NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:366.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 23: Melampiaskan Amarah

Cheng Yao berbalik pergi, begitu pula dengan Ning Ziyu. Keduanya membiarkan pengawal mereka bertarung mewakili mereka. Taman kediaman langsung hancur saat mereka bertarung. Namun, sungguh di luar dugaan, Ling Ren yang ilmu beladirinya paling bagus dan paling tinggi di antar semua bawahan Ning Ziyu justru kalah.

Chai Meng menusuknya di bahu dan punggung kanan sedalam lima sentimeter. Meskipun Ling Ren juga berhasil melukai Chai Meng di tangan kirinya, dia lebih dulu tumbang ke tanah. Ling Ren kalah di tangan seorang pengawal wanita yang bahkan tidak terlihat seperti ahli beladiri.

“Ling Ren… kalah?”

Ling Yun tidak percaya saudaranya dikalahkan oleh seorang wanita. Dia saja kesulitan mengalahkan Ling Ren, tapi wanita bernama Chai Meng itu malah bisa menumbangkannya dalam beberapa jurus. Bahkan, Chai Meng bisa melukainya di dua titik yang sama.

Usai menghunuskan pedang, Chai Meng mengembalikannya ke dalam sarungnya. Dia berbalik pergi, seolah luka di tangannya bukanlah apa-apa. Jing Fu dan Ling Yun sama-sama tertegun.

Baru kali ini mereka melihat seorang wanita tanpa ekspresi berjalan dengan tenang setelah berkelahi. Sosok Chai Meng terlihat begitu dingin.

“Papah Ling Ren ke kediaman, aku akan menyuruh Tabib Zhuo mengobatinya,” ujar Jing Fu setelah tersadar.

Ling Yun mengangguk, lalu membawa saudaranya ke tempat tinggal mereka dan menunggu untuk diobati. Saat ini, semua orang di kediaman tahu diri untuk tidak menyinggung sang putri jika tidak mau berakhir seperti Ling Ren.

Ning Ziyu hanya terdiam ketika tahu Ling Ren dikalahkan oleh Chai Meng. Selain Ning Ziyu, tidak ada yang bisa mengalahkan Ling Ren dengan mudah dalam hal bertarung. Ini membuktikan bahwa Cheng Yao benar-benar tidak sederhana dan jauh lebih rumit dari yang ia kira.

Wanita itu menunjukkan warna aslinya begitu tiba di sini, perlahan menjadi kuat, dapat menggunakan jasa Paviliun Zhanbai dengan mudah, juga punya pengawal yang sangat mahir.

“Pada akhirnya, Cheng Yao, siapakah kamu sebenarnya?” Ning Ziyu bergumam pada diri sendiri.

Di kediamannya, Cheng Yao sudah berganti pakaian. Setelah marah pada Ning Ziyu, dia masih merasa belum puas. Cheng Yao pergi keluar bersama Xiuli dan Chai Meng, bermain di tengah kota tanpa memikirkan lagi Ning Ziyu. Omong-omong, dia sudah lama tidak keluar.

Cheng Yao membeli banyak barang. Obat terbaik untuk meredakan marah adalah berbelanja sampai puas. Persetan dengan jumlah uang yang ia habiskan kali ini, dia tidak peduli. Dia saja bisa mengeluarkan lima belas ribu tael untuk menyembuhkan Ning Ziyu, mengapa dia harus hemat terhadap diri sendiri?

Selain itu, semua tagihan ini akan ia lemparkan atas nama Ning Ziyu. Anggap saja sebagai kompensasi karena pria itu membuatnya marah. Terkait dia yang melanggar janjinya dan mengkhianati kesepakatan mereka, Cheng Yao akan memikirkan baik-baik cara untuk menghadapinya.

Puas berbelanja, Cheng Yao mampir ke Taman Ankang untuk menikmati pertunjukan. Ada banyak orang di sini, dan mereka tidak mengenali Cheng Yao. Jadi, Cheng Yao bisa bersantai karena tidak perlu bersikap ramah. Dia sedang mencari tempat duduk, tapi semuanya sudah penuh.

Xiuli lantas memesan tempat duduk di bagian atas, di lantai dua Taman Ankang. Ketika Cheng Yao sampai, dia melihat seorang wanita yang sepertinya tidak asing duduk di dekat tempatnya. Setelah diingat, dia baru sadar kalau dia pernah bertemu dengan wanita itu sebelumnya.

“Yo, bukankah ini adalah Nona Qiu?”

Qiu Wen terkejut mendengar suara dan pertanyaan Cheng Yao. Dia mendongak untuk menatap sosok sang Putri Danyang berdiri di depannya dengan tatapan aneh. Dia memegang kipas, dan ada dua orang wanita di belakangnya. Pikiran Qiu Wen langsung berkelana jauh.

Sial, mengapa Putri Danyang ada di sini? Dia pikir dengan memesan tempat duduk khusus di lantai dua, dia tidak akan bertemu orang yang mengenalnya, tapi ternyata salah. Qiu Wen malah bertemu dengan Cheng Yao.

Orang-orang yang bertemu Cheng Yao hari ini adalah orang-orang yang sial. Mereka tidak akan lepas dengan mudah sampai Cheng Yao merasa puas. Qiu Wen merasakan firasat buruk, dia ingin pindah namun suara Cheng Yao menghentikannya.

“Nona Qiu, mau ke mana? Pertunjukkannya dimulai sebentar lagi.”

“Aku ada urusan. Silakan Putri menikmati pertunjukan,” Qiu Wen menjawab dengan ragu dan canggung.

“Kenapa aku merasa kamu seperti menghindariku? Nona Qiu, aku bukan monster pemakan manusia. Duduk saja, aku tidak akan mengganggumu.”

Qiu Wen terpaksa duduk lagi. Tadi dia datang bersama Song Hua, tetapi beberapa menit lalu Song Hua sudah pergi untuk membeli beberapa keperluan. Sekarang dia sendiri, tidak, dia berdua dengan Putri Danyang. Rasanya sungguh canggung dan agak..memalukan.

“Omong-omong, aku belum berterima kasih atas kesempatan yang kamu buat untukku pada jamuan teh bulan lalu.”

Sudut mulut Qiu Wen berkedut. Wajahnya mulai memucat. Putri Danyang ini pasti ingin mencari perhitungan dengannya atas kejadian tempo hari.

Jika bukan karena provokasinya, sang putri tidak akan menunjukkan dirinya yang begitu berbakat dalam musik dan menyindir semua orang. Bagaimanapun, Qiu Wen saat itu berniat mempermalukan sang putri untuk menunjukkan bahwa Song Hua lebih baik darinya dan lebih pantas menjadi istri adipati.

Pertunjukkan dimulai. Tepuk tangan meriah bergema di Taman Ankang. Beberapa penari disambut meriah oleh orang-orang. Cheng Yao menyaksikan dengan santai, ekspresinya terlihat biasa. Namun bagi Xiuli dan Chai Meng yang sudah lama mengenalnya, ekspresi semacam inilah yang sebenarnya sangat menakutkan.

Prang….

Musik tiba-tiba berhenti. Para penari berhenti. Semua orang kemudian menatap ke atas, ke tempat duduk Cheng Yao dan Qiu Wen. Seorang pengurus Taman Ankang kemudian bertanya, “Tamu yang di atas, apakah ada bagian dari pertunjukkan ini yang tidak memuaskan?”

Cheng Yao pura-pura bingung setelah menjatuhkan satu buah cangkir ke panggung. Dia malah menatap Qiu Wen, lalu berkat dengan nada provokasi yang disengaja, “Ah, maaf, temanku terlalu bersemangat. Nona Qiu Wen di sampingku merasa tariannya sangat bagus sampai dia tidak sengaja menjatuhkan gelasnya.”

Qiu Wen langsung membelalak. Apa-apaan ini?

“Nona Qiu Wen? Maksudnya, teman dari Nona Song Hua yang terkenal itu?” tanya orang-orang.

“Nona Song Hua begitu berbakat. Aku yakin sahabatnya juga hebat. Aku jadi penasaran apakah Nona Qiu Wen ini dapat mempersembahkan sebuah tarian atau tidak.”

“Kalau begitu, bagaimana jika Nona Qiu turun dan bergabung bersama kami?”

Itu disambut dengan antusias oleh orang-orang di Taman Ankang. Karena sudah begini, Qiu Wen tidak punya alasan untuk tidak turun. Dia sangat ingin pergi, tapi Putri Danyang sepertinya benar-benar balas dendam padanya. Qiu Wen meredam amarah di dalam hatinya, lalu bersikap sopan.

“Kalau begitu, saya akan berusaha.”

Qiu Wen naik ke panggung. Musik mulai mengalun, dan Qiu Wen mulai menari bersama para penari. Gerakannya lumayan bagus, tapi masih agak kaku. Dari lantai dua, Cheng Yao menyaksikan dengan santai. Ada tatapan licik di matanya. Diam-diam dia tertawa.

“Dasar orang bodoh.”

Qiu Wen seharusnya tahu kalau dirinya sendiri terlalu memaksakan diri. Semakin lama, gerakannya jadi acak dan dia bergerak tidak sesuai irama. Dia beberapa kali bertabrakan dengan penari lain. Pada suatu momen, kakinya tiba-tiba tersandung dan Qiu Wen langsung jatuh di atas panggung.

Musik seketika berhenti lagi. Qiu Wen mendongak, punggungnya terasa sangat dingin. Semua orang sedang menatapnya saat ini. Para penari juga menatapnya dengan kesal karena Qiu Wen sebenarnya telah merusak pertunjukkan mereka. Wajah Qiu Wen langsung berubah pucat.

“Aku pikir dia hebat, ternyata hanya ingin pamer! Turun dari sana sekarang juga!” salah seorang penonton berteriak. Tidak lama kemudian, teriakan lain yang meneriakkan hal yang sama juga ikut menyusul teriakan pertama.

Qiu Wen turun dengan malu. Jalannya jadi pincang karena kakinya terkilir. Cheng Yao dari atas tersenyum puas, “Qiu Wen oh Qiu Wen, salahkan dirimu sendiri yang tidak beruntung bertemu denganku.”

Di tengah keramaian orang-orang, Song Hua yang baru kembali dari luar menyaksikan sendiri bagaimana teman baiknya dipermalukan. Entah mengapa timbul rasa benci tanpa alasan di dalam hatinya.

1
Sharon
Tegas ku suka 😍
erna wijayanti
yuhui kakak author

sudah bikin novel baru belum

aku menunggu mu /Grin//Smile//Kiss//Beer//Beer/
Nining Chili
👍👍
Ibu Ibu
Lumayan
anonim
Naik ... naik ke puncak gunung tinggi ... tinggi sekali .... ... .... .... .
_cloetfnny
Setelah pergolakan hati yang tidak ada henti-hentinya selama membaca cerita ini, setelah banyak umpatan yang keluar. Akhirnya bertemu dengan ending yang tidak mengecewakan. Thanks to author yg telah membuat cerita♥️
Rekomend si, tpi ga di saranin buat kalian yg emosian kek aku untuk baca ini wkwk
_cloetfnny
TOLOL PIKIRIN ANAK LU BEGO
_cloetfnny
tolol
_cloetfnny
ngaca jir, lu yg bodoh
_cloetfnny
kenapa dikasi tauuu ish
_cloetfnny
membungkusss😭🤣
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Ni Ketut Patmiari
terima kasih author, karyanya sangat bagus... keren banget👍 semangat terus dan menghasilkan karya2 bagus berikut nya
_cloetfnny
cih
_cloetfnny
keras kepala bgt, bikin naik darah aja ni orang
_cloetfnny
wkwk
Ni Ketut Patmiari
Luar biasakeren banget...ending nya bagus banget
Ayuni Azzahra
bestlah...pokoknya asik ja bcanya gak bosenin
_cloetfnny
telat lu dodol
_cloetfnny
udh gue duga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!