Semenjak kedatangan sepupunya yang datang untuk KKN, rumah tangga Harum dan Candra mulai merenggang, apalagi usaha katering milik Harum semakin banyak pesanan, membuat Harum sedikit lalai mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri.
Tapi siapa sangka, sepupunya sendiri yang malah menggantikan tugas Harum sebagai istri Candra.
Akankah rumah tangga Harum dan Candra baik-baik saja setelah Harum mengetahui suaminya bermain api dengan sepupunya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KHSM BAB 34
Saat Nina sedang mengirim pesan ke Candra, Harum sedang mengeluarkan isi keranjang pakaian kotor untuk memisahkan antara baju, celana, pakaian dalam dan seprei dan sarung bantal dan gulingnya.
Ini kan kaos lama aku, kok bisa keluar? Apa sebelum aku masuk rumah sakit aku pernah make kaos ini yah? gumam Harum dalam hati saat melihat kaosnya yang pernah di pakai Nina.
Terus ini seprei, perasaan bukan ini deh seprei yang aku pake saat aku pendarahan. gumam Harum lagi dalam hati. Dia ingat betul saat kejadian pendarahan itu seprei di tempat tidurnya berwarna ungu muda dengan corak bunga sakura. Sedangkan yang ada di keranjang pakaian kotor seprei berwarna merah muda dengan corak bunga bougenville.
KRIIING...
Saat Harum sedang bergumam, tiba-tiba terdengar ponselnya berdering.
Harum pun meninggalkan pakaian kotor lalu berjalan menuju ruang tengah dimana dia meletakkan ponselnya di atas meja.
Melihat nama Candra yang menghubunginya, Harum pun menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Halo Mas." jawab Harum.
"Ibu bilang kamu pulang ke rumah? Bener?" tanya Candra.
"Iya. Ini aku udah di rumah. Ada Nina juga disini lagi nyari cat yang kamu suruh." jawab Harum.
"Kok gak bilang-bilang sih mau pulang?" tanya Candra.
"Kan seingat aku, hari ini kamu ada pertemuan dengan Pak Walikota, makanya aku gak bilang." jawab Harum.
"Terus kamu kesitu sama siapa?" tanya Candra.
"Sama Bapak. Pas Bapak mau ke kota nganter sayuran, jadi aku ikut Bapak." jawab Harum.
"Aku pulang sekarang kalau gitu. Kamu jangan ngapa-ngapain, duduk diem di ruang tengah sampai aku dateng! Awas aja kalau kamu ngapa-ngapain!" balas Candra.
Panggilan pun berakhir.
Harum tersenyum tipis mendengar titah Candra. Dia pun menuruti kata-kata Candra untuk duduk menunggunya di ruang tengah.
Tanpa Harum sadari kalau sebenarnya tujuan Candra menyuruhnya duduk bukan karena Candra takut Harum mengerjakan pekerjaan rumah, melainkan karena takut Harum melihat noda darah di seprei yang tadi di pegang Harum. Karena tadi Nina mengirimkan foto Harum yang sedang berdiri di keranjang pakaian kotor.
Tak lama Nina pun keluar dari dalam gudang dan menghampiri Harum yang ada di ruang tengah tanpa membawa cat dan thinner.
"Gak ada Mbak, cat sama thinnernya." lapor Nina.
"Ya Mbak juga gak tau Nin, soalnya Mbak jarang masuk gudang. Mbak aja gak tau kalau ada cat dan thinner disitu." jawab Harum.
"Tunggu Mas Candra dateng lah, dia mau kesini kok sebentar lagi." kata Harum lagi.
"Oh. Oke." balas Nina.
"Mbak, Nina minta minum yah." ucap Nina.
"Ya ambil aja Nin, masa mau minum aja harus permisi dulu sih." balas Harum.
Nina pun berjalan menuju dapur lalu mengambil air minum.
Selagi Nina di dapur, Candra pun sampai di rumah.
Melihat Candra memasuki rumah, Harum langsung beranjak dari tempat duduknya lalu berlari kecil menghampiri Candra dan langsung memeluk suaminya itu.
"Harum kangen sama Mas." ucap Harum.
"Mas juga kangen sama kamu Sayang." balas Candra.
Kemudian Harum mendongakkan wajahnya lalu memonyongkan bibirnya minta Candra mencium bibirnya. Candra pun mencium bibir Harum sekilas.
Nina yang mengintip dari ruang makan mengeraskan rahangnya melihat keromantisan Candra dan Harum, dia cemburu.
"Ekhem." Nina berdehem agar Candra dan Harum berhenti bermesraan.
Sontak Harum membalikkan badannya menghadap Nina tanpa melepas pelukannya dari tubuh Candra.
💋💋💋
Bersambung...