NovelToon NovelToon
Arcania

Arcania

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Dunia Lain
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis998

Sinopsis :

Protagonis tiba-tiba saja dipindahkan pada tubuh seorang anak laki-laki, yang merupakan anak bangsawan kelas atas bernama Astin.

Astin sangat dimanjakan oleh orang-orang disekitarnya, tetapi itu tidak membuat protagonis merasa senang, sebab Astin hanyalah karakter sampingan yang akan mengalami nasib tragis saat awal skenario dimulai.

Tidak sampai disitu, latar belakang keluarganya juga cukup gelap, dan ada rahasia yang tidak diketahui oleh protagonis.

Walau demikian, protagonis yang mengetahui kejadian dimasa depan, tetap berusaha meningkatkan kekuatan, agar dapat selamat dikemudian hari.

Tetapi sayangnya tempat ia terbangun bukanlah tempat yang familiar. Ini memang dunia game yang sebelumnya ia mainkan, namun keluarga Astin berasal dari tempat yang jauh dari tempat skenarionya dimulai.

Yaitu peta yang belum pernah terbuka sebelumnya. Akankah Protagonis dapat mengatasi permasalahan yang akan terjadi? Ikuti terus kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis998, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 Melawan Great Serpent Sekali Lagi.

...Cerita berlanjut....

^^^31 : 11 : 59 . Arcan-44 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode dua puluh delapan.

Kepala kesatria berdiri tegap di depan gerbang besar, dengan melipat kedua tangan di dada. Berbagai pemikiran dan rasa penasaran mulai menggelitik dirinya untuk bertanya.

"Tuan muda, apa anda benar-benar melawan monster dibalik gerbang besar ini sendirian?"

Ia sudah menerima laporan kondisi ke-lima anak buahnya, yang kemarin memasuki dungeon. Dan mereka mengalami cedera yang cukup fatal, bahkan satu orang lainnya belum sadarkan diri.

Mereka sekarang ada di fasilitas perawatan mansion. Batu pemulihan sepertinya kurang berguna, sebab luka mereka dibiarkan begitu lama.

Walau mereka cukup terlatih, tetapi mereka dalam kondisi belum siap, dan ada yang merasa panik ketika tidak menemukan keberadaan tuan muda.

Oleh sebab itu, ia semakin dibuat heran, oleh tuan muda yang memiliki tingkatan dibawah mereka, tetapi dapat lolos dengan selamat walau sendirian.

Tuan muda semakin melampaui ekspektasinya, sikap dan cara bertarungnya seperti seseorang yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam medan pertempuran.

Akupun berdiri setelah menenggak jus Chersei. Kemudian menjawab sembari merapikan diri.

"Aku hanya beruntung, memiliki banyak item pendukung dan juga artefak."

Kepala kesatria menengok sembari menyeringai, kemudian kembali bertanya.

"Walau begitu, hal yang tidak masuk akal, untuk menyelesaikan dungeon dengan tingkatan lebih tinggi dari anda. Apalagi anda melakukan itu seorang diri."

Ya, perlu usaha mati-matian dan banyak pengalaman, untuk melakukan hal seluar biasa itu.

Walau kamu memiliki perlengkapan yang mendukung sekalipun, percuma jika tidak bisa mengeksekusi dengan baik.

Pandangan kepala kesatria kembali beralih, merasa tuan mudanya tidak akan menanggapi. Raut wajah tuan muda benar-benar berubah menjadi lebih dewasa, begitu tenang tidak seperti anak seusianya.

Seperti seseorang yang sedang menyembunyikan banyak hal, membuat kepala kesatria semakin dibuat penasaran olehnya. Apa yang telah nyonya lakukan, sampai membuat tuan muda yang pemalu dan pengecut itu berubah drastis?

Setelah berpikir demikian, kepala kesatria menurunkan tangannya yang bersilang. Aliran energi mulai melewati pembuluh darah pada otot-otot lengannya,

Wajahnya yang sebelumnya santai, sekarang terlihat agak serius, dan suara berat terdengar saat jakunnya mulai bergerak.

"Seperti rencana, saya akan memasuki ruang boss terlebih dulu, untuk memastikan situasi."

Telapak tangan kasarnya menapak dikedua sisi celah gerbang. Suara dentingan logam dan batuan yang tergores membuat pendengaran terasa ngilu.

Ekspresi semua orang terlihat serius. Begitu juga denganku, aku hampir dibuat tewas oleh monster raksasa dibalik gerbang ini.

Tekanan energi yang begitu kuat sangat mengintimidasi, ketika celah gerbang semakin terbuka lebar. Beberapa saat setelahnya semua orang seakan membeku,

...(Anda terkena efek Fear).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity di aktifkan efek Fear berhasil dinetralkan).♪.♪.♪...

Tetapi tidak dengan kepala kesatria, yang memajukan beberapa langkah, setelah membuka gerbang yang segera kembali menutup dengan bunyi. Klank.♪.♪.♪

Suaranya memecah kesunyian area luas, berwarna hijau yang dipenuhi akar-akar besar ini. Tidak seperti saat aku memasukinya sendiri, Great Serpent membuka mata segera setelah pintu gerbang terbuka.

Walau demikian, sepertinya dia merasa waspada, sebab ada seseorang yang lebih kuat darinya. Kepala kesatria tidak terpengaruh samasekali oleh intimidasi dari tatapan mata kuningnya itu.

Beberapa waktu kami saling mewaspadai, semua orang menarik napas dalam, dan...

Shaaaaaa...

Dentang!

Great Serpent lantas beranjak dari persinggahannya, menerjang kepala kesatria yang segera mencabut pedang untuk beradu dengan taring besarnya.

Kedua kesatria segera berlari dengan arah berlawanan, kemudian melompat ke atas tubuh raksasa Great Serpent yang menggeliat, dan hendak mencambukkan ekornya.

Dentang! Dentang! Sabetan pedang dengan lintasan biru dan merah, mulai menggores sisik tebal Great Serpent yang bergerak membabi-buta.

Dua pendukung segera mengeluarkan rantai dan rawa untuk menahan pergerakan.

"Tuan muda!"

Splraaaatttt...

Wussh...

Kepala kesatria berteriak sembari melompat tinggi. Semburan racun Great Serpent hampir saja melelehkan tubuh berototnya. Namun itu lolos mengarah padaku yang segera menghindar.

Swooooosh...

Aku berlari memutar kesamping, menghindari semburan racun Great Serpent yang mengikuti pergerakanku. Melihat itu, kepala kesatria yang tengah melayang di udara segera mengalirkan energi pada kaki, dan...

Duak! Bam!

Tukikan kakinya menghantam kepala Great Serpent, sampai membuat mulutnya yang menyembur menutup seketika, saat rahang bawahnya menghantam lantai batuan dengan meriah.

Great Serpent lantas meronta begitu hebat, membuat rantai dan genangan lumpur yang menahan tubuh raksasanya menjadi tidak berguna.

Dua kesatria yang telah banyak menyayat tubuh Great Serpent segera menjauh, saat kepulan debu mulai menghalangi pandangan di sekitar tubuh Great Serpent yang meronta.

Shaaaaaa...

Wussh...

Tubuh kepala kesatria terpelanting ke atas, saat kepala Great Serpent terangkat tiba-tiba. Tetapi dia segera bermanuver dan membalikkan tubuh di udara.

Aku yang berjarak cukup dekat segera menendang tanah tinggi-tinggi, sampai posisiku sejajar dengan pandangan Great Serpent.

"Rasakan racun mu sendiri sialan!"

Shout... Crank!

Shaaaaaa...

Great Serpent lantas mendesis keras, saat aku melempar botol kaca kecil berisi racun pada matanya, membuat mata kuningnya meleleh. Iapun mengibaskan kepala, menggeliatkan tubuh, dan menghantamkan ekornya.

Membuat kepulan debu tebal menutupi seluruh keberadaannya.

"Semua, menjauuh!"

Akupun berteriak, semua orang yang mendengar segera menjaga jarak. Aku berlari sembari membuka fitur pemetaan ★Pyxis★.

"Kepala kesatria, 37° ke atas arah barat daya?"

"Dimengerti!"

Dentang!

Suara hantaman logam terdengar dari keberadaan kepala kesatria, yang tengah melompat sembari memegang pedang secara diagonal. Tubuh besarnya yang melayang terhempas beberapa meter tanpa sebab.

Sepertinya itu sabetan ekornya. Menyadari itu, akupun segera menginstruksi yang lain. Lawan kami sekarang tidak terlihat,

Walaupun kami dapat merasakan gelombang energi, tetapi kami tidak tahu pasti posisi tubuh dan arah serangannya.

Dua pendukung kembali mengaktifkan skill untuk menahan pergerakan. Dua kesatria segera melaju dari kedua sisi, dan sabetan pedang mereka sepertinya berhasil mengenai, tetapi...

Splraaaatttt...

Cairan hijau menyembur secara vertikal, membuat akar di langit-langit meleleh dan berjatuhan, racun Great Serpent juga ikut menghujani. Membuat kami terpaksa kembali menjaga jarak.

Strategi kami adalah mengurangi kekuatan Great Serpent sebanyak mungkin, kemudian aku memberikan serangan terakhir. Akupun memantau peta, setelah melihat semua orang menjauh, akupun lantas membidik.

Pewww!✧✧✧ Shoooot!

Shaaaaaa...

Sudah pasti itu mengenai kepalanya, sebab dia berhenti menyemburkan cairan asam. Kepala kesatria tidak akan memberikan serangan kuat, sebab aku yang meminta agar dia tidak mencuri buruanku.

Oleh sebab itu, dia hanya akan menahan dan juga menghalau serangan yang berbahaya bagi kami.

Great Serpent menerjang ke arah salah satu kesatria. Akupun menginstruksi agar dia menghindar. Kemudian kesatria lainnya menyerang secara diagonal dari arah sebaliknya.

Dua pendukung kembali menggunakan skill, membuat pergerakan Great Serpent tertahan sementara. Kepala kesatria kembali menghantam kepala Great Serpent, sampai membuat batuan kasar di bawahnya menjadi kawah.

Perlahan tapi pasti, Great Serpent yang semakin terluka mulai menampakkan diri. Kedua kesatria yang sudah melihat keberadaan lawannya, segera melompat menaiki tubuh besar Great Serpent, dan menyayat sisiknya yang sudah banyak dipenuhi luka.

Shaaaaaa...

Tetapi tekad bertahan hidup Great Serpent juga tidak pudar samasekali. Matanya yang tinggal sebelah sekarang berubah menjadi merah.

Kondisi ini tidak terjadi saat dia melawanku. Mode mengamuk, dimana statistik akan dinaikkan secara signifikan dalam waktu tertentu...

!!!

Aku lantas melebarkan mata, ketika sisik hijau gelapnya juga ikut berubah menjadi semerah darah. Akupun menelan ludah.

Itu bukan hanya mode mengamuk biasa. Ini merupakan kasus yang benar-benar langka...

"Tidak mungkin, apa dia ber-evolusi?"

"Sialan! Pak, apa yang harus kita lakukan?"

"Dia bukan lagi monster yang bisa kami atasi."

"Serang-serang, cepat serang sebelum dia selesai ber-evolusi..."

Adalah tindakan bodoh, jika melakukan penyerangan terhadap monster yang sedang melakukan proses evolusi.

Walaupun dia tidak dapat bergerak saat proses itu, tetapi kepadatan energi negatif yang menyelimuti tubuhnya sangatlah berbahaya.

Itu akan menyebar dan membuatmu terkontaminasi. Dalam kasus yang parah, kamu akan kehilangan akal dan memasuki mode mengamuk.

Sepertinya semua orang merasa panik. Ya, aku juga tidak bisa memungkiri, kalau tubuhku sekarang tidak bisa berhenti gemetaran.

Tetapi rasa takut bukan berarti kamu seorang pengecut, itu sifat alamiah yang dimiliki semua mahkluk hidup agar dapat bertahan.

Yang terpenting adalah bagaimana cara kamu mengatasinya. Akupun menarik napas dalam kemudian mengembuskan nya kembali. Setelah cukup tenang, pemikiran mulai mengalir begitu cepat untuk mencari solusi.

Evolusi dari Great Serpent adalah Blood Serpent. Monster rank 'A. Walau bukan monster tipe boss, tetapi kekuatannya jangan ditanya lagi.

Sedangkan yang terkuat di antara kami adalah kepala kesatria, yang merupakan level 5, atau rank 'C.

Walau demikian, ini bukanlah situasi yang benar-benar putus asa. Kami bisa menghadapinya jika bertindak dengan cukup tenang.

Butuh waktu beberapa menit, untuk monster selesai ber-evolusi. Saat dia baru selesai aku akan...

"Hyaaa...!"

"Hoii! Hentikaan!"

Dentang!

Akupun lantas mengalihkan pandangan. Di kejauhan, terlihat kepala kesatria tengah beradu pedang dengan salah seorang kesatria yang terlihat panik,

Dan yang lainnya juga terlihat ikut menghentikan temannya, yang hendak menyerang Great Serpent yang sedang ber-evolusi itu.

Akupun berlari mendekat. Mengitari tubuh raksasa Great Serpent, yang tertutupi kabut hitam seperti kubah dengan kilauan violet, yang mulai mengeras menjadi crystal.

Setelah aku mendekat, pria besar lainnya segera menarik temannya yang panik, untuk kemudian menenangkannya.

Kepala kesatria kembali menyarungkan pedang, kemudian beralih pandang pada tuan muda yang mendekat dan berkata.

"Sepertinya situasi jadi lebih berbahaya. Akan sangat sulit jika saya tidak turun tangan. Apa tuan muda memiliki saran?"

Sepertinya dia ingin membuatku mengambil keputusan, ya, sejauh ini aku yang telah memimpin. Aku juga sudah memikirkan beberapa solusi segera setelah melihat situasi ini.

"Tidak ada gunanya menyerang sekarang. Lebih baik kita menyerangnya segera setelah dia selesai ber-evolusi."

Ya, perlu adaptasi bagi monster setelah mendapat kekuatan baru, kita harus memanfaatkan momentum itu untuk menaikkan tingkat keselamatan.

Kepala kesatria menyeringai ketika mendengar jawaban yang diharapkan, apalagi tuan muda bersikap begitu tenang walau dalam situasi yang cukup kacau.

"Sepertinya anda sudah benar-benar memahami situasinya."

"Tetapi seperti yang anda lihat, beberapa dari kami hampir kehabisan energi. Apa anda berkenan untuk membagi beberapa batu energi pada kami?"

Ya, tidak heran, mereka sudah sering menggunakan skill-nya selama ini. Pasti sebab itu juga mereka tidak merasa tenang.

Akupun mengangguk. Kemudian merogoh tas spasial, untuk mengambil beberapa batu energi.

"Kalian bisa menggunakannya. Apa kalian membawa artefak untuk menyerapnya?"

Perlu perantara untuk menyerap batu energi.

Crystal yang menjadi cangkang batu energi merupakan energi negatif yang dipadatkan, sebab proses pembentukannya adalah di dalam tubuh monster.

Kepala kesatria menerima batu energi yang diberikan tuan muda. Iapun tersenyum kemudian menjawab.

"Terimakasih. Kami sudah menyiapkannya, anda tidak perlu khawatir."

Dengan begitu semua orang mulai bersiap. Setelah mengatur strategi, kami mulai menyebar di segala sisi. Pertarungan panjang akan sangat merugikan.

Kami akan mengerahkan serangan terkuat, sebelum Great Serpent yang sudah ber-evolusi menjadi Blood Serpent itu menyadari situasi sepenuhnya.

Beberapa menit kemudian. Cangkang hitam keunguan yang menyelimuti Great Serpent mulai retak, semua orang segera menyiapkan skill terkuatnya.

...(Volcano Flare).♪.♪.♪...

Kesatria yang memiliki atribut api mengangkat tinggi-tinggi pedangnya yang membara, diselimuti lava yang menyembur vertikal.

...(Frost Gletser).♪.♪.♪...

Kesatria yang memiliki atribut es melebarkan pedang beku nya kesamping, membuat udara di sekitar juga ikut membeku.

...(Abyss Swamp).♪.♪.♪...

Pusaran lumpur hitam tiba-tiba saja keluar, menghisap pijakan tubuh Great Serpent yang mulai bergerak.

...(Chain Jail).♪.♪.♪...

Ratusan rantai-rantai besar mencuat keluar dari batuan, saling melilit melingkar, memenjarakan tubuh raksasa Blood Serpent.

Kepala kesatria mengambil posisi kuda-kuda, sembari memegang pedang yang masih disarungkan pada pinggangnya.

Sedangkan aku hanya berdiri beberapa puluh meter di depan Blood Serpent.

Krak! Krak! Crank!

Suara retakan dan pecahan crystal terdengar. Pertanda monster di dalamnya telah selesai ber-evolusi. Disusul dengan suara desisan keras memekakkan telinga.

Shaaaaaaaaaaa!

Beberapa saat setelahnya, rantai merah gelap yang memenjarakan tubuh Blood Serpent berguncang hebat.

Pria besar yang memiliki skill tersebut mengucurkan banyak keringat, kemudian ia berteriak.

"Saya sudah tidak bisa menahannya lagi!"

Draaank!

Rantai-rantai itu lantas membuncah me-mental ke segala arah. Memperlihatkan Blood Serpent yang separuh tubuhnya hampir tenggelam, dilahap oleh lumpur hitam beracun. Iapun menggeliat hebat untuk meloloskan diri.

Dan kedua kesatria yang sudah bersiap, segera melaju dengan kecepatan tinggi.

Pilar api membara menyabet tubuh besar Blood Serpent, memberikan luka bakar yang cukup dangkal.

Disusul dengan crystal-crystal es yang membekukan area sekitar, membuat tubuh Blood Serpent tidak bisa bergerak. Tetapi itu hanya sementara...

Shaaaaaaaaaaa...

Craaank!

Desisan keras kembali menggema. Lontaran crystal es menyebar di seluruh ruang. Pengguna rantai segera melindungi pengguna lumpur, yang berusaha mempertahankan skill-nya.

Sedangkan kepala kesatria...

...(Thousand Wind Blade).♪.♪.♪...

Astaga.

Tiba-tiba saja tubuh besar kepala kesatria melesat begitu cepat, seperti sedang ber-teleportasi. Dan ribuan sayatan angin mulai menyabet tubuh Blood Serpent dari segala sisi.

Shaaaaaaaaaaa!

Blood Serpent mendesis keras saat tubuh kolosal-nya tercabik cukup dalam, membuat wujud yang sebelumnya pulih, kembali terluka parah.

Swooozzz...

Semburan lava panas keluar dari mulutnya, bergerak memutar seakan ingin menyapu keberadaan kami. Membuat semua orang lantas menjaga jarak cukup jauh.

Lantai batuan kasar seketika meleleh, ruang yang sebelumnya lembab sekarang terasa panas. Tidak ada lagi yang bisa menahannya untuk mengamuk.

Atribut alamnya telah berubah menjadi api setelah ber-evolusi. Dia kebal terhadap racun maupun panas, ketahanannya sudah jangan ditanya lagi.

Bahkan serangan terkuat kesatria peringkat tinggi tidak mampu untuk melumpuhkannya. Tetapi apa kamu bisa menghalau ini...

...(Max Reload).♪.♪.♪...

Butuh banyak energi untuk melakukan pengisian maksimal, oleh sebab itu aku tidak berani melakukannya saat berburu sendiri. Satu peluru memerlukan 100 energi, jadi total energiku yang tersisa hanya tinggal 200.

Aku hanya bisa membidik sebanyak tujuh kali...

"Tuan mudaaaa!"

Swooooozzz...

Swooooosh...

Kepala kesatria berteriak dan berlari kencang, ketika semburan lava Blood Serpent mengarah padaku.

...(Scutum Of Wind).♪.♪.♪...

Perisai angin tiba-tiba menyebar di sekeliling tubuhku yang tidak bergeming samasekali. Sepertinya kepala kesatria melakukan tugasnya dengan baik.

Akupun melakukan posisi membidik. Beberapa saat kemudian, akupun menarik pelatuk. Membuat peluru plasma termanifestasi di depan moncong Sadr, tetapi ukurannya semakin bertambah besar.

Dari sebelumnya yang hanya sebesar kelereng, sekarang menjadi sebesar bola golf. Semburan Blood Serpent akhirnya berhenti. 0,8 detik kemudian...

Pewww!✧✧✧ Shoooot!

Peluru plasma melesat dengan kecepatan cahaya, menembus penghalang angin yang menyelimuti ku, dan juga menembus moncong Blood Serpent yang menganga.

Shaaaaaaaaa!

Blood Serpent lantas meraung keras, saat hidungnya tertembus secara diagonal hampir mencapai otaknya.

Walau demikian, dia masih tetap bertahan, dan menghantamkan tubuh dengan hebat. Membuat ruang hijau dipenuhi akar besar yang mulai terbakar dan meleleh ini sangat berguncang.

Beberapa saat setelahnya, sisik-sisik merah besarnya terbuka. Sialan! Ini berbahaya...

"Semua seraaaang! Jangan biarkan dia mengeluarkan gas beracunnya!"

Akupun berteriak. Dan semua orang yang menjaga jarak segera berlari mendekat sembari melancarkan serangan.

Skill atribut api sebenarnya tidak terlalu berguna, tetapi sebab itu serangan milik kesatria pengguna pedang, dampak fisiknya masihlah ada.

Serangan es sangat membantu, beberapa sisik yang hendak mengeluarkan asap beracun jadi tersumbat. Kedua pendukung lainnya juga ikut berusaha menahan pergerakan.

Dan kepala kesatria kembali melakukan serangan fatal. Tetapi gas beracun mulai bocor, dan semua orang kembali menjauh menjaga jarak.

Kalau dibiarkan, ruangan ini akan dipenuhi asap beracun yang sangat mematikan. Akupun berlari mengitari tubuh Blood Serpent yang sedang melingkar.

Ketika menggunakan skill itu, dia akan masuk dalam mode bertahan, dengan menyembunyikan kepalanya di tengah. Sisik-sisik kerasnya akan menghalau serangan, asap beracunnya akan melumpuhkan lawan.

Walau begitu dia bertindak cukup bodoh. Akupun mengantongi beberapa batu pemulihan, kemudian...

Swooooosh...

""Tuan muda jangan mendekat kesana!""

Akupun berlari kencang mendekati tubuh Blood Serpent yang enggan beranjak.

Semua orang sepertinya merasa panik, tetapi jika dibiarkan kita semua akan mati tanpa melakukan perlawanan.

Kepala kesatria ingin kembali memberi perlindungan, tetapi sayang sekali, skill-nya butuh waktu beberapa menit agar dapat digunakan lagi.

Gas beracun mulai memasuki pernapasan, semua inderaku terasa sakit.

Pandanganku menjadi merah, kemungkinan aku mengalami pendarahan. Pendengaranku juga kabur.

Akupun menggigit bibir bawahku, untuk mempertahankan kesadaran yang semakin pudar. Kemudian menelan batu pemulihan ketika kondisiku benar-benar kritis.

Wussh... Swooooosh...

Akupun melompat berlari di atas tubuh raksasa Blood Serpent. Bahkan butuh beberapa waktu untuk mencapai kepalanya yang tersembunyi, dengan kondisi tidak menguntungkan seperti ini.

Akupun kembali menelan batu pemulihan. Dan kembali berlari dengan langkah yang terasa berat. Walau tubuhku sudah dipulihkan sepenuhnya, tetapi racunnya menyebar begitu cepat.

Akupun terjatuh dan memuntahkan darah. Dengan susah payah aku merangkak.

Suara teriakan para pria besar terdengar samar, mereka seharusnya tidak mendekat jika tidak ingin mati.

"Hahaha... ketemu juga kepalamu dasar ular bodoh."

Shhh...

Akupun menodongkan revolver dengan tanganku yang gemetar. Aku menyakiti diri sendiri dan memperkuat tekad. Akan tetapi...

...(Anda terkena efek Fear).♪.♪.♪...

...(Noble Dignity diaktifkan efek Fear berhasil dikurangi).♪.♪.♪...

Blood Serpent tiba-tiba membuka mata merahnya, membuat tubuhku seketika membeku. Sepertinya skill pasif-ku tidak bisa menetralkan efek debuff dari monster rank tinggi. Walau begitu...

Gluk.♪.♪.♪ Akupun menelan batu pemulihan yang aku simpan di mulut, dan...

"Kau pikir aku akan menyerah begitu saja hah?!"

Akupun berteriak, dengan tekad membara aku menarik pelatuk...

Pewww!✧✧✧ Shoooot!

Shaaaaaaaaaaa! [+ 100 exp]

Blood Serpent lantas mendesis keras, ketika matanya yang mengintimidasi tertembus peluru plasma putih platinum secara diagonal ke bawah, melewati otaknya dan menembus mata lainnya.

Dan seketika itu, tubuhnya memecah menjadi asap hitam dengan kilau violet.

Membuat tubuhku yang berada di atasnya ikut terjatuh, bersama dengan drop item yang ia tinggalkan, pertanda pertarungan telah selesai.

Bersambung.

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998

Jangan lupa dukungannya ya, satu like dan komen sangat berarti bagi author.

1
EMP Official
OMG 🤦
EMP Official
astinnya di apain ibu ,?
EMP Official
kamu keren 👍
Bilqies
hai Thor mampir lagi niih
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
sampai di sini dulu, nanti aku mampir lg ❤️❤️
Aegis Aetna: okey kak, terimakasih.
total 1 replies
Amelia
monster apa itu ya 😕😕
Bilqies
aku mampir lagi Thor
Aegis Aetna: makasih kak.
total 1 replies
ATAKOTA_
Kren banget penggambarannya
Aegis Aetna: terimakasih kak.
total 1 replies
Iskandar
serasa baca LN
Aegis Aetna: gak ada lawan bicara jadi full narasi, hehe...
total 1 replies
Zelca
Selalu ingat kata "Di" jika menunjukkan letak/tempat/waktu dipisahkan. and Kesatria × Ksatria ✓
Aegis Aetna: siap kak, tengkyu koreksinya.
total 1 replies
Teteh Lia
wow... dari 135 juta bisa sampe ke 5M...
Aegis Aetna: maklum lelang. Apalagi item langka.
total 1 replies
Iskandar
suka banget sama penulisannya
Bilqies
lanjut thor semangatbterus menulisnya....
Aegis Aetna: siap, lagi proses, udah bikin plot panjang banget, tinggal eksekusi.
total 1 replies
Bilqies
koreksi sedikit ya Thor 🙏
"Merapihkan" itu bukannya kaya gini yaa penulisannya "Merapikan"
Bilqies: sama sama Thor 🤗
Aegis Aetna: aku baru tau. tengkyu kak.
total 2 replies
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍
Amelia
wkwk 😀😀😀
Bilqies
lanjut thor up lagi yaaa
Bilqies: semangat terus Thor /Smile/
Aegis Aetna: siap kak, lagi bikin kerangka dulu.
total 2 replies
Bilqies
mampir lagi Thor...
3 🌹 lagi untuk mu Thor semangat terus yaaa /Smile/
Aegis Aetna: terimakasih. siap.
total 1 replies
Bilqies
hai Thor aku mampir lagi...

3 🌹 untukmu Thor, semangat terus /Smile/
Aegis Aetna: terimakasih banyak.
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor, sementara 1 bab dulu yaa nanti lanjut lagi..
1 🌹 untukmu Thor semangat terus /Smile/
Aegis Aetna: okey terimakasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!