3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Malam ini, setelah makan malam, dan membantu istrinya untuk merebahkan diri di kasur. Daffa memutuskan untuk masuk ke ruang kerjanya. Ingatan tentang perkataan sahabatnya mulai berkelana dalam benaknya.
Flashback
Malam saat di rumah sakit, setelah Daffa mendapat ciuman hangat di pipinya dari istrinya, ia segera merebahkan diri di sofa, dan berpura pura tidur. Setelah beberapa saat merasa tidak ada lagi pergerakan dari istrinya, ia mulai kembali membuka matanya, dan membuka ponsel miliknya. Ia meneruskan kembali obrolannya bersama para sahabatnya melalui group chat mereka
"Jadi menurut kalian aku harus bagaimana?" tanya Daffa mengetikkan kalimatnya
"Menurutku kau harus mulai berbuat baik pada istrimu, seperti berkata kata dengan lembut, atau semacamnya" usul Lion
"Aku setuju, kau harus bisa menunjukkan bahwa kau peduli padanya, buat dia merasa nyaman denganmu, hingga dia melupakan niat buruknya untuk menikah denganmu" saran Ardan
"Tapi itu tidak mungkin, aku sama sekali tidak pernah memulai percakapan apapun dengannya" balas Daffa lagi
"Itulah point pentingnya, mulai besok kau harus mulai belajar untuk berbicara lembut, dan bersikap hangat padanya. Lagipula jika rencana kita ini berhasil, bukankah kau akan mendapatkan keuntungan berlipat? Kau akan merubah niat istrimu yang menikah denganmu untuk menguasai harta, dan kau juga bisa memiliki istrimu seutuhnya. Kalian akan bahagia" balas Arga
"Aku setuju" timpal Ardan dan Lion
Daffa melirik istrinya yang masih tampak terlelap. Bersikap hangat? Berkata lembut? Bagaimana mungkin, ia tidak yakin untuk melakukan itu semua. Daffa menghela nafas kasar, dan kembali fokus pada ponselnya
"Tapi aku tidak yakin" tulis Daffa kembali
"Tapi kami yakin" jawab Arga
"Iya, dulu kau juga mengatakan bahwa kau tidak akan bisa bersahabat dengan wanita manapun, tapi kenyataannya kau bisa bersahabat dengan Diana dan Gita" timpal Lion
"Itu berbeda. Mereka berdua sangat berbeda, lagipula kalau tidak karena campur tangan kalian yang memintaku untuk menerima mereka berdua bergabung dalam geng kita saat itu, maka aku tidak akan pernah mau menerima mereka" balas Daffa lagi
"Maka dari itu sekarang kami kembali memintamu untuk belajar menerima istrimu. Setidaknya ajak dia berteman, anggap dia sebagaimana kau menganggap Diana dan juga Gita" ucap Ardan
"Aku setuju, kau pikirkan saja dulu" timpal Lion
Daffa menyudahi percakapannya. Ia mematikan ponselnya, dan berjalan menuju brankar sang istri. Ia kemudian berinisiatif untuk kembali membenahi selimut istrinya yang tampak sudah merosot. Setelah itu, ia kembali menuju sofa dan tidur untuk menenangkan hatinya
Daffa kembali tersadar dari lamunannya. Ia segera keluar dari ruangan tersebut, dan ternyata istrinya masih belum tidur. Daffa berjalan mendekat menuju ranjang dimana istrinya berada
"Kenapa belum tidur?" tanya Daffa
"Aku belum mendapat ciuman malam ini" jawab Sekar
"Aku rasa tidak ada pertemanan yang ber-adegan cium setiap akan tidur" ucap Daffa
"Umumnya memang begitu, tapi aku mencintaimu, jadi aku bebas untuk memminta cium padamu. Lagipula kau suamiku, lalu apa salahnya" ucap Sekar
Daffa tidak mengindahkan perkataan istrinya. Ia lantas berjalan menuju kamar mandi, untuk membasuh wajahnya. Namun barusaja melangkah, intruksi istrinya kembali menghentikan langkahnya
"Baiklah kalau Mas tidak mau menciumku. Kalau begitu tolong benahi selimutku, aku tidak bisa menjangkaunya" ucap Sekar
"Modus lama" cibir Daffa, dan kembali melanjutkan langkahnya
"Minta tolong dikira modus" gerutu Sekar sembari mencoba meraih selimut yang ada di ujung kakinya.
Daffa yang melihat hal tersebut mau tidak mau mengundur langkahnya, dan membantu istrinya meraih selimut, dan kembali satu kecupan mendarat di pipinya. Sang pelaku hanya tersenyum tanpa dosa, seakan apa yang ia lakukan adalah hal yang biasa. Sedangkan Daffa yang mendapat ciuman entah ke-berapa kalinya merasakan dadanya kembali berdebar