menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34
Zaifa mengerjapkan matanya, ia menatap sekeliling. ruangan dengan nuansa putih dan bau obat yang pekat menandakan bahwa ia ada di rumah sakit. Ia menggerakkan tangan nya dan menyenggol sesuatu. ia melihat ke arah tangan nya dan ternyata itu adalah Raihan yang tertidur menghadap ke arah nya. Mungkin Raihan menunggu nya.
Zaifa menyentuh pipi mulus Raihan, pria yang masih saja mencintai dirinya meski dirinya sudah mengkhianati dan bahkan memilih pergi daripada memperjuangkan kisah mereka.
Raihan membuka kelopak matanya saat merasa ada seseorang yang menyentuh pipi nya.
"kau sudah bangun?" tanya Raihan dengan suara serak khas bangun tidur.
"apakah kau merasa pusing?"
"kenapa aku ada disini?" tanya Zaifa.
"kau pingsan tadi, apa yang terjadi padamu?" tanya Raihan.
"aku pingsan?"
Raihan mengangguk kan kepalanya. Zaifa pun mencoba mengingat-ingat hal sebelum ia pingsan. hal terakhir yang ia ingat adalah ketika Niel menyebut dirinya sebagai adik yang hilang 29 tahun yang lalu.
Zaifa memejamkan matanya, ia tak bisa mengingat apapun malah hanya pusing yang ia rasa.
"sebenarnya ada apa mas?" tanya Zaifa.
"Zaifa, tak apa jika kau tak mengingat apapun. Aku akan selalu ada untuk mu dan membantu mu memahami semuanya perlahan-lahan"
"Tante Niken? Dimana dia?"
"kau sudah mengingat nya?"
"tidak ada yang aku ingat, hanya saja aku seperti pernah dekat Tante Niken, dan aku merasa nyaman saat di peluk nya. Tapi bagaimana mungkin Tante Niken adalah ibu ku jika aku memiliki orang tua lengkap sejak dulu?" tanya Zaifa bingung.
"Zaifa jangan berpikir terlalu keras dulu nanti kau akan pusing lagi"
"Zaifa akhirnya kau siuman!!!" seru seseorang membuat Zaifa menoleh.
Zaifa menatap orang-orang yang baru masuk ke ruangan nya. Dan pandangan nya terpaku pada wanita setengah baya yang menatap nya dengan mata berkaca-kaca.
Raihan menyingkirkan tubuh nya memberi ruang bagi Niken yang hendak dekat dengan putri yang sangat di rindukan nya.
"kau sudah sayang? Apakah kau masih merasa pusing. Maafkan maa yang memaksa Kakak mu menceritakan semuanya hingga kau malah pingsan" ucap Niken mencium lembut kening Zaifa.
"Tante... Bisakah menceritakan pelan-pelan sebenarnya apa yang terjadi?" pinta Zaifa.
Niken mengelus lembut rambut Zaifa yang tertutup jilbab pink cerah itu.
"ya, mama akan menceritakan nya" ucap Niken.
Niken duduk di kursi di sebelah Zaifa. Ia menggenggam tangan Zaifa kemudian mengecup nya penuh sayang. semua itu tak luput dari mereka semua yang duduk di sofa dan juga ingin mendengar cerita dari seorang ibu yang kehilangan Putri nya.
"dulu 31 tahun yang lalu, Tante memiliki seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Dia memiliki tahi lalat kecil di ujung dagu, sama seperti milik mu" ucap Niken menyentuh wajah Zaifa.
Zaifa menatap lekat mata uang berembun itu. Entah kenapa perasaan nya bergetar seperti merasakan sesuatu.
"saat itu Niel masih berusia dua tahun, anak itu sering merasa cemburu ketika Tante menimang adik perempuan nya. Tapi ia tak pernah sedikit pun. hingga Tante menemukan sepasang suami istri yang membutuhkan pekerjaan. Tante pun menerima mereka, si pria menjadi tukang kebun dan si wanita menjaga bayi Tante saat Tante sedang bermain bersama Niel. Hingga dua tahun kemudian, Tante baru tau bahwa ternyata sebuah kesalahan membawa mereka ke rumah"
29 tahun yang lalu.....
Seorang wanita setengah baya yang memiliki tubuh tambun dan kulit yang sedikit hitam sedang memperhatikan seorang balita perempuan yang asyik berceloteh dengan mainan yang berserakan di samping nya.
Wanita itu tersenyum miring, kondisi rumah yang sepi karena sang empu sedang keluar semua. Di manfaat kan oleh wanita itu. wanita itu memasuki kamar sang majikan dan membuka semua lemari untuk mengambil benda apa saja yang memiliki nilai jual tinggi. Setelah mendapat satu tas penuh perhiasan dan uang ia keluar dan menggendong balita perempuan itu.
Sang suami sudah menunggu nya di pintu belakang, kebetulan rumah besar itu tidak banyak memiliki pembantu sehingga memudahkan mereka melakukan aksi nya.
Sementara sang balita hanya diam saja, sebab sudah terbiasa dengan dua orang itu. Ia hanya diam tak tau hendak dibawa kemana kah dirinya.
Mereka berlari menjauh dari rumah, menuju terminal bus dan melakukan perjalanan jauh hingga mereka beberapa kali pindah bus. setelah perjalanan beberapa jam mereka sampai di desa yang masih sangat jauh dari peradaban kota. Ia mengetuk pintu salah satu rumah.
Sementara di rumah mewah itu telah terjadi kehebohan, dimana dua pekerja mereka pergi membawa putri mereka. Rekaman cctv menjelaskan semuanya.
"ini salah mama pa, mama meninggalkan Anzeil sendirian. Dimana putri kita pa" teriak histeris sang mama.
Sementara seorang anak berusia empat tahun hanya menangis karena sadar adik perempuan nya tidak ada di rumah.
"kita akan berusaha mencarinya ma" jawab sang suami memeluk erat tubuh istrinya.
"adikku,,, Anzeil" gumam anak kecil itu.
Off...
"sejak itu segala upaya di lakukan tapi tak membuahkan hasil. Mereka seperti hilang tertelan bumi. Anak buah suami Tante tak menemukan hasil apapun. Hingga semakin lama kesehatan mas Pras semakin menurun karena selalu memikirkan Anzeil, hingga kemudian akhir nya suami Tante harus meninggal tanpa bisa bertemu dengan putri nya"
Zaifa memeluk erat tubuh wanita yang menangis sesenggukan itu. Tak hanya Zaifa bahkan mereka yang mendengar cerita Niken pun ikut menitik kan air matanya.
"bagaimana bisa ada yang tega memisahkan seorang anak dari orang tua nya" seru Diva.
Boby yang mendengar itu kemudian mengelus lembut bahu sang kekasih.
"lalu, bagaimana bisa Tante mengklaim bahwa aku adalah Anzeil itu?"
Niken menangkup wajah Zaifa, menatap lekat mata berwarna coklat yang jarang di miliki oleh warga asli Indonesia. Sebab memang Prasditya adalah pria campuran Indonesia Amerika dan gen Amerika dari Prasditya menurun ke Anzeil.
"tahi lalat ini" Niken menyentuh tahi lalat kecil di ujung dagu Zaifa.
"kemudian mata coklat yang sangat mirip dengan suami Tante. Dan juga hasil tes DNA yang membenarkan segala kemiripan itu"
Zaifa menangis, ia menatap lekat wanita di depan nya. Mereka pun berpelukan kembali.
Pantas saja selama ini orang tua nya selalu kasar dan memperlakukan ia seperti pembantu ternyata karena ia bukan lah putri kandung mereka. Lagipula orang tua mana yang tega menjual putri kandung nya sendiri. Zaifa memang sudah curiga tapi ia tak memiliki kuasa apapun.
Suasana haru itu terasa khidmat hingga sebuah panggilan membuat mereka semua menatap ke arah pintu.
Mereka semua terkejut tak terkecuali Zaifa yang langsung bergetar takut melihat siapa yang datang.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....