NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru Sebagai Istri

Kehidupan Baru Sebagai Istri

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / CEO / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu / Tamat
Popularitas:37.8k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang wanita muda bernama Misha, meninggal karena tertembak. Namun, jiwanya tidak ingin meninggalkan dunia ini dan meminta kesempatan kedua.

Misha kemudian terbangun dalam tubuh seorang wanita lain, bernama Vienna, yang sudah menikah dengan seorang pria bernama Rian. Vienna meninggal karena Rian dan Misha harus mengambil alih kehidupannya.

Bagaimana kisahnya? Simak yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbongkar

Langit telah berubah menjadi gelap, awan mendung menutupi keindahan sinar rembulan. Bahkan bintang pun tak nampak diatas sana. Angin berhembus kencang dan membawa embun. Sepertinya akan segera turun hujan.

Dan benar saja, tak lama air hujan turun begitu derasnya. Membasahi bumi ini. Bau angpao terhirup begitu sedap.

Cuaca yang sangat mendukung untuk mengeluarkan lolongan indah. Hawa dingin dari hembusan angin menambah hasr4t seorang Rian bertambah.

Hahh hahh hahh,,,,

Terdengar nafas terengah-engah.

"Ayo, baby. Keluarkan lagi suara indahmu itu. Suaramu membuatku candu dan rasanya semakin melayang."

Hahh hahh,,,

"Kamu benar-benar OK, Rian. Aku sampai kuwalahan mengimbangimu. Tapi, lama-lama si apem terasa panas. Apa kita bisa berhenti sejenak?" Ucap si lawan mulai merasa lelah.

"Aku tidak akan memberimu ampun, baby. Huhh, teruslah membuat nada-nada indah itu. Aku suka, suka sekali. Hahh."

Rian membekap mulut lawannya agar tidak banyak bicara. Yang dia mau hanyalah nada-nada indah bukan permohonan ampun.

Rian sampai tidak memberi jeda pada lawannya. Dia terus memompanya hingga lawannya banjir berkali-kali. Bahkan lawannya sudah meminta ampun pun dia tak peduli.

Rian sama sekali tidak memikirkan lawannya. Merasa sebentar lagi akan mencapai puncak kejayaannya. Rian mempercepat kayuhannya dan menghentakkan terongnya dengan kuat.

"Ri-an, a-k-ku s-hhh ud-ah gak kuu--at hhhh,,,,," Si lawan mer3mas punggung Rian dan mengeluarkan nada yang begitu kencang.

Mereka berdua tergeletak lemas.

*****

Di kontrakan.

Tika merasa jengkel dengan situasi saat ini. Beberapa kali dia terlihat mondar mandir di ruang tamu. Menunggu kepulangan suami yang tidak kunjung datang.

Dewi yang sedang duduk sambil menikmati lempeng singkong melihat Tika merasa sedikit jengah.

"Kamu itu kenapa sih? Ngapain mondar mandir begitu?"

Bukannya menjawab Tika hanya berdecih.

Dewi menghela nafas berat.

"Ditanyai orang tua kok malah diam saja." Ucap Dewi merasa kesal.

Dewi memilih melanjutkan acara ngemilnya.

Tika melirik Dewi kesal, dia menghentakkan kakinya melangkah masuk ke dalam kamar.

"Kamu itu sedang hamil, jalan itu yang-"

Jegler.

Dewi berjingkrak karena kaget.

"Astaga anak itu makin lama makin kurangaj4r." Ucap Dewi mengelus dadanya.

Hujan sudah reda, saat ini jam menunjukkan pukul 02.00 WIB dini hari. Rian baru sampai di rumah kontrakannya. Dengan mudahnya Rian masuk ke dalam rumah, itu karena Dewi tidak mengunci pintunya. Apalagi tahu Rian diluar rumah.

Rian masuk ke dalam kamarnya, terlihat Tika tertidur dengan pulasnya. Tanpa membersihkan badan dia langsung tidur di samping Tika.

*****

Malam telah berlalu. Sang surya mulai menampakkan diri. Pagi ini terlihat begitu cerah.

Setelah usai sarapan, Misha meminta ijin pada Refan untuk pergi ke rumahnya kembali. Refan pun mengijinkannya, namun sore nanti Misha harus sudah kembali. Tentu saja Misha menyetujuinya.

Saat ini Misha sudah berada di rumahnya. Sebenarnya dia tidak tahu ingin melakukan apa di rumahnya itu. Tapi, hatinya seolah-olah terdorong ingin berkunjung.

Misha mendudukkan dirinya di bangku teras depan.

"Haih, yen ngene iki ya gabut toh. Enakke ngapa ya?"

Misha nampak bosan. Dia kini sedang berpikir.

Dia akhirnya memilih mengambil kunci mobilnya dan memanasi mesin mobil yang sedari waktu itu tak pernah dia sentuh.

"Mobil larang-larang malah dianggurke. Sayang banget. Mending tak pakai buat jalan-jalan sekitaran komplek sekalian nyari makanan."

Misha pun mengeluarkan mobilnya dari garasi. Dia akan jalan-jalan sambil mencari makanan untuk menemani kesendiriannya di rumah itu.

Setelah beberapa saat muter-muter, Misha akhirnya memilih berhenti di sebuah minimarket. Dia memarkirkan mesin kudanya tepat di depan minimarket tersebut.

Misha masuk dan mengambil keranjang belanja. Misha mengambil beberapa makanan instan seperti mie, bakso, dan sosis, dia juga mengambil makanan ringan dan minuman segar.

Setelah keranjang belanjaannya penuh, Misha langsung menuju kasir untuk membayar.

"Sudah, Kak? Apa ada yang mau ditambah?" Tanya penjaga kasir.

Misha mengangguk. "Sudah. Itu aja."

Kasir tersenyum mengangguk. "Total semuanya 165 ribu, Kak."

Misha mengambil dua lembar uang berwarna biru di dompet lalu dia berikan ke penjaga kasir.

Setelah melakukan pembayaran, Misha langsung pulang.

Sampai di rumah dia meletakkan barang belanjaannya di atas meja makan. Dia mengeluarkan makanan instan untuk dia olah.

*****

Si sebuah Mall, terlihat sepasang sej0li sedang berbelanja disebuah butik. Mereka sedang memilih-milih pakaian. Tepatnya memilih pakaian untuk si wanita.

"Mas, yang ini bagaimana? Kalau sama yang ini bagusan mana?"

Nampak si pria memperhatikan kedua dress tersebut.

"Lebih cantik yang ini. Tapi, kamu pakai yang mana aja tetap terlihat cantik, sayang." Goda si pria.

"Ah, Mas Ferdi sih gombal. Kalau aku pilih dua-duanya boleh gak?"

Ferdi mengangguk. "Boleh Tikaku sayang. Apapun yang kamu mau."

Ya, sepasang sejoli itu adalah Tika dan Ferdi.

Mata Tika pun berbinar. Bibirnya merekah dengan sempurna. Tika langsung memeluk Ferdi. "Terima kasih, Mas. Tika jadi tambah sayang sama Mas Ferdi." Ucapnya.

Drrt! Drrt!

Ponsel Ferdi berdering. Ferdi pun merogoh ponselnya di saku jasnya.

Tertera nama istriku tercinta disana.

"Fani telepon."

Tika hanya ber Oh dan mengangguk.

Sebelum Ferdi mengangkat telepon, Ferdi mengeluarkan kartu. "Ini, kamu bayar sendiri ya, aku angkat telepon dia dulu."

Tika mengangguk dan menerima kartu tersebut dan melangkahkan kaki menuju kasir untuk membayar pakaiannya.

Setelah membayar pakaiannya. Tika mencari keberadaan Ferdi. Ternyata Ferdi di depan pintu butik masih menerima telepon.

Tika berdiri dibelakang Ferdi. Terlihat Ferdi memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya.

"Mas."

Ferdi menoleh. "Sudah?"

Tika mengangguk.

"Terus, kita mau kemana lagi?"

"Aku mau dibeliin cincin, Mas."

Tanpa protes, Ferdi langsung menggandeng tangan Tika dan mengajaknya ke toko emas.

Tika memilih cincin berlian dengan harga tidak murah dan Ferdi juga tidak melarangnya untuk memilih cincin berlian tersebut.

Dengan harga 120 juta, cincin berlian Tika sematkan di jari manisnya.

"Ah, ini sangat indah. Iya kan, Mas."

Ferdi hanya tersenyum mengangguk. "Ada yang ingin dibeli lagi?"

Tika menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku sekarang merasa lapar, Mas. Kita cari makan yuk!" Ajak Tika.

Karena Tika merasa lapar, Ferdi langsung mengajak Tika masuk ke dalam salah satu resto seafood.

"Kamu mau pesan apa, sayang?" Tanya Ferdi.

"Aku mau pes-" Jawaban Tika terpotong kala seseorang datang menyapa mereka.

"Hai, Tika."

Tika menatap siapa yang telah menyapanya. Begitupula dengan Ferdi.

Mereka berdua terkejut. Rasa takut dan gugup menerpa keduanya.

"Fani?"

"Ma-mama?"

Fani menatap Tika dan Ferdi secara bergantian.

"Papa. Katanya Papa tadi sedang ada pertemuan dengan klien! Apa kliennya ada disini?"

"It-itu. Ma."

Ferdi begitu gugup saat ini. Bahkan untuk menjelaskan saja lidahnya terasa kaku.

"Kenapa Papa menjadi gugup? Atau klien Papa itu adalah Tika?"

"Fani, jangan salah paham. Kita hanya tidak sengaja bertemu." Jelas Tika.

Fani menatap Tika.

"Oh, gak sengaja bertemu ya? Lalu, apa meminta cincin berlian pada suami orang itu juga tidak sengaja ketiban rejeki?"

"It-itu." Tika ingin menjawab tapi, rasanya begitu susah. Tika menjadi mati kutu.

Fani melipat kedua tangannya bersedekap dada.

"Papa, jangan lupa konsekuensinya. Jangan kira, Mama tidak tahu apapun tentang hubungan kalian."

Ferdi beranjak dari tempat duduknya dan menggenggam tangan Fani. "Ma, maafkan Papa. Ini tidak seperti yang Mama kira." Jelas Ferdi.

Fani hanya diam tidak menanggapi Ferdi.

Mereka bertiga kini menjadi pusat perhatian. Bahkan sedari awal ada yang jahil merekam mereka.

"Ma, tolong maafkan, Papa. Papa siap melakukan apa saja, bahkan jika harus meninggalkan dia, Papa siap, Ma."

Tika mendengar penuturan Ferdi langsung melotot.

"Mas."

"Diam kamu." Bentak Ferdi pada Tika. Tika terlonjak kaget.

"Ma, maafin Papa ya?" Sambung Ferdi.

"Jadi, Papa sudah mengakuinya? Jangan-jangan dia hamil itu anak Papa ya?"

"Anu, Ma. Itu sebuah kesalahan. Dia menjebak Papa, Ma. Percayalah."

Fani menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar.

"Seharusnya kamu berterimakasih kepadaku, Fan. Lihatlah aku, aku berhasil memberikan keturunan untuk Mas Ferdi, sedang dirimu, kamu m4ndul."

Plak!

Tika menoleh karena sebuah tangan menanparnya. Bukan Fani melainkan Ferdi.

"Mas." Tika mengelus pipinya yang terasa panas dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jangan pernah mengatai istriku seperti itu. Lebih baik istriku daripada kamu. Kamu itu barang obralan, barang murah. Kalau bukan karena kamu memasukkan sesuatu ke dalam minumanku, semuanya tidak akan terjadi. Kamu sangat berbeda dengan istriku. Aku tidak masalah jika tidak memiliki keturunan, asal aku bisa hidup bersama dengan istriku. Aku sangat menyesal telah mengenalmu. Jika bukan karena kamu mengandung calon anakku. Aku tidak sudi dekat denganmu."

Fani tersenyum miring mendengar Ferdi mengucapkan semua itu ke Fani. Hanya saja hatinya masih terasa sakit. Entah dia akan menerima dan memberi suaminya kesempatan atau tidak. Mungkin jika Ferdi bersungguh-sungguh, Fani akan memberinya satu kesempatan lagi.

"Aku sudah pernah bilang, aku akan bertanggungjawab asal tidak yang satu itu. Dan kini aku membuktikannya dengan menuruti apa kemauanmu. Aku akan membiayayai semuanya sampai anak itu lahir. Tapi apa? Kamu wanita yang sangat serakah. Bayi yang ada dalam kandunganmu selalu kamu jadikan senjata. Dasar wanit4 lic1k."

Ferdi nampak terengah-engah. Dadanya naik turun karena emosi.

"Ayo. Ma. Kita pergi dari sini. Percuma Papa ngomong panjang lebar dengannya, dia tidak akan bisa mencerna maupun memahaminya."

Ferdi menarik tangan Fani dan beranjak pergi dari resto meninggalkan Tika yang hanya diam mematung.

"Huu. Ternyata pelakor."

"Modal nga4ngkang dapet cuan. Tapi, yang ini kebablasan. Hasilnya dijadiin senjata. Kasihan amat bayinya."

"Wanita matre ya begitu."

"Mbak, sama aku yuk. Semalam berapa?"

Mereka tertawa meledek Tika.

Sementara Tika menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang Ferdi ucapkan. Dia seakan menjadi linglung. 'Kenapa semuanya terbongkar secepat ini? Tidak, bukan begini rencanaku. Mas Ferdi tetap harus bertanggungjawab, yah. Aku harus menyusul dan merayunya.'   Batin Tika.

Apalagi mendengar hinaan dari orang-orang yang menyaksikan perdebatan mereka. Tika mengepalkan kedua tangannya dan menyambar barang belanjaannya lalu beranjak pergi. Dia merasa sangat malu.

1
lily
senengnyaaaa
lily
aku pun juga akan syok haha
lily
knpa meninggalnya cpet kali kau rehat
lily
sudh diangkat derajatnya malah nglunjak jadinya gtu deh
lily
kasihan asisten jo
lily
hasil karma kaya gtu haha
lily
rumah misha diperumahan apa bukan ada gerbangnya atau nggak
lily
bgus misha
lily
nanti kena penyakit lo
lily
haduhhh makin gk normal
lily
jadi inget seseorang, yg sukanya muji2 menantu kesayangan hah gak taunya dijadiin babu hahaha
lily
wis semprul Kabeh keluargane Rian
lily
busettttt brrti apa namanya itu eh istilahnya biseksual eh bener apa nggak?
lily
itu kan bentukan menantu tersayangmu harusnya di trima hahaha
lily
kmu beruntung sha
lily
yg diusir kmu Rian cs
lily
tikanya aja yg gak tahu diri
lily
cintanya keblabasan jdinya gk pake logika
Rahma Intan
ceritanya bagus tp knp kurang like
LOLLIPOP: terima kasih, kak. semoga kedepannya semakin baik☺️🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lacur lo itu astaga jo qm g pernah mengenal cinta ehh sekali kenal dpet spek bekas kek tika ats gaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!