Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
Siapa yang masih ingat dengan sosok Harum Sari Indriana? Ya, dia adalah sahabat Yunda yang pernah membantu Yunda saat Yunda sekarat karena bekas operasinya yang infeksi dan membantu Yunda saat orangtua Yunda mengusir Yunda karena Yunda lebih memilih bercerai dengan Rio dan membantu memberikan uang pinjaman pada Yunda untuk ongkos ke Jakarta.
Kini Harum sudah menikah dengan Candra, laki-laki yang juga pernah membantu mengurus surat keterangan tidak mampu agar Yunda bisa dirawat di rumah sakit di kota tanpa biaya sepeserpun.
Candra adalah pria yang baik, penyayang, romantis, bertanggung jawab dan juga royal.
Sebelum menikah, Harum dan Candra sudah menjalin kasih kurang lebih hampir empat tahun.
Setelah menikah, Harum harus keluar dari rumah orangtuanya dan tinggal di rumahnya dengan Candra. Rumah yang ada di sebuah perumahan yang letaknya agak sedikit kota dari rumah orangtua Harum, memerlukan kurang lebih waktu satu jam untuk pergi kerumah Harum dari rumah orangtua Harum.
Setelah menikah dengan Candra, Harum yang tadinya bekerja di kota harus rela meninggalkan pekerjaannya demi mengabdi menjadi istri yang baik untuk Candra. Tapi baru tiga bulan, Harum merasa bosan karena rutinitasnya hanya itu-itu saja, apalagi kalau Candra sudah pergi bekerja, Harum merasa kesepian di rumah, ditambah lagi perumahan tempat tinggal Harum tergolong perumahan baru, belum banyak penghuni di dalam perumahan.
Setelah lima bulan menikah akhirnya Harum pun hamil, tapi sayangnya dokter menyatakan kalau kehamilan Harum adalah kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan, dimana kehamilan itu harus segera di hentikan alias di gugurkan.
Setelah ab0rsi, Harum sempat mengalami depresi, tiap hari hanya menangis karena merasa bersalah pada Candra. Tapi untungnya Candra pria yang baik dan panjang akal, dia sama sekali tidak menyalahkan Harum dan malah terus memberi semangat pada Harum.
Karena Candra selalu memberi dukungan padanya, Harum pun menemukan kembali semangatnya. Meski sudah semangat, tapi tetap saja saat sendiri rasa sedih menghampiri Harum. Tak ingin terus di hantui rasa sedih, Harum pun meminta izin pada Candra untuk membuka usaha kuliner kecil-kecilan di depan perumahan tempat tinggal mereka.
Tak perlu pikir panjang, Candra pun mengizinkan Harum membuka usaha kuliner kecil-kecilan di depan perumahan. Candra mencari lapak, membeli stelling, meja, kursi dan tenda untuk usaha Harum.
Dua minggu kemudian, setelah semua siap barulah Harum mulai berjualan. Dagangan yang Harum jual adalah nasi kuning, nasi uduk, lontong sayur dengan berbagai lauk pauk seperti daging ayam, ikan goreng sambal dan mie goreng. Semua itu Harum sendiri yang masak. Harum mulai berjualan mulai pukul enam subuh sampai dagangannya habis. Candra sama sekali tidak protes karena Harum harus berjualan mulai jam enam subuh.
Namanya juga jualan, sudah pasti tidak langsung banyak yang membeli, apalagi Harum baru saja membuka lapak, untungnya Harum juga tidak masak banyak-banyak.
Setelah satu bulan, dagangan Harum mulai banyak diminati, pastinya dari mulut ke mulut karena Harum sama sekali tidak mempromosikan dagangannya di media sosial. Yang tadinya setiap menu Harum hanya menyiapkan lima belas sampai dua puluh porsi saja, kini Harum harus menyiapkan dua kali lipatnya, tiga puluh sampai empat puluh porsi.
Dan semakin bertambah di bulan kedua dan ketiga. Di bulan ketiga, Harum harus menyiapkan masing-masing menu lima puluh sampai enam puluh porsi. Sudah menambah porsi pun masih saja ada pelanggan yang tidak kebagian makanan yang Harum jual. Yang tadinya Harum mulai berjualan dari jam enam subuh sampai habis yang habisnya kadang di jam sebelas sampai dua belas siang, sekarang belum sampai jam sembilan sudah habis.
Karena semakin banyak yang makan di tempatnya, Harum pun menambah tiga meja dan dua belas kursi untuk pelanggan yang mau makan di tempatnya. Bukan hanya itu saja, Harum juga memperkerjakan satu orang untuk membantunya jualan.
Di bulan kelima, pesanan untuk ketering berdatangan, tak kemana dua ratus sampai tiga ratus porsi dalam seminggu. Karena semakin banyak pelanggan dan pesanan ketering akhirnya Harum memutuskan untuk menyewa satu ruko untuk berjualan. Ruko yang jaraknya tak jauh dari tempat jualannya semula. Pekerja Harum juga bertambah, yang tadinya hanya satu kini sudah lima. Tiga orang bekerja melayani konsumen, dan dua lagi khusus bekerja di dapur termasuk Harum.
Jika di hitung-hitung sekarang pendapatan Harum lebih besar dari pendapatan Candra yang notabene adalah seorang pegawai negri golongan tiga. Meski pendapatan Harum lebih besar dari Candra, tapi Harum sama sekali tidak besar kepala dan masih menghormati suaminya sebagai kepala keluarga.
💋💋💋
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Tiwi
keren
2024-02-13
0
Uthie
baru mampir 👍♥️
2023-12-26
0
Juwita “Wita” Dewi
aku hadir disini dngn akun baru karena akun lama kehapus
2023-12-20
0