NovelToon NovelToon
Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia

Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia / Penyesalan Suami
Popularitas:13.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Sindya

"Bagaimana rasanya saat menemukan istrinya yang selama ini ia sia-siakan ternyata menjadi seorang pelayan di rumah sahabatnya?"


Nabilla meletakkan secangkir kopi pada tamu majikannya dan saat melihat tanda lahir di punggung tangan Nabila, Amran terkesima dan menatap tajam mata wanita yang sudah ia campakkan tiga tahun ini.

Nabilla gadis yang berusia 20 tahun dengan kesehariannya mengenakan pakaian syar'i lengkap dengan cadarnya.

Ia harus menerima kenyataan pahit setelah tiga bulan bertahan di rumah suaminya, ia harus pergi dari kediaman suaminya karena karena perselingkuhan sang suami. Lagi pula pernikahan mereka hanya sebuah terpaksaan sebagai syarat untuk mendapatkan kedudukan dan harta sang kakek.

"Ikuti kisah cinta mereka yang berakhir dengan tragis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Jangan Pergi Lagi!

Suasana hening terasa mengigit batin Amran saat menunggu Nabilla yang masih belum siuman pasca operasi. Bibir pucat itu terlihat sangat menggemaskan lembut Amran tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengecup bibir Nabilla.

"Cih...! kau seperti seorang putri tidur. Bahkan lebih dari seorang peri yang sedang gagal menjalankan misi. Kenapa aku bisa sangat bodoh membiarkan wanita hebat hampir sempurna sepertimu pergi dari hidupku. Setelah ini, kau tidak akan pernah pergi sampai aku membuat perutmu melendung hamil anakku.

Cepatlah sadar! aku tidak sabar menghamilimu. Bahkan kau tidak akan aku buat beristirahat karena aku ingin bercinta dan bercinta denganmu," tutur Amran dengan menahan air mata bahagianya bisa bersama lagi dengan istrinya setelah tiga tahun berpisah.

Amran tidak ingin memejamkan matanya. Bahkan rasa ngantuk dan lelah tidak lagi ia rasakan. Yang ada saat ini rasa bahagia hingga ia takut untuk memejamkan matanya dan jika bangun, apa yang ia lewati barusan adalah sebuah mimpi karena seringnya ia bermimpi tentang Nabilla dan ketika terbangun yang ia dapatkan hanya kesunyian di kamarnya.

Amran tidak lagi tinggal di apartemen yang sama. Ia bahkan membeli apartemen baru karena ia ingin mulai hidup baru dari nol bersama Nabilla. Sesaat kemudian tubuh Nabilla mulai memberikan respon dari cahaya yang masuk dengan suara mendesis seakan menahan sakit.

"Ssssttt...!" Nabilla merasakan sedikit perih pada perutnya karena semalaman ia belum sempat makan malam.

Amran begitu bahagia melihat tubuh Nabilla mulai bergerak walaupun matanya belum mengerjap. Ia menempelkan bibirnya di pipi Nabilla membuat Nabilla merasakan hembusan nafasnya Amran memaksanya untuk membukakan matanya.

"Sayang!" Kata pertama yang diucapkan Amran membuat hati Nabilla menghangat.

"Assalamualaikum Mas Amran!" ada doa yang masih sempat Nabilla ucapkan untuk keselamatan suaminya melalui salam hangatnya.

"Waalaikumuslam istriku Nabilla!" Amran mengecup pipi dan kening Nabilla bersamaan dengan air mata yang menetes dari matanya yang terasa kembali panas.

"Mengapa mas Amran menangis? aku belum matikan?" tanya Nabilla dengan suara melemah.

"Kamu tidak boleh mati karena aku tidak akan mengijinkannya," ucap Amran dengan suara yang terdengar serak.

"Apakah aku ada di rumah sakit?" tanya Nabilla.

"Hmm!" Amran hanya mengangguk.

"Cepatlah sembuh! Supaya aku bisa membawamu pulang," ucap Amran.

"Apakah mas Amran marah padaku?"

"Maunya begitu, tapi aku takut kamu pergi lagi," ujar Amran mencoba untuk tersenyum.

"Masya Allah. Tenyata senyum ini sangat membuatku terpesona. Suamiku makin tampan. Setelah sekian lama aku baru melihat bibir itu berhasil melengkung membentuk senyuman indah," batin Nabilla tak lepas berani menatap wajah tampan suaminya.

"Apakah kamu merindukanku, Nabilla?" tanya Amran membuat wajah Nabilla tersipu malu.

"Senyum lagi mas! Aku ingin melihatnya," pinta Nabilla.

Permintaan kecil Nabilla membuat Amran merasa sangat berdosa pada istrinya." Astaghfirullah..! Apa yang selama ini aku lakukan pada istriku? bahkan sedekah yang paling ringan sekalipun tidak bisa ku berikan kepadanya padahal hak sederhana ini bisa membuatnya bahagia." Air mata itu kembali menetes.

"Aku janji Nabilla, aku akan tersenyum padamu setiap saat jika kita sedang bertatapan seperti ini," ujar Amran.

"Apakah aku harus pergi dulu dari kehidupanmu hanya untuk mendapatkan ketulusanmu, mas Amran?" tanya Nabilla sambil menarik nafasnya halus.

"Aku minta maaf! maafkan aku, sayang! Nabilla, istriku. Aku sangat mencintaimu!" ucap Amran lagi-lagi penuh penyesalan pada Istrinya yang selama ini ia abaikan perasaan Nabilla.

Amran baru menyadari sesuatu bahwa ia harus menekan tombol nurse call untuk memberitahukan keadaan istrinya yang sudah siuman.

"Sayang. Kamu harus diperiksa dulu sama dokter ya!"

"Aku mau pakai cadar mas," pinta Nabilla.

"Tidak usah kuatir. Mereka semuanya wanita. Baik dokter maupun perawat yang menangani tubuhmu. Aku tidak ijin satu pria pun melihat wajahmu apalagi menyentuh tubuhmu," ucap Amran.

"Tapi aku nggak nyaman bicara dengan mereka tanpa cadar," bantah Nabilla.

"Baiklah. Aku akan memasang cadar padamu." Amran mengenakan cadar di wajah istrinya bertepatan dengan suster dan dokter yang membuka pintu kamarnya.

"Permisi, selamat pagi! Ada apa tuan?"

"Istri saya sudah siuman, dokter."

"Permisi Tuan! biarkan saya periksa dulu keadaannya," ucap dokter Nella.

"Keadaannya sudah membaik. Hanya tinggal pemulihannya saja. Paling tiga hari lagi, nona Nabilla bisa dibawa pulang," ucap dokter Nella.

"Apakah istriku bisa berjalan dokter?" tanya Amran ragu.

"Tetap berlatih berjalan agar otot perutnya tidak tegang. Jangan makan makanan yang keras dulu karena lukanya masih basah. Minggu depan kontrol lagi ke sini," lanjut dokter Nella.

"Baik dokter. Terimakasih untuk segalanya," ucap Amran bahagia.

"Permisi Tuan." Seorang suster membawakan bubur ayam untuk Nabilla.

Amran membuka penutup plastik mangkok bubur itu." Kamu harus makan ya sayang supaya bisa minum obat." Amran menyuapi Nabilla yang sudah membuka lagi cadarnya.

"Ya Allah. Aku rela tubuhku ditembak orang jika bisa hanya untuk mendapatkan perhatian besar dari suamiku seperti ini. Apa lagi dia mencintaiku. Terimakasih ya Allah. Apakah ini hadiah dari buah kesabaranku?" tanya Nabilla membatin.

"Kenapa menangis sayang?" tanya Amran di sela-sela menyuapi istrinya.

"Because right now I'm happy, honey. I am happy because my husband gives his love for me alone," ucap Nabilla.

"Forgive me Nabilla! I just realized that I love you too much after rigid disappeared from my life (Maafkan aku Nabilla. Aku baru menyadari bahwa aku sangat mencintaimu ketika kamu menghilang dari hidupku).

"Tunggu! Sayang, apa pendidikan terakhirmu?" tanya Amran saat ia baru menyadari sesuatu pada istrinya ketika Nabilla mengajaknya bicara dengan menggunakan bahasa Inggris.

"Aku..?" tanya Nabilla menunjukkan dirinya sendiri.

"Aku sudah menamatkan S2 dengan dua jurusan sekaligus dalam kurun waktu satu tahun di salah satu universitas bergengsi di London Inggris. Aku mengusai sepuluh bahasa di dunia. Jadi, jangan coba-coba menipuku dengan bicara rahasia padaku dengan orang lain karena bahasa planet pun aku bisa," canda Nabilla sambil terkekeh.

Hati Amran langsung melumer saat melihat tawa istrinya yang begitu lepas dan itu terlihat sangat cantik sekali. Ia menghentikan menyuapi istrinya dan fokus menikmati tawa indah itu.

"Perasaan matahari belum menampakkan cahayanya karena masih menjelang fajar. Tapi matahari hatiku sudah terbit duluan dari wajah cantik istriku yang Sholehah. Ya Allah, kenapa baru sekarang ini aku menyadari kebodohanku," sesal Amran tak berkesudahan.

Nabilla menunduk malu saat Amran menatapnya lebih intens." Maafkan aku ...-" Amran langsung menyambar bibirnya Nabilla karena ia sudah tidak tahan memagut bibir itu sejak tadi.

Keduanya saling berciuman dari menuntun hingga tidak sadar jadi menuntut. Ciuman itu berlangsung panas hingga keduanya sudah saling bertukar saliva.

1
Erry Zaidah Luthfiyah
aq suka bangt karya² anda author, menginspirasi bngt dlm kehidupan sehari², kdg baca ada hal yg menggugah peningkatan keimanan, saat iman kita lg down.
pokoknya the best outhor ni.
ditunggu karya² emas lainnya ya، lope² sekebon ya othor.
fans dari jambi
Nispu Wati
Ya Allah coba nyata,betapa sejahteranya
Rakyat
Erry Zaidah Luthfiyah
seandainya presidenku spt pak amran n nabila, pasti rakyat akan sejahtera
girlcant
good
Nispu Wati
Itu pasti modus pembunuh bayaran
Agar bisa menangkap tamara
Dan membunuh EL
girlcant
ya Allah/Sob//Sob//Facepalm/
girlcant
ngakak ya Allah/Sob//Sob//Sob/
anabellaruby💝
🤣🤣🤣🤣 tambah lagi pusing nya amran
anabellaruby💝
wah Nabilla nya cerdik Thor aku salut...
anabellaruby💝
/Drool//Drool//Drool/
anabellaruby💝
waww...cucok semua visual nya thorrr
anabellaruby💝
Amran..... Amran selangkang mulu
Yuni Lestari
Luar biasa
Nispu Wati
Jgn sampai nikah sama nadia
Nispu Wati
Sakira jodohkan dgn Adam aja thor
Kayanya nadia gak cocok dgn adam
Ari Nuryanti
sukurin
Ari Nuryanti
pelukan berjamaah
Nova Angel
🤭🤭🤭🤭👍👍👍👍
Nova Angel
mantap nabila
Nova Angel
rasain lo egois sih klu udh hilang baru sadar😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!