersih-bersih, nggak perlu bilang sama papa dan mama kalau kamu baru pulang jam segini, menjelang subuh. Astaghfirullah" ucap Arya
"Nanti kepergok papa atau mama gimana?" tanya ku bingung
"Jawab saja habis muter-muter sama abang, ini makan dulu bekal dari mama sudah siapkan dari tadi sore" jawab Arya memberikan kotak makan warna biru
"Bang kita kok nggak kerumah" tanya ku bingung
"Ke mangga besar dulu beli duren, jadi kalau ditanya mama dan papa bilang aja habis beli duren" jawab Arya
Bang Arya membeli duren hingga 5 bulat, 1 bulat nya aja ukurannya sebesar helm anak-anak tapi besaran dikit.
Sampai rumah papa sudah menunggu diteras rumah dengan wajah yang terlihat masih mengantuk.
"Dari mana kalian? Prita baru pulang?" tanya papa cemas
"Hehehe, kami habis jalan-jalan sekalian cari duren" jawab ku nyengir
"Duren? Mana buah nya?" tanya papa tidak percaya
Arya mengeluarkan duren dari bagasi sambil tersenyum.
"Buat siapa itu duren" ucap papa
"Masa untuk tetangga, ya untuk kita makan lah" jawab Arya
"Malam-malam mau makan duren" tanya papa
"Menjelang subuh, pah. memang ada larangan makan duren dini hari" jawab Arya
"Heh, ya nggak ada sih. Nanti kalian mules" ucap papa
"Yang penting perut kita sebelumnya sudah terisi nasi, ayo ah masuk" jawab Arya dengan santai bersandiwara
Terimakasih Rama sudah menyelamatkan semuanya.