NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Regan

Hari ini Naura tidak masuk kuliah.

Hari ini perempuan itu juga tidak masuk kerja.

Bukan tanpa alasan, sebab hari ini dia akan kembali bertemu dengan Bagas dan laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya. Iya, setelah menerima telepon dari Bagas semalam, akhirnya Naura memutuskan untuk kembali bertemu dengan dua laki-laki itu.

Biarlah, mendengar kata tanggung jawab dari mulut Bagas semalam membuat perasaannya sedikit lega, pun merasa senang karena akhirnya ia bisa melewati semuanya tidak hanya sendirian.

Berbagai rasa penasaran muncul, seolah bertanya kepada dirinya sendiri. Kenapa Regan bisa berubah pikiran?

Apa yang membuat laki-laki itu ingin bertanggung jawab?

Apakah karena sebuah paksaan?

Naura ingin pertanyaan itu terjawab dengan segera.

"Ya, sudah, kalau sekarang tidak bisa, besok saya jemput kamu."

Itu ucapan terakhir dari Bagas semalam. Naura sedikit bersyukur sebab cowok itu yang tidak terlalu banyak tanya ketika ia mengatakan bahwa tidak bisa bertemu semalam. Ada acara dengan teman-teman. Naura mengatakan hal itu, yang untungnya dipercaya oleh Bagas.

Naura juga sengaja bangun pagi dan meminta agar Melody langsung mengantarnya pulang. Meski bawel kebangetan, akhirnya sahabatnya itu mau mengantar dan mau percaya kalau hari ini Naura harus masuk kerja. Tidak bisa ditunda bahkan sampai harus tidak masuk kuliah.

Dipikir-pikir, sejak kejadian mengerikan itu, Naura tidak bisa menghitung sebanyak apa kebohongan yang telah ia lakukan.

Terlalu banyak.

"Kamu pasti bertanya-tanya, kenapa Regan bisa mau tanggung jawab, padahal beberapa hari sebelumnya dia pergi gitu aja layaknya pecundang."

Ucapan Bagas membuat Naura menoleh menatap laki-laki itu. "Iya, aku penasaran. Apa yang bikin dia berubah pikiran," balasnya.

Naura kembali mengalihkan pandangannya ke jalanan sana. Perjalanan kali ini membuat dahinya tidak berhenti mengerut, heran karena merasa ada yang beda dengan jalanan yang ia lalui ketika ke rumah Bagas waktu lalu.

Meski tidak tahu jalan, Naura masih ingat betul jalan mana saja yang ia lalui bersama Bagas waktu itu, sedangkan sekarang sepertinya mereka melalui jalan yang berbeda. Entah tempat tujuannya yang juga beda atau Bagas memilih jalan alternatif lain. Yang pasti, Naura tidak mau bertanya soal itu.

"Nanti kamu juga pasti tahu apa yang bikin Regan berubah." Dengan mata yang masih fokus ke jalanan, Bagas kembali berkata. "Jangan terlalu tegang, santai aja. Apalagi pas kamu berhadapan langsung dengan Regan nantinya.'

Naura tidak tahu kenapa Bagas bisa mengira kalau ia setegang itu sekarang. Apakah dilihat dari raut wajahnya? Atau dari cara bicaranya?

Memang benar, Naura sedikit tegang. Gugup. Takut. Jantungnya bedetak lebih cepat, dengan keadaan hati yang juga tak kalah resah.

Bagaimanapun, meski waktu itu ia sudah bertemu dengan Regan, kemungkinan kali ini keduanya tidak hanya bertemu, melainkan akan berbicara satu sama lain.

Naura takut kalau dia tidak bisa mengontrol dirinya.

Takut kalau tubuhnya akan bergetar hebat dan malah sampai tidak bisa bicara.

"Oh, iya, saya lupa kasih tahu. Sebelum kebingungan, sebenarnya sekarang kita nggak lagi ke rumah saya."

Seketika Naura kembali menoleh, menatap Bagas yang masih sibuk mengemudi. Mengerutkan kening tanda merasa bingung dengan ucapan cowok itu. "Kalau bukan ke rumah kamu, kita ke mana?" tanyanya.

"Kita ke rumah Regan, dan kamu akan bertemu dengan keluarganya."

Gila.

Jantung Naura terasa seperti jatuh saat itu juga.

Napasnya tercekat, dengan tubuh yang semakin menegang. Jadi, ia akan bertemu dengan keluarganya Regan?

***

Ada dua hal yang membuat Naura terkejut ketika dirinya baru saja turun dari mobil milik Bagas. Pertama, terkejut karena rumah yang mereka datangi bukan rumah biasa, melainkan rumah yang demi apa pun, membuat Naura sedikit menganga di tempatnya.

Besar. Luas. Mewah. Dan masih banyak lagi. Naura tidak bisa mendeskripsikan saking bagusnya rumah itu. Apakah ini rumah Regan? Sebesar ini? Sebagus ini?

Naura mendapatkan satu kenyataan bahwa ternyata Regan merupakan orang yang berada, jauh terbalik dengan ekspektasinya.

Bukannya menilai seseorang dari luarnya, tapi jika melihat bagaimana penampilan seorang Regan waktu itu, Naura tidak berpikir sedikitpun kalau cowok itu berasal dari keluarga berada seperti ini. Ia pikir dia hanya preman jalanan dengan gaya urakannya.

Namun ternyata salah.

Satu hal lagi yang membuat Naura terkejut, yaitu keberadaan orang-orang yang berdiri tepat di depan pintu besar rumah itu. Sekitar empat orang, dua laki-laki dengan tubuh jangkung dan tegap, dan dua perempuan dengan tinggi yang sama, memakai seragam yang kalau tidak salah, khas seperti seragam pelayan. Dan keempat orang itu, memfokuskan mata ke arah Naura, membuatnya sedikit kikuk dan tidak tahu harus bagaimana.

"Ingat, santai dan jangan terlalu tegang."

Demi apa pun, ketegangan yang dirasakan oleh Naura bertambah berkali-kali lipat dari sebelumnya. Bahkan, Naura merasakan lemas di kakinya, akibat getaran yang tak bisa terkontrol. Ayolah, Naura tidak mau seperti ini.

Ia harus bersikap biasa-biasa saja, jangan malah terlihat seolah tengah terintimidasi seperti ini.

Setelah mengangguk singkat, Naura mengikuti Bagas yang sudah melangkah lebih dulu. Mengikutinya dari belakang, dan kembali berhenti ketika Bagas juga menghentikan kakinya tepat di depan pintu rumah besar itu.

Naura tidak tahu sedekat apa Bagas dengan keluarga Regan, yang pasti ia dibuat heran ketika keempat orang tadi terlihat begitu menghormati Bagas dan sangat menyambut kedatangannya.

"Silakan, Tuan, Non, keluarga Januar sudah menunggu di dalam."

Naura tersenyum kikuk ketika pelayan perempuan itu tersenyum ramah ke arahnya. Terlebih, perasaannya dibuat tidak enak lantaran mereka yang memanggilnya dengan sebutan 'Non '. Seumur-umur, bahkan Naura tidak pernah membayangkan bahwa ia akan dipanggil dengan sebutan seperti itu dalam hidupnya. Meski satu kali pun, Naura tidak pernah membayangkannya.

Pintu besar itu dibukakan oleh kedua laki-laki yang Naura yakini, mereka adalah penjaga khusus rumah itu. Setelahnya Naura ikut masuk, mengikuti Bagas yang kini berjalan beriringan dengannya.

Lagi dan lagi, tidak hanya di luar saja, Naura juga dibuat tidak habis pikir lagi dengan isi rumah itu. Terlalu sempurna. Terlalu bagus. Terlalu mewah. Terlalu gila-gilaan hingga ia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya sekarang.

Seperti takjub dan merasa tidak menyangka kalau dalam hidupnya, Naura akan menginjakan kaki di rumah semewah ini.

"Naura, kamu sudah siap?" Bagas berhenti dan menatap Naura dengan tatapan yang terlihat seolah tengah berusaha menenangkan. "Tarik napas dulu. Kamu nggak perlu takut, kamu aman di sini. Yang penting, ketika ditanya, kamu jawab dengan jujur. Sejujur-jujurnya."

Meski tidak bisa melakukan apa yang dikatakan oleh Bagas barusan, meski perasaannya tidak bisa tenang, meski masih merasa takut, meski jantungnya masih berdetak cepat, meski kakinya masih gemetar, meski semuanya masih tak terkendali, Naura tetap menganggukkan kepalanya.

Karena hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

Bagas hanya tersenyum kecil, kemudian kembali berjalan. Membuat Naura kembali mengikutinya dari belakang.

Entah akan ke ruangan mana, Naura merasa kalau kakinya sudah berjalan jauh tapi belum sampai ke ruangan tujuan juga. Saking luasnya, bahkan Naura tidak bisa menghitung berapa jarak antara dinding satu ke dinding yang lainnya.

Bersamaan dengan kakinya yang masih melangkah, mata Naura kembali dibuat takjub dengan beberapa ruangan yang ia lihat di sana. Ruang tamu, ruang keluarga, hingga ruang-ruang lain yang ia sendiri tidak tahu apa namanya.

Hingga beberapa saat setelahnya, Bagas menghentikan langkah kakinya, membuat Naura melakukan hal yang sama.

Saking fokusnya dengan apa yang ia lihat selama berjalan di sana, Naura sampai tidak sadar kalau kini ia sudah berada di sebuah ruangan. Ruangan besar yang terdapat beberapa sofa di sana. Dan di sofa itu, ia melihat ada seorang laki-laki dan perempuan paruh baya, yang tengah menatapnya dengan tatapan yang entah apa artinya.

"Naura, mereka orang tua Regan, kamu akan bicara dengan mereka."

1
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
syisya
udah ep 60an tapi belum ada kemajuan masih jalan ditempat masih itu" aja thor kapan dong mereka mulai ada rasa masing" trs kelanjutan hubungannya apa mesra"an gitu misalnya duuuh greget deh jadi gemes sama mereka kutunggu next up nya jangan lama" ya thor hihihihi semangat sehat selalu 💪🏻
syisya
seru jg tuh idenya 😅
Heny Adinda
di tunggu segera sayangnya regan sama naura
syisya
kram kali ya, semoga Naura baik" saja & kandungannya selamat & kuat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!