NovelToon NovelToon
I FELLIN LOVE WITH A CRIMINAL

I FELLIN LOVE WITH A CRIMINAL

Status: tamat
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Melza Apriliza

"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"

Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.

"kau.. Aku tidak ingat"

"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.

"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.

"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.

"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.

Cupp

Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.

"Sialan kau!"

PLAKK

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melza Apriliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Dengan dendam yang sama, 2 keluarga ini akhirnya saling maju bersama, namun langkah mereka terhenti dengan jarak 1 langkah kaki. David dan Arsyad saling menodongkan pistol satu sama lain.

Fiuwik fiuwik

Agler bersiul memberi kode pada tim yang berada diroof top, ya itu tim Glamora, mereka sudah menyelinap masuk ke lantai tiga, mereka berpencar di lorong-lorong, tanpa terlihat siapapun.

Glamora langsung menyiapkan anak panahnya, ia mengarahkan panah itu pada seorang kumpulan pria yang berada dibarisan paling belakang. Glamora melakukan itu hingga terkena 7 pria, tentunya anak panah itu tidak membuat suara, jadi tidak ada orang yang menyadarinya.

Lalu beberapa pria dari tim Glamora menembak 10 pria, itu mengalihkan perhatian mereka semua, saat mereka melihat ke belakang sudah ada 17 orang yang tewas.

"Arsyad.. rupanya kau sudah merencanakannya sebelum kesini ya". Ujar David yang kali ini sudah sangat marah ditambah melihat 30 orang keluarganya mati.

Karena itu, David menekan tuas pada pistol nya, namun kalah cepat karena Glamora langsung memanah lengan David dari atas sana. Mereka semua langsung melihat ke atas. Betapa terkejutnya Liam karena pelakunya adalah Glamora.

Melihat itu, beberapa pria akhirnya diperintahkan untuk mengejar tim Glamora, dengan cepat Glamora dan tim berlari lalu berpencar.

Glamora masuk ke salah satu ruangan dan mengumpat dibalik bilik-bilik besar. 2 pria masuk mencarinya. Glamora mengambil gelas yang ada didekat tangannya itu, lalu melemparkannya ke arah jendela, membuat 2 pria itu beralih perhatiannya. Mereka mendekat ke jendela. Melihat kesempatan itu Glamora memanah mereka dari belakang, lalu keluar dari kamar itu, saat keluar Glamora malah tertangkap oleh 1 pria dari keluarga Regen. Namun dengan pintarnya Glamora meraih 1 anak panah nya dan menusukkannya ke dada pria itu, hingga pria itu terkapar tak berdaya.

Fiuwik fiuwik fiuwik

Agler memberikan kode lagi, kali ini untuk semua tim yang suda terbagi, mereka semua masuk dari berbagai arah, dan disana mereka melanjutkan aksinya, suara tembakan memenuhi ruangan itu.

Glamora akhirnya sampai dibawah, dan ikut menyerang keluarga Regen dari jauh, menggunakan panah, namun Glamora tidak akan melukai Liam, bagaimanapun Liam adalah sahabatnya.

Sementara itu, Arsyad dan David bertengkar tidak menggunakan senjata, mereka bertengkar sembari berbincang mengenai sesuatu. "Kenapa kau melakukan ini terhadapku, David?". Tanya Arsyad berusaha menggali apa yang sebenarnya David inginkan.

BUGG!!

BUGG!!

Mereka saling menonjok satu sama lain. "Kau tahu Arsyad, dari dulu aku ingin sekali mengalahkan mu, dari pertama kita berteman awalanya memang aku sangat senang berteman denganmu, namun lama kelamaan aku muak dengan pertemanan ini, karena aku selalu iri dengan mu yang bisa mendapatkan perhatian dari semua orang, kepintaranmu, keluarga mu, orang-orang disekitar kita, selalu tertuju padamu, sedangkan aku? Tidak ada yang peduli". Ucap David panjang lebar, rahangnya megeras dan wajahnya terlihat sangat marah.

BUGG!!

Arsyad menonjok pelipis David. "Seharusnya kau bilang dari dulu, kalau kau hanya iri, kenapa sampai seperti ini?". Tanya nya, kali ini Arsyad juga sangat marah, urusan pribadi seharusnya diselesaikan secara pribadi, kenapa sampai membawa keluar seperti ini.

S

"BUKAN HANYA ITU". David mencengkram kerah baju milik Arsyad.

BUGG!!

"Benetta!, Aku sangat menyukainya, namun kau merebutnya"

BUGG!!

"Aku muak melihat wajahmu!"

BUGG!!

"Lalu Reqsa?, Hanya pelampiasan mu?, Bayangkan perasaan Liam saat tahu bahwa ayahnya tidak serius dengan ibunya ternyata". Arsyad mengeluarkan semirik nya, ia melayangkan kepalan tangan nya dan mendarat dipelipis David.

BUGG!! BUGG!! BUGG!!

Arsyad memukul David dengan membabi buta, ia sangat kesal ternyata alasan David terlalu kekanak-kanakan baginya.

"Memang benar haha, aku hanya menjadikan Reqsa sebagai batu loncatan agar aku bisa lebih mudah menyiksa mu". Ujar David sembari tertawa lepas.

"Dan kau tahu tidak? Liam bukan anakku". Tambahnya, tanpa memikirkan apapun.

"Dan ini saatnya..". Lirih David, ia melepaskan genggaman tangannya dikerah baju milik Arsyad, kemudian ia mengambil pistol yang sudah tergantung ditali ikat pinggang, lalu ia menodongkan pistol itu dikepala Arsyad.

DORR!!

ZLEEP!!

Glamora mendaratkan panahnya tepat dilengan David, sebab itu peluru yang seharusnya akan mengenai kepala Arsyad meleset tertancap didinding.

"Sialan kau, kenapa wanita selalu ikut campur urusan laki-laki?". Berkata seperti itu, David mencabut langsung panah yang sudah tertancap dilenganya, David mengambil langkah nya, ia berjalan menuju dimana posisi Glamora berada, sebelum sampai disana, ia sempat mengambil besi runcing yang berada dibawahnya, entah kenapa hasratnya ingin sekali mengambil besi itu lalu membunuh Glamora.

Sampai nya ia dihadapan Glamora, David mengayunkan besi runcing itu dan menusukkannya ke betis wanita itu.

ZLEBB!

"ahkkk..". Glamora berteriak histeris, kakinya sangat sakit sehingga ia terkapar tidak dapat berdiri dan berjalan. "Ayahh!!!!". Teriak Liam yang melihat ayahnya sudah menancapkan besi runcing itu dikaki Glamora.

Dengan cepat Liam berlari untuk membantu Glamora. "Gla.. bertahan lah..". Liam sangat kuwatir saat itu, ia sangat menyesal, kenapa harus dilahirkan di keluarga yang seperti ini, kenapa ia harus ada di keadaan seperti ini, ia merasa bahwa semua ini terjadi karena dirinya.

Akhirnya Liam mengambil tindakan untuk mencabut besi itu dari betis Glamora. "Bisakah kau bertahan?". Tanya Liam, tangan nya kini sudah memegang kuat besi itu, berancang-ancang untuk mencabutnya. Namun...

DORRR!!

"Ahh..". Liam terkena tembakan dilenganya. Refleks ia memegangi lengannya yang sudah keluar darah.

"Jauhkan tangan mu, uruslah ayahmu". Ujar Agler, yang baru saja telah menembak Liam, ia mendekati Liam dan mendorongnya pelan. "Biar aku saja yang urus, kau pergi". Suruh Agler dengan wajah datarnya, namun didalam lubuk hatinya, ia sudah sangat khawatir terhadap Glamora.

Liam pun pergi, karena ia juga sudah tidak tahu harus apa, perasaannya sekarang benar-benar sudah tidak beraturan.

Agler berlutut, ia melihat Glamora sudah menangis kesakitan, darahnya yang sudah keluar lumayan banyak. "Aku akan mencabutnya, kau tahanlah..". Agler menggenggam erat besi itu, ia mulai mencabut besi itu dari betis Glamora, sedangkan wanita itu menggigit bajunya sendiri, untuk menahan rasa sakit yang akan lebih parah, karena besi nya akan tercabut.

Tidak butuh waktu lama, Agler menarik besi yang tertancap itu dengan kuat namun berhati-hati, dan akhirnya besi itu tercabut dari betis Glamora, Agler langsung menggendong Glamora ala bridal style.

"LIAM!, DIMANA RUANGAN YANG KOSONG". Agler berteriak kepada Liam, lalu Liam mengantarkan Agler ke ruangan yang biasa untuk mengobati orang-orang yang terluka, diikuti oleh Vera dan Frea yang juga khawatir dengan keadaan Glamora saat ini.

Agler menaruh Glamora diranjang yang sedikit cetek, wanita itu meluruskan kakinya, Agler terburu-buru mengambil kain kasa, ia membalut betis Glamora yang tertancap besi tadi, membalutnya berkali-kali.

"Sudah kaa.. sudah..". Ucap Frea lembut yang melihat Agler terus-terusan membalut betis Glamora tak henti-henti.

"Ka.. sudah..". Vera menyentuh pundak Agler, yang akhirnya Agler berhenti melanjutkan aksinya itu. Ia langsung mengikatnya dengan kuat.

"Seharusnya kau tidak terlibat dalam hal ini..". Agler merasa bersalah pada Glamora. Melihat Glamora jadi seperti ini, ia sangat takut jika seterusnya ia akan menjadi alasan Glamora terluka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!