NovelToon NovelToon
Cupu Jadi Ratu

Cupu Jadi Ratu

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurul Senggrong

Nadia merupakan cewek cupu yang sering menjadi korban bullying. Hingga akhirnya ia harus meregang nyawa di toilet sekolah.

Namun tiba-tiba matanya kembali terbuka dengan jiwa yang berbeda.

Aurora merupakan seorang ketua mafia yang terkenal sadis dan kejam. Namun dia harus meregang nyawa ditangan anak buahnya sendiri.

Betapa kagetnya Aurora saat menyadari jika jiwanya telah berpindah pada sosok gadis lemah dan cupu.

Sebuah ingatan masuk kedalam memorinya. Tangannya terkepal begitu melihat penderitaan tubuh yang ia tempati.

Dia berjanji akan membalas semua penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh.

Siapakah sebenarnya Nadia?

Bagaimana Aurora membalas semua perbuatan orang-orang yang sudah membuat Nadia menderita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pebinor dan Pelakor

Akhirnya Naresha pun berhenti menangis. Saat ini Ia menatap Lionel dengan tajam. Dia masih merasa Lionel sudah membuat keluarganya terpecah.

"Om cakep deh. Ngapain sih jadi pebinor," ungkap Resha kesal. Jangan lupa tatapannya yang tak bersahabat.

"Dia ngomong apa sih sayang?" tanya Lionel yang memang belum begitu faham dengan bahasa Indonesia.

"Kakak bilang papa itu pebinor," ucap Nadia menjelaskan ucapan kakaknya

"Pebinor? Memangnya pebinor itu apa?"

"Mana saya tahu Pa. Tanya saja sama ibu."

Resha melongo mendengar perbincangan Lionel dan adiknya dengan bahasa yang tidak ia ketahui.

"Kenapa kau berbicara dengan pebinor ini dek?" seru Resha yang tak terima sang adik berbicara akrab dengan Lionel. Apalagi dengan bahasa yang tidak ia fahami sama sekali.

"Pebinor itu apa sih kak?"

"Kamu tidak tahu?"

Nadia menggeleng. Naresha tidak menyangka jika adiknya tidak mengetahui arti dari pebinor. Benar-benar tidak masuk akal sama sekali.

"Kalau pelakor?"

Lagi-lagi Nadia menggelengkan kepalanya. Bella terkekeh mendengarnya.

"Pelakor itu biasa disebut perebut lelaki orang atau suami orang . Sedangkan pebinor itu bisa disebut perebut bini orang atau istri orang," ucap Bella menjelaskan.

"Jadi begitu."

Nadia pun ikut terkekeh mendengarnya. Kemudian ia kembali mengucapkan kalimat itu pada Lionel. Lionel shock mendengarnya.

"Kakak salah faham. Papa_"

"Papa kamu bilang?"

"Tenang kak. Beliau yang telah menolong ibu saat ada yang berniat membunuhnya."

Deg!

Naresha menatap Bella meminta penjelasan. Bella mengangguk. Bahkan Bella menggantikan Nadia untuk menjelaskannya.

"Saat itu ada yang berniat membunuh ibu. Uncle menyelamatkan nyawa ibu dan adikmu Aurora."

"Aurora?"

"Kembaran Nadia."

"Bagaimana bisa?"

Bella pun kembali menceritakan apa. yang sudah ia alami. Begitu Bella selesai bercerita, Naresha malah memeluk Lionel.

"Thanks uncle."

"Oke!"

Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar. Bella dan Lionel segera memasang topeng mereka kembali. Naresha hanya bisa tercengang melihatnya.

"Masuk!"

Wahyu masuk senang muka lesu dan pucat. Tanpa menyapa satu orang pun dia berjalan kearah Nadia.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Wahyu dengan sendu. Nadia hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Maaf. Ayah tidak bisa melindungimu."

Lagi-lagi Nadia hanya mengangguk. Dia merasa canggung berinteraksi dengan ayah kandungnya.

"Maaf atas sikap dan ucapan ayah terakhir kali."

Kali ini Nadia hanya terdiam sambil menatap ayahnya. Jujur dia masih belum bisa memaafkan ayahnya. Apalagi dengan semua perbuatannya pada Nadia.

Bukan hanya Nadia saja yang tidak bisa memaafkan Wahyu. Bella pun tidak bisa memaafkannya. Karena ketidak pedulian Wahyu ia kehilangan putri yang belum pernah ia lihat sejak kecil.

Andai raga Aurora tidak memasuki tubuh Nadia, maka ia kehilangan keduanya. Semuanya juga karena wanita yang menyukai suaminya.

Bahkan Wahyu masih mempertahankan wanita itu berada di sekitarnya. Meski bukan kesalahannya secara langsung sih sebenarnya. Karena Wahyu tidak pernah tahu jika Laura lah dalang dibalik semuanya. Pantas jika Lionel menjulukinya pria yang bodoh.

"Ayah," panggil Naresha.

"Kamu disini?"

"Memangnya sedari tadi ayah tidak melihat?"

"Maaf."

Akhirnya Wahyu pun melihat tidak hanya kedua anaknya saja yang ada di ruangan. Ada dua orang asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Topeng yang dipakai oleh Lionel berbeda dengan topeng yang dipakai saat pergi ke perusahaan Wahyu.

"Mereka..."

"Mereka orang tua angkat ku. Selama ini aku tinggal di rumah mereka," jawab Nadia sebelum Naresha mengeluarkan suara.

Naresha ingin protes. Namun Bella yang mengetahui niatnya langsung merangkul sang putri.

"Perkenalkan nama saya Ana. Maaf jika selama ini Nadia tinggal di tempat saya," ucap Bella dengan formal.

Wahyu bergetar mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar. Namun suara itu bukan dari pemilik hatinya.

"Wahyu."

"Perkenalkan ini suami saya Lion," lanjut Bella sambil menunjuk Lion.

Bukan hanya Resha saja yang kaget mendengar ucapan Bella, Lionel pun sama. Namun tidak dengan Nadia.

"Halo," sapa wahyu sambil mengulurkan tangannya pada Lionel.

Lionel menyambut uluran tangan itu dengan kaku.

"Hai."

"Maaf...kami harus pulang lebih dulu. Ada sesuatu yang harus kami urus," ucap Bella.

"Kenapa terburu-buru sekali? Oh iya... Apakah anda yang meminta dua orang itu berjaga di depan?"

"Benar... Anda tidak keberatan kan? Kami tidak ingin kejadian tadi terulang lagi."

"Tentu saja tidak. Saya malah berterima kasih atas perhatian tuan dan nyonya pada putri saya."

"Tidak perlu sungkan. Maaf kami harus pergi sekarang."

Setelah itu Bella memeluk tubuh Naresha. Dia berbisik untuk tidak mengungkap identitasnya pada sang ayah.

Kemudian Bella beralih pada Nadia. Dia melakukan hal yang sama pada Nadia. Setelah itu Bella dan Lionel keluar dari ruangan itu.

Kini tinggal tiga orang yang berada diruangan itu. Wahyu duduk di kursi yang berada di samping ranjang. Wajahnya nampak sendu.

"Ada yang sakit?" tanya Wahyu dengan lembut. Namun Nadia hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu pasti benci banget sama ayah. Sampai-sampai mengeluarkan suara saja tidak mau."

"..."

"Tidak masalah sih. Ayah juga sadar diri. Ehm...ayah pinjam ranjangnya sebentar ya," pinta Wahyu.

Baik Nadia maupun Naresha tidak begitu mengerti dengan ucapan ayahnya. Saat Naresha ingin bertanya, tiba-tiba wahyu meletakkan kepalanya diatas ranjang.

Wahyu memegang tangan Nadia dengan lembut. Perlahan mata yang tadinya terbuka sedikit demi sedikit mulai tertutup.

Wahyu sangat lelah. Baik secara energi maupun pikiran. Saat mendengar suara Bella tadi pertahanannya hampir runtuh.

Wahyu bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ketiga anaknya sudah menjadi korban Laura. Semua karena dirinya yang tidak berguna sebagai seorang ayah.

Wahyu juga tidak mungkin menikah dengan Laura. Dia tidak memiliki rasa cinta sedikitpun untuk Laura. Semua rasa cintanya sudah habis untuk Bella.

Wahyu juga tidak percaya jika dia menikah dengan Laura, ketiga anaknya akan hidup bahagia. Bisa jadi Laura malah menyakiti mereka secara perlahan.

Wahyu kembali membuka matanya. Kemudian menatap Nadia yang juga sedang menatapnya. Wahyu pun tersenyum teduh.

"Maafkan semua perbuatan ayah sayang. Hiduplah dengan lebih baik."

Kemudian wahyu mencium kening Nadia dengan lembut. Ada rasa hangat yang mengalir dalam hati Nadia.

Setelah itu Wahyu menoleh kearah Naresha. Putri yang satu itu berdiri disampingnya. Dia pun berdiri.

Wahyu melakukan hal yang sama pada Naresha. Dia mencium kening Naresha dengan lembut.

Baik Nadia maupun Naresha merasakan keanehan dengan perilaku ayahnya. Entah kenapa firasat mereka tiba-tiba buruk.

"Ayah mau keluar dulu. Kalian baik-baik disini ya," ucap Wahyu sambil berjalan kearah pintu.

"Ayah mau kemana?" tanya Naresha.

"Ayah mau keluar sebentar. Oh ya...tolong kamu jaga kakak kamu Rangga."

"Jangan bilang ayah mau menemui nenek sihir itu!"

Wahyu tersenyum mendengar ucapan Naresha. Namun dia hanya menjawab lewat gelengan kepala. Kemudian tanpa banyak kata dia keluar dari ruangan.

Sebelum keluar dia melihat Nadia dan Naresha untuk terakhir kali sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu. Dia melemparkan senyum terbaiknya untuk kedua putrinya.

Wahyu berjalan dengan tatapan kosong. Dia sudah menemukan jalan terbaik agar anak-anaknya bisa hidup dengan baik.

Setidaknya itulah yang ada dalam pikirannya. Namun ia tidak sampai mengkhianati rasa cintanya pada sang istri.

Wahyu terus berjalan hingga keluar dari area rumah sakit. Hingga akhirnya tibalah ia di jalan raya. Wahyu terdiam cukup lama di sisi jalan. Hingga akhirnya...

Ckit!

Brak!!!!!!!

1
Yui
Luar biasa
Ananda Eka
Ceritanya bagus g bulet
Anita Zahara
Luar biasa
Yani Handayani
Biasa
Nurul Senggrong: Terima kasih
total 1 replies
Wenny Lekahena
masah baru 19 tahun sdh S2.😂😂😂
Shanum Diyah shakira
mksh authy crt yg indah
Mega Haerunita
bagus
Satri Ani
Luar biasa
Satri Ani
Biasa
Sahara Ra
Kecewa
Sahara Ra
Buruk
Keisha
Luar biasa
C_Anggrek
hahahahaa... /Facepalm//Facepalm/
www.ok
/CoolGuy//CoolGuy/
C_Anggrek
apakah aurora dg nadia kembar thor?
anak dari bella?
Mustalin Aristo
Luar biasa
Marianti Lim
like ke 999
Nurul Senggrong: Terima kasih atas semua dukungannya kak 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marianti Lim
saya pernah mengusir putri saya krn d membandingkan saya dgn mama temannya yg selalu mengizinkan anaknya keluar sampai malam...saat itu anak saya masih smp...saya bilang silakan saja kamu keluar dari rumah n jangan anggap saya sebagai mama lagi, daripada nanti kamu rusak lebih baik gak usah jadi anak saya.
Marianti Lim: menjadi seorang ibu itu gak mudah, anak lebih sering anggap kita sebagai penjahat padahal yg kita larang bukan utk mengekang 😓 jaman skr menjaga anak perempuan n laki2 jauh lebih berat drpd jaman orang tua kita.
Nurul Senggrong: Saya juga kak🤭🤭🤭... waktu itu ada acara bantengan di desa. Siang harinya dia sudah nonton sampai hampir maghrib. Terus sehabis isya' mau berangkat lagi.

Ya aku larang lah. Aku sendiri tidak begitu suka keluar. Apalagi kalau malam hari sering ada perkelahian. Aku khawatir terjadi apa-apa sama dia.

Tapi dianya berkeras hati mau lihat. Ya sudah aku suruh saja untuk lihat, tapi nggak usah balik lagi. Dianya nangis. Nggak tega sih sebenarnya mau bagaimana lagi.
Alhamdulillah dia nggak jadi berangkat. Saat tengah malam pertunjukan terpaksa harus dihentikan karena insiden perkelahian. Bahkan ada sampai yang berdarah.

Alhamdulillah semalam anakku nggak jadi lihat.
total 2 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Deska
sumpah ini part Ter ngakak 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!