Kematian tragis ketua gangster Kota M membuat kemarahan anggota gengster. Mereka melakukan sweeping untuk mencari keberadaan si pembunuh. Kondisi Kota tidak dapat dikendalikan.
Kini gangster diambil alih oleh wakil ketua yang lebih bengis. Dia memerintahkan mencari pembunuh bosnya.
Sementara, raja gembolan bawah tanah yang menjadi musuh bebuyutan gangster sangat senang atas kematian ketua gangster. Mereka juga sedang mencari si pembunuh untuk mengucapkan terimakasih.
Bahkan polisi dan pihak militer kewalahan.
"Cucu! Apakah kamu yang melakukannya?" Tanya seorang Kakek berumur depan puluhan tahun. Walaupun tua, badan orang tua itu terlihat tegap dan kuat.
Gadis itu tidak menjawab, dia langsung mematikan ponselnya dan memasuki asrama.
Polisi sendiri kesulitan mencari pelaku karena tidak ada alat bukti yang kuat. Polisi hanya menemukan, tulang di bagian dada patang akibat pukulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BagusBLTR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Wang
"Paman, apakah bisa membantuku?" Tanya Dara.
"Tentu saja, Nona! Ah, begini saja, Anda bisa mengakuisisi salah satu perusahaan yang Anda sukai. Tuang Wang tentu saja bisa merekomendasikan untuk Anda. Aku akan membantu prosesnya."
"Betul juga. Kenapa tidak terpikirkan olehku? Aku ingin mendirikan perusahaan farmasi, Paman." Ucap Dara.
"Nona, aku tahu. Tapi itu, yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah pabriknya. Karena itulah yang akan digunakan untuk produksi." Ujar Shaoyun.
"Ah, iya, aku baru ingat, ada sebuah pabrik di pinggiran kota yang lama tidak beroperasi karena perusahaannya tutup. Tuan Wang, Anda pasti tahu itu, bukan?" Sahut Robby.
"Iya, Tuan Robby. Mungkin Nona Dara tertarik. Aku ingin Nona ke sana besok bersamaku." Shaoyun menanggapi Robby.
"Paman, Besok rekrut orang yang kamu percaya, aku akan menyerahkan semua padamu.." Sahut Dara.
"Paman Robby, aku sudah banyak merepotkanmu. Aku ingin berterimakasih padamu." Dara menundukkan kepala pada Robby.
"Eh, Nona, tidak, tidak! Aku senang membantumu. Tanpa Anda, mungkin aku tidak akan menjadi sebesar ini." Robby buru-buru menyela.
"Paman, apa maksudmu?" Dara penasaran dengan ucapan Robby.
"Ah, iya, maksudku, Kakek telah sembuh berkat Anda. Aku tidak merasa merepotkanmu." Robby kembali gugup.
"Baiklah, Paman. Aku pergi dulu. Ada urusan yang harus aku selesaikan." Kemudian Dara dan Shaoyun pergi. Robby diam-diam melakukan panggilan.
*****
Vila Keluarga Wang
"Tuan Besar, Tuan Muda Pertama bersama gadis itu pergi ke kediaman Tuan Robby. Hanya itu yang aku tahu. Tidak ada informasi lainnya karena kami tidak mungkin mengintai lebih dekat." Lapor seorang bawahan.
"Baik, pergilah!" Jawab Wang Hao.
"Kakak, kita harus bertindak, gadis itu akan menyusahkan kita di masa depan." Kata Wang Ming.
"Wang Hao mengangkat tangannya, "Kamu mau Keluarga kita hancur? Selidiki dulu apa hubungan gadis itu dengan Robby. Ingat! Walau kita keluarga beladiri, Keluarga Hadinata adalah Keluarga terbesar yang juga memiliki banyak ahli beladiri. Jangan sampai karena gadis itu kita berseteru dengan Keluarga Hadinata."
"Kita tidak akan bertindak sebelum semuanya jelas. Adik, suruh beberapa orang mengawasi Shaoyun secara intensif. Jangan pernah mengambil tindakan tanya perintahku!" Lanjut Wang Hao.
"Baik Kakak. Tapi aku penasaran, kenapa gadis itu sangat kuat? Sebenarnya seberapa kuat tingkat beladiri gadis itu?" Pertanyaan Wang Ming seperti ditujukan pada dirinya sendiri.
"Awasi gadis itu jika ingin tahu!" Wang Hao terlihat kesal. Bukan karena Wang Ming menanyakan hal itu, namun, karena merasa Keluarga Wang dipermalukan oleh Dara.
Seorang bawahan masuk, "Tuan Besar, bawahan melihat gadis itu menuju asrama Universitas Harapan. Beberapa polisi menyamar mengikutinya, termasuk Kapten Baron. Orang-orangku masih terus mengawasi mereka."
Wang Hao terlihat heran, "Di mana gadis itu kuliah?"
"Universitas Utama, Tuan Besar." Jawab bawahan.
"Hmmmm, untuk apa dia ke sana?" Guman Wang Hao. "Dojo, terus awasi gadis itu dan laporkan perkembangannya. Aku ingin besok sudah mendapat laporan lengkap mengenai hubungan gadis itu dengan Keluarga Hadinata!" Lanjut Wang Hao.
"Baik, Tuan Besar. Kalau begitu bawahan undur diri." Kemudian bawahan itu keluar dari ruang keluarga.
"Kakak, aku mendengar kabar kalau ada lima belas mahasiswa dari Universitas Utama diculik. Pihak Universitas sudah melaporkan ini pada polisi. Namun belum diketahui pasti siapa atau kelompok mana yang menculik mereka." Wang Ming membuka suara.
"Aku juga membaca beritanya tadi pagi. Apakah gadis itu pergi ke Universitas Harapan ada hubungannya dengan penculikan? Adik, menuritmu bagaimana?" Tanya Wang Hao.
"Aku juga belum tahu, Kakak. Kita tunggu saja perkembangannya. Gadis itu makin misterius saja.
good job
goodluck🙏💪 👍❤
mg samai habis ttp bikin girang 🙏😃
goodjob🙏💪👍❤
saya suka saya syuka...👍